FAIZ 1

38 4 0
                                    

       Pagi ini,hari begitu cerah.langit biru sangat bersih,sorot mentari pun hangat bersahabat. Tak ada sedikit pun awan hitam menodai langit dan menghalangi pancaran sinar matahari.sayang,cerah langit dan hangat mentari tak berpihak kepada jiwaku. Bimbang kemarin masih saja mengendap tebal di bejana hati ku. Sungguh itu membuat pagi serasa malam tanpa bulan dan bintang.

      Pagi ini, liburan panjang pertengahan sya'ban hingga pertengahan syawal resmi di mulai. Dan,sudah menjadi tradisi, setiap murid yang akan pulang bersalaman dengan Guru-guru dan kepala sekolah.
    
     "Kapan kita pamitan?" tanya rahma pada ku.
   
     "Nunggu sepi,Rahma."

     "Siang atau sore ..?"

     "Tanyakan saja pada sang sepi kira-kira kapan ia akan menampakan diri?"

    "Ah,so puitis jawabanmu,Zah."
Aku tersenyum,namun Rahma menggerutu.

     Di lapangan,dengan wajah ceria dan bersemangat teman-teman dan adik kelasku berbaris rapi membentuk deret antrian panjang untuk berpamitan.

    Dari balik jendela masjid aku dan Rahma kembali asyik mengintip adik kelas dan teman-teman yang sedang bersalaman dengan tertib.lelah mengintip,aku kembali menikmati kejenuhan hati dan pikiran.

    " pagi-pagi begini kok bete,sih zah? Semangat dong!" ucap Rahma, keras dan membuatku tergagap.

   "Iya, Rahma...," jawabku,  singkat.
     Aku menuruti nasihat Rahma.  Kuambil Al-Qur'an yang ada di lemari, lalu mulai membacanya. Melihat aku membaca Al-Qur'a, Rahma pun ikut mengambil Al-Qur'an lalu membacanya.

     Surat Al-Mulk kulantunkan lirih. Membaca setiap pagi sudah menjadi pekerjaan istiqamah bagiku.  Kecuali hari ini, setiap pagi sebelumnya aku selalu membacanya tepat waktu, pukul 06.00. Rampung membaca, aku melirik ke arah Rahma, aku tersenyum. Ku lihst Rahma masih membaca Al-Qur'an. Ku cium Al-Qur'an dengan takzim laulu ku simpan ke lemari. Setelah itu aku berjalan keluar menuju asrama ku ringgalkan Rahma sendirian.

FAIZ (FAZA FAIZAH)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang