SENYUM

189 22 1
                                    

Hari hari Namjoon bukanlah hari hari sempurna. Namun ia selalu berusaha terlihat bahagia. Kenapa?

"Aargh... lelah sekali. Apa yang bisa dimakan?"
Namjoon membuka kulkas dapur minimalisnya mencari makanan.

"Wah.. ada keju."
Ia mengambilnya dan segera memakannya dengan sepotong roti tawar.

Ia bergegas berangkat sekolah. Memakai sketboardnya ia menembus jalanan padat menuju sekolahnya...

"Yakk... hati hati kau"
Teriak orang orang yang ia lewati dengan sembrono.

Yaa...
Ia akn terlambat jika tidak buru buru.

.

.

Ia melambatkan lajunya ketika melewati rumah mewah yang akhir akhir ini menjadi pusat perhatiannya...

Yaa...
Rumah Jinie

.

.

Tidak ada apa apa. Namun ia selalu melebarkan matanya setiap kali melewati rumah tersebut...

.

.

Seperti biasa, Namjoon selalu mmpir ke kedai roti isi dan menikmatinya disana sambil mengamati rumah diseberang sana

Dan lagi...
Ia tidak melihatnya.

"Sudahlah, aku saja yang tiap saat disini tidak bisa melihatnya. Kalau kau mau bertemu ya datang saja. Masuk sana!"
Gumam si Bibi.

"Benar juga"
Jawab Namjoon semangat.

Ia langsung berlari menuju rumh mewah diseberang sana...

Ia tidak melihat ada penjaga. Maka ia langsung melompati pagar rumah tersebut...

Dan senyumnya semakin lebar saat ia berhasil melihatnya...

Yaa...
Jinie, Jinie yang ia cari cari setiap kali melintas.

Deg... Deg... Deg...

Namjoon memegangi dadanya yang berdegup kencang...

Ia melangkah ragu menuju taman samping dimana Jinie terlihat sedang diam memandang taman bunga disana...

Krekk...

"Siapa?"

Namjoon seketika kaku, membatu...

"Siapa kau?"
Suara halus itu menyadarkan Namjoon dari lamunannya.

"A-aku... aku... aku Namjoon. Kau? Eh... maaf... Namaku Namjoon. Boleh tau siapa namamu?"
Namjoon manggaruk tengkuknya sendiri karena gugup...

"Jin... Seokjin... panggil saja Jin."
Ia tersenyum menatap Namjoon yang terpaku...

Keduanya diam...

Hening...

Kriiitt....

Suara pintu gerbang dibuka. Seketika keduanya kaku...

Yaa...
Itu pasti Paman. Paham dengan raut wajah Jin yang tegang. Namjoon tau kalau dia tidak seharusnya disana.

Dengan sigap ia melompati sofa dan bersembungi dibelakang sofa dimana Jin duduk...

.

.

Paman datang membawakan berbagai macam buku bacaan untuk Jin...

"Wuah... trimakasih Paman. Kenapa Paman datang? Eh.. maaf. Kenapa Paman datang tanpa memberitahu dulu?"
Senyum gugup Jin jelas terlihat membuat sang Paman tersenyum.

love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang