bagian 2

307 40 20
                                    

"Kamu ngapain disini, jangan ikut menyampah dengan para sampah masyarkat seperti mereka." Laki-laki itu memegang salah satu tangan Arsya, seraya menyeretnya dari mereka yang dianggapnya sampah.

Ya bagi laki-laki ini, aktivitas anak-anak seperti yang Bilo lakukan tidak ada hasilnya hanya membuat masalah dan bikin lelah.

"Eh kulkas."

Arsya ikut berhenti setelah melihat langkah lelaki yang ada di depannya berhenti seketika.

"Kami bukan sampah ya, buktinya kami wangi, gaul, keren, dan dikenali banyak orang." Bilo membela diri, ia merasa sangat tersinggung dengan lelaki yang menyeret Arsya barusan.

Arsya kembali berjalan tidak mengindahkan panggilan Bilo yang menegurnya beberapa kali. "Sya, minta nomornya. Kamu tinggal dimana?"

"Jangan jawab." Pintah lelaki yang ada di depan Arsya, ia masih menyeretnya menuju mall.

🐾🐾

Arsya kembali kerumah, sejak tadi dia hanya bungkam bersama lelaki kutub yang sekarang sedang meneguk segelas air putih yang sempat ia ambil dari kulkas.

"Buk, tadi aku ketemu Bilo, dia balapan di jalan kayak Boy anak jalanan gitu." Lelaki kutub hanya mendengarkan curhatan gadis itu kepada ibunya sendiri, yang menjadi asisten rumahnya selama tiga hari ini. Setelah mengetahui hubungan Arsya dengan Bilo, ia bergegas ke kamar. Palingan membuka buku atau laptop yang menjadi hobinya sehari-hari di dalam kamar.


"Arsya dan bu Ana tolong duduk dulu, aku mau bicara." Afdal membuka suara sebelum dinner dimulai. Sebelum bicara Afdal menyuruh mereka makan terlebih dahulu.

"Mulai besok Arsya sekolah di tempat Alun. Kalian harus pergi dan pulang bersama," Lelaki yang bernama Alun yang selalu di panggil kutub oleh Arsya menghentikan kunyahannya.

"Kenapa harus barengan, pa. Kan ada ojek atau lainnya untuk antar dia ke sana." Bantahnya pelan.

"Gak boleh, dia harus pergi dan pulang sama kamu. Kalau perlu kamu yang urus semua surat pindahnya. Arsya, kamu harus lapor apa yang di lakukan Alun di sekolah dan sikapnya sama kamu ya." Arsya hanya bisa mengangguk.

Keesok paginya Alun dan Arsya keluar dari mobil, ia mengekori lelaki kutub itu kemana pergi bak anak ayam mengikuti induknya.
Setelah semuanya beres mereka menuju kelas, dan entah apa yang membuat mereka satu kelas.

Flash back off

Bilo kembali memasang helmetnya, ia hendak menuju tujuan awalnya. Yaitu SMA Pertiwi,

"Kakak, minta tanda tangannya!"

"Kak, selfi bareng yuk!"

Suara penggemar saling bersahutan saat Bilo memasuki sekolah lamanya, dimana dia suka mengganggu siswi yang sedang berada di sekitarnya.

Kini Bilo menjadi penyanyi solo ternama, ia mendapat julukan king solos yang berhasil mendapatkan beberapa penghargaan dalam beberapa kategori di tahun ini.

Setelah usai dengan acara spesial yang di tampilkan nya atas undangan pihak sekolah, ia memohon izin untuk melihat-lihat lokasi sekolah. Dia mulai menelusuri semua area, dan berhenti di depan kelas 12c. Ia melihat Arsya sedang berjalan di buntutinya.

Flash back

"Bilo jahat!"

Teriak Arsya saat lelaki itu mencoret pipi kanannya dengan spidol. Sementara, yang bikin ulah telah kabur dari hadapannya sambil tertawa ngakak.

Arsya menghentakkan kakinya ke lantai karena kesal, sejak ia bersekolah di sini setiap hari selalu mendapatkan kejahilan Bilo. Anak-anak yang berada di koridor sekolah hanya bisa menggeleng kalau dia sedang di kerjai.

Karena Bilo hampir tiap hari selalu mengganggu siswa, terutama Arsya, wanita cantik yang sedikit memiliki wajah ke arab-arab an ini. Alun mendengus melihat tingkah laku yang Bilo buat. Namun dia tidak pernah menegur untuk membela Arsya anak pembantunya, lagian dia orangnya cuek. Jadi untuk apa dia mengurusi hal yang lain, mendingan dia mengurus dirinya sendiri terlebih dahulu.

Seperti biasa earphone putihnya menempel di kedua kuping lelaki kutub ini, ayo tebak! Dia lagi dangarin apa? Kalau benar nanti autor kasih satu cubitan kepiting deh. Tapi nanti ya, pas si kutubnya mulai mencair.

Still You (Pending Up)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang