Air Mata

174 17 3
                                    

"Apa yang kau lakukan hah?"

"Aku tidak tahu. Maaf Ibu."

"Kau ini.. Ish.. menyebalkan."

"Gunakan matamu itu..!! Oh.. aku lupa. Matamu kan buta hahahaaa..."

"Iya Ibu. Maaf aku tidak melihatnya."
Ucap Jin parau dengan pipi yang kini basah.

Yaa...
Ibu tirinya memang kejam dan hanya baik jika sang Ayah dirumah. Itu sebabnya Jin lebih memilih untuk tinggal di Villa. Ia di Seoul hanya jika ada pemeriksaan untuk kesehatannya. 

Ia hanya diam tanpa menceritakan apapun pada sang Ayah...

Hanya sang Paman yang selalu menyemangatinya. Membela dan membantunya...

Kini Jin buta. Semuanya gelap. Hanya ada bayangan wajah sang Ayah dan Namjoon dengan senyum manisnya...

"Paman... aku lapar. Bisakah aku meminta roti isi?"
Jin pelan.

"Tentu saja Tuan muda. Sebentar ya."
Paman mengusap pelan bahu Jin lalu pergi keluar untuk membeli roti isi.

.

.

.

"Dasar anak manja. Tcih.."
Umpat si Ibu tiri sambil membaca majalah nya.

"Aku tidak manja Ibu. Hanya lapar saja."
Gumam Jin.

"Sama saja bodoh. Ish... kau ini... lihat saja nanti... aku akan membuat kedua kakimu itu lemas sampai tidak bisa berdiri lagi. Hahaha..."
Ancamnya kasar.

Jin hanya diam lalu mundur perlahan dan berbalik menuju kamarnya...

"Mau kemana kau hah? Menelpon Ayahmu? Telpon saja! Dia tidak akan mengangkatnya hahaha.... kenapa? Karena dia malu memiliki anak sepertimu. Tidak berguna.. tcih.."
Dengan lantang ia sengaja menyakiti perasaan Jin

.

.

"Mama.. apakah Ayah lupa padaku? Apakah Ayah tidak ingin melihatku? Hiks... Apakah begitu memalukan memiliki anak sepertiku? Benarkah Ayah benci padaku? Hiks.."
Parau Jin

.

.

Paman dan yang lain hanya bisa diam mendengar dan melihat semuanya...

Bukan mereka tidak mau membela Jin. Mereka hanya menuruti permintaan Jin..

Yaa...
Jin meminta agar semuanya diam. Ia tidak mau sang Ayah sakit jika mengetahui bahwa istri barunya ternyata jahat padanya. Karena Jin tahu, sang Ayah sangat mencintai Ibu tirinya itu. Jin memilih diam.

.

.

.

Semua berlalu....

Jin kembali ke Villa. Disana ia bertemu dengan Namjoon. Hari hari Jin begitu ceria setiap kali ia mendengarkan ocehan Namjoon yang tiada henti...

"Jinie... ehmm... apa kau?... ehmm... itu... ehmm..."
Namjoon ragu sambil menggaruk tengkuknya.

"Apa hm?"
Jin penasaran.

Begitu juga dengan Paman. Ia tanpa sasar menempelkan telinganya di daun pintu kamar Jin...

Yaa...
Ia menguping. Ia penasaran dengan percakapan mereka berdua. Karena setiap kali bersama Namjoon. Tuan muda selalu tertawa lepas tanpa beban...

"Nanti saja.. ehehe.."
Namjoon dengan cengiran khasnya.

"Yakk... kau ini... dasar..."
Jin mengepalkan jari jarinya gemas.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

love meTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang