1

1.5K 137 3
                                    













Wajah kedua orang tuanya yang duduk di meja makan menjadi objek pertama ia lihat pagi ini. Ia melangkah menghampiri keduanya. Duduk dihadapan ibunya. Tanpa mengeluarkan sepatah katapun.

Ibunya tersenyum melihat anaknya pagi ini. "Jangan lupa membawa payung. Kau selalu lupa akan hal sepele itu, Kyung."

Kyungsoo mengangguk. Melahap roti yang ia lapisi dengan selai strobery. Pikirannya pagi ini bercabang. Antara dunia nyata dan dunia nya.

Semalam ia harus menyelesaikan dengan cepat novel yang ia baca. Tidak mungkin ia menghabiskan 500 halaman sekaligus. Dia bisa tidak tidur semalam jika ia benar-benar melakukan itu.
Dan saat ini, ia benar-benar pensaran dengan apa yang terjadi selanjutnya.

"Ayah akan mengantarkanmu hari ini. Kebetulan Ayah akan ada rapat di perusahaan Kim." bukan ayah kandung. Hanya saja ayahnya begitu menyayanginya, melebihi ayah kandungnya.

Kyungsoo mengangguk. Dia teringat sesuatu. "Apa kakak akan pulang?" tanya tanpa menatap kedua orang tuanya. Fokusnya masih bercabang, dan tatapannya fokus pada susu yang ada di genggamannya.

"Sore ini ia akan tiba. Kau pulang ia sudah ada." jawab ibunya pelan.

Ia kembali mengangguk paham. "Ayah sudah selesai? Aku harus ke perpustakaan. Mengembalikan buku." tidak sepenuhnya bohong. Setelah mengembalikan mungkin ia akan mendekam diri disana.

Ayahnya berdiri. "Sudah. Ayo... " ibunya melayani ayahnya. Ia berjalan lebih dulu menuju mobil.

"Ayah melihat ada novel baru di toko buku. Kau sudah membelinya?" Ayahnya berusaha menghangatkan suasana

Kyungsoo tersenyum tipis. "Sudah, Ayah. Hanya saja waktu belum mengizinkanku menyelesaikan bacaan."

Jangan heran kenapa ayahnya begitu tau. Kyungsoo tau ayahnya juga sangat menyukai membaca. Hanya saja bahan bacaan antara ayah dan dia yang berbeda. Ayahnya selalu membeli buku-buku berbahan bisnis sendiri.

"Kita akan pindah rumah. Disana Ayah menyiapkan perpustakaan khusus untukmu."

Kyungsoo sudah tau jika ia akan pindah rumah. Namun, mendengar perkataan terakhir dari ayahnya benar-benar membuat senyuman lebar diwajahnya. "Terima kasih ayah." hanya itu yang dapat ia ucapkan.

Ayahnya mengangguk.

***

Dia berjalan dengan beberapa buku dipelukan tangannya. Menjadi pusat perhatian beberapa orang. Mengagumi, dan penasaran.

Mengagumi dengan sifat dan sikapnya. Walau terkadang ia tak memberikan senyumannya. Namun, mereka tau Bagaimana kebaikan hatinya.

Pensaran akan apa yang ia pikirkan. Kyungsoo termasuk dari beberapa siswi populer. Ia termasuk dalam lingkaran persahabatan itu. Namun, ia jarang untuk berkumpul bersama mereka. Ia lebih senang menikmati dunianya.

Sesampainya di kelas. Ia langsung duduk dibangkunya. Bangku yang berada di dekat jendela yang langsung menghadap hamparan taman sekolah, membuatnya sangat menyukainya.

"Kyung, sore ini kau ingin ikut? Ada pesta sepupuku." Baekhyun duduk dibangku depannya.

Kyungsoo menggeleng pelan. Ia tidak menyukai pesta seperti itu. "Maaf, tapi sore ini kak Yixing akan pulang. Tidak mungkin aku tidak berada dirumah." Baekhyun mengerti. "Maaf, Hyun. Kau juga pasti tau. Aku tidak menyukai pesta seperti itu."

Baekhyun tersenyum menatapnya. "Iya, Kyung. Hanya saja, siapa tau kau akan berubah pikiran. Jadi, apa salahnya aku menawarkannya?"

Kyungsoo tau sikap sahabatnya yang satu ini. Dia mengangguk paham. Baekhyun kembali kebangkunya setelah medengar bel masuk.

For You✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang