bagian 1

328 44 6
                                    

  Mengingat masa lalu bukanlah sebuah dosa.
(Bilo)


Bilo menghentikan motornya, sejenak ia memperhatikan lokasi yang pernah menjadi tempat latar belakangnya pertemuan dia dengan Arsya pertama kali di Jakarta.


Flash back

"Turun!"
Perintah lelaki kutub pada gadis yang duduk disampingnya. Laki-laki ini dipanggil kutub oleh gadis disampingnya, lantaran dingin dan hemat bicara.

"Kamu gak ikut?"

"Enggak." Dengan tatapan lurus kedepan.

"Kan aku gak tau cara masuk kesananya." Terang gadis itu sembari melihat bangunan mall yang terbesar di Jakarta. Ia baru tiga hari berada di kota politran dan belum pernah memasuki pasar yang berpintu seperti mall pada umumnya.

"Buruan." Bentak lelaki di sampinya.

"Tapi.." ia menunduk menghindari pandangan lelaki yang sedang menatapnya dingin.

🐾🐾

Geral, Dita, dan Inop sedang standby di atas motor gede mereka yang sedang parkir di bundaran simpang tiga. Mereka menanti Bilo untuk balapan karena minggu lalu mereka di bubarkan, sebab ada polisi lalu lintas yang berpatroli. Geral tersenyum sinis saat melihat Bilo menampakkan batang hidungnya bersama dua temannya yaitu Yoga dan Adi.

"Aku pikir kamu menyadari kekalahan kamu." Ejek Geral dibalik helmetnya.

Bilo berdesis dan meremehkan lawannya, "aku gak akan menyerah pada kecoa kotor seperti kamu."

Geral terlihat emosi, ia hendak turun dan ingin menghabisi lelaki yang terlihat santai di depannya. Untungnya Dimas segera mencegahnya kalau tidak mungkin mereka tidak balapan motor melainkan balapan pada wajah sampai babak belur.

"Kita langsung balapan aja. Nanti polisi nongol lagi." Seru Inop yang berada dibelakang Adi .

Mereka memulai pertandingannya di saat Akbar memberi aba-aba.


Motor Geral mendahului Bilo ia mengacungkan ibu jarinya ke bawah ketika motor Bilo di  lewatinya. Itu membuat Bilo merasa di rendahkan ia menambah kecepatan motornya dan memburu Geral yang mengendarai motor berwarna Merah.

Dita melintasi Yoga yang berada di posisi empat, dan sekarang akan melintasi Adi yang berada di posisi tiga, sepertinya Geral dan kawan-kawannya akan menjadi jagoan jalanan pada hari ini

Arsya mulai keluar dari mobil si kutub,  memberanikan diri untuk menyeberang, karena lelaki yang bersamanya memakirkan mobil di seberang jalan, membuat gadis itu berdecak sebal.

"Kenapa si anaknya pak Afdal gak punya perasaan, beda banget sama pak Afdal yang berhati bak malaikat." Kini Arsya mulai melangkah menyeberangi jalan.

Sementara Bilo telah menyeimbangi motornya Geral, mereka saling ingin mendahului satu sama lain. Arsya yang melihatnya dari kejauhan merasa rohnya mau melompat segera dari raganya. Ya Allah terima hamba di surga mu. Aaaaaa..

Suuuuiiiinnnnng

Rok yang Arsya pakai  mengembang karena angin motor Geral dan Bilo saat melintasinya. Arsya segera memegang roknya agar tidak semakin tinggi dan memperlihatkan dalamannya.

"Gila, mereka balapan di jalan raya?" Ujar lelaki kutub, ia melihat adegan ekstrim saat Arsya berteriak mengundang perhatiannya.

Sekarang gadis itu di lintasi Adi dan disusul Inop, Dita dan Yoga. Arsya merasa berada di ambang maut karena deru dan cepatnya laju motor yang sedang melewatinya.

"Astaghfirullah, apa mereka itu anak jalanan." Sekilas wajah Boy dan teman-temannya melintas di pikiran gadis pecinta sinetron tegak bersambung yang mencapai beribu-ribu episode itu.

Ia segera berlari ke arah anak jalanan yang ia maksud. Kebetulan finish mereka tidak berada jauh dari depan mall yang ingin di datangi Arsya.

"Kemana tuh Minul?" Monolog laki-laki kutub yang masih beta di dalam lamborghininya.

🐾🐾

"Gimana?"

"Yang pantas di sebut kecoa itu kamu. Ini sudah ke tiga kalinya kamu kalah Bil."

"Aku kalah karna ada cewek yang melintas, kalau gak ada pasti aku yang menang." Bilo membela diri sembari membuka GM yang dipinjamnya dari anak tercupu disekolahnya.

"Bilo!" Bilo mengerutkan dahi seraya memperhatikan wanita yang memanggilnya. Ia terbelalak ternyata orang yang melintas yang hampir saja ia tabrak barusan itu adalah temannya dari Riau.

"Arsya."

Arsya dan Bilo berpisah sudah hampir tiga tahun. Dikarenakan Bilo dan keluarganya pindah le Jakarta, karena ayah Bilo diterima bekerja di salah satu perusahaan perhiasan di kota Jakarta yang dinamai Diamond Berkah.

"Kamu cari aku kesini? Sendirian? Emang kangen banget gitu? Ya, aku akui wajahku memang tidak bisa menghalangi wanita untuk menghampirinya jika sudah kangen berat."  Dengan pedenya Bilo berkata demikian, Geral dan yang lain hanya menyimak.

"Minul."

Arsya dan yang lain menoleh ke arah sumber suara.

Tbc.

Segitu aja dulu ya bray.

Still You (Pending Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang