Maaf atas segala typo yang aja.
Original Story by Je.
.
Seseorang datang dan menggedor pintu dengan sangat keras. Suaranya mengganggu tidur. Berisik. Dengen pergerakan malas aku menyibak selimut dan turun dari ranjang menuju pintu.
Seperti biasa, ayah datang dalam keadaan setengah sadar dengan wanita berbeda tiap malamnya. Kali ini terlihat lebih muda.
Ia memberiku perintah agar memberi jalan padanya dan ayah supaya bisa masuk. Aku menurut tanpa banyak kata.
"Aku kira tadi kau sudah tidur, Kyuhyun."
Merupakan suara wanita tersebut usai membaringkan tubuh ayah sedikit kasar. Mengakibatkan ranjang beringkik sakit. Ia masih duduk di samping ayah saat memperhatikan tubuhku.
Matanya indah, tapi terlihat nakal, penuh godaan. Aku tidak suka bagaimana caranya mentapku penuh gairah. Seakan ingin menghabisiku di atas ranjang bersama ayah.
"Kenapa diam di situ?" ada senyum jail di bibirnya, "mau bergabung bersama kami? Jangan sungkan, kemarilah."
Di pertiga malam seperti ini suaranya terdengar mengerikan, bulu romaku ikut meremang dan kepalaku secara refleks menggeleng sebagai bentuk penolakan. "a-aku mengantuk, besok masih harus sekolah. Selamat malam, noona."
Tanganku nyaris menyentuh handle pintu saat wanita itu kembali bersuara dan sukses membuat suhu tubuhku merinding. Aku yakin kedua pipiku merona sekarang.
"Kenapa? Kau belum pernah having sex? Make out atau semacamnya, ya? Takut tidak bisa memuaskanku?" Lalu tertawa kecil, "jangan khawatir, aku yang nantinya akan memuaskanmu. Aku cukup lihai memuaskan hasrat segala usia, termasuk dirimu. Percayalah."
Namun, aku tidak menanggapi dengan segera berlari dan meringkuk di balik selimut setelah mengunci pintu kamar -sebagai antisipasi wanita itu masuk ke dalam sini dan berbuat tidak senonoh.
Tubuhku masih sedikit bergetar. Baik wajah maupun suara menggoda wanita tadi masih jelas terngiang di telinga. Sesekali aku bergidik.
Sementara waktu terus berjalan. Saat ini hampir pukul tiga pagi dan aku baru menutup mata sekitar pukul satu karena harus mengerjakan tugas sekolah.
Sialannya sampai menit ke tiga puluh lima, kedua bola mataku belum bisa terpejam. Aku masih meringkuk di bawah selimut selayaknya manusia dungu.
Terlalu takut dan was-was wanita itu masuk dan mengacaukan semuanya. Aku masih terlalu sadar dengan apa yang dinakaman pergaulan bebas.
Mendiang ibu pasti marah besar bila tau aku berbuat mesum bersama seorang wanita tua teman tidur ayah -sebagai ganti ibu atas rasa frustasi.
Hebatnya, menjelang fajar kedua bola mataku justru perlahan menutup. Semilir angin memberi sensasi nikmat mengarungi alam mimpi.
Aku terbuai, jatuh dalam godaannya dan tertidur lelap kemudian bagun pada menit ke empat puluh tujuh, hampir pukul tujuh pagi.
Sementara kelas dimulai pukul setengah delapan. Artinya aku hanya memiliki waktu kurang dari dua puluh menit untuk bersiap, selebihnya perjalanan menuju sekolah.
Hari ini sungguh menyebalkan. Atau sejak kedatangan wanita itu, tepatnya.
Lain kali aku akan bersikap tidak peduli. Ayah akan aku paksa membawa kunci rumah sendiri supaya tidak selalu merepotkan disepertiga malam seperti kemarin.
***
Dari kejauhan aku bisa melihat satpam yang bertugas sedang menarik pintu gerbang supaya tertutup. Oleh sebab itu pacuan lariku kian kuat sambil berteriak meminta agar gerbang tidak ditutup.
KAMU SEDANG MEMBACA
She's Different (Complete)
General FictionTakdir ini kenapa begitu menyakitkan? Trilogi Love to Love Mature 18+!!!