Pernikahan

17 4 5
                                    

Saling mencintai, lalu bersatu dalam ikatan pernikahan.
Beda halnya dengan Adit dan Natha. Bersatu dalam ikatan pernikahan tapi tak saling mencintai

***

Natha menatap dirinya yang memakai gaun pernikahan dengan cantiknya pada pantulan cermin. Wajahnya bersinar tapi tidak hatinya, menikah dengan bukan landasan cinta membuat dirinya kembali memikirkan pernikahannya.

Serius Nat? Lo mau nikah sekarang?

  Hati dan pikirannya berkecambuk. Ia tidak mencintai calon suaminya, sementara calon suaminya mencintai orang lain.

Pernikan gue bakal kaya gimana ya nantinya? Apa gue kabur aja sekarang?

Natha melilihat sekeliling kamarnya. Sepi. Tidak ada siapapun kesempatannya untuk kabur sangat besar. Ia menatap jendela kamarnya, mengangkat gaunnya untuk mendekati jendela.

Aman nih, kabur aja gimana ya?

Natha menggeleng-gelengkan kepalanya. Tidak bisa kabur. Ia tidak bisa melakukannya, jika ia kabur keluarganya akan menanggung malu.

Nggak! Gue nggak bisa.

" Nat," Raihana, sahabatnya memasuki kamar.

Saat Natha berbalik Raihana hanya mematung menatapnya sambil ternganga.

" Balem woy! Nanti laler masuk!" ucap Natha.

" Nay, gila lo cantik, banget!" Raihana menghampiri Natha.

" Baru nyadar gue cantik? Ada apa lo ke kamar gue?"

" Yey, gue pingin liat penganten baru. Akhirnya lo nikah juga walau bukan sama, Nathan." Raihana memelankan suaranya saat menyebut Nathan.

Rai, lo bahagia banget liat gue nikah.

" Rai, gue harus bahagia apa nggak ya? Gue sama sekali nggak cinta sama Adit."

" Nay, cinta mah belakangan. Yang penting lo bahagia dulu sama pernikahan lo biar kedepannya juga gitu."

Raihana benar. Jika Natha bahagia dihari pernikahannya mungkin akan baik untuk kedepannya.

" Sayang," seorang wanita paruh baya menghampiri Natha dan Raihana.

" Mama." sapa Natha.

" Eh, tante Ani. Kalo gitu saya permisi dulu ya."

Raihana mengerti jika seorang ibu menghampiri anaknya sebelum menikah maka ia akan memberi nasihat untuk anaknya. Sehingga Raihana meninggalkan kamar Natha.

" Sayang, sini duduk," Ani menepuk kasur di sisinya saat ia duduk.

Natha hanya mengikuti perintah ibunya.

" Nggak kerasa ya, kamu udah nikah aja." Ani memeluk Natha.

" Ma, Natha bingung. Natha nggak cinta sama Adit, apa baik pernikahan tanpa cinta?"

" Sayang, masalah cinta belakangan. Mama jodohin kamu sama Adit, mau yang terbaik untuk kamu. Mama yakin Adit orang yang terbaik. Bisa bikin kamu bahagia."

" Mama, tapi Natha nggak mau pisah sama mama." Natha mengeratkan pelukannya.

" Mama juga sebenernya nggak mau pisah sama kamu, tapi ini demi kebaikan kamu." Ani melepaskan pelukannya.

" Udah ah, ayo turun. Kita harus lebih awal datang ke hotel." lanjut Ani.

***

Pernikahan Natha digelar di hotel yang dekat rumahnya Adit. Karena hotel tersebut milik keluarganya Adit. Pernikahannya cukup mengah karena di persiapkan dengan baik dan matang.

Bukan Cinta PertamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang