Best Part

28 4 0
                                    

Thank you for the (EX)perience
Our time has (EX)pired
Now please (EX)it my life

Alarm berwarna merah muda itu berdering sangat nyaring di atas nakas  toska. Tidak satupun yang berani mematikannya. Padahal jelas saja seisi rumah mendengar bisingnya suara alarm itu yang terdengar hingga radius 10 km. Siapa yang berani memasuki kamar putri tunggal keluarga hansyah tersebut. Alena adhelya adalah putri tunggal keluarga hansyah. Rumah yang cukup megah ini hanya ditempati oleh tuan hansyah dan putrinya serta 2 orang asisten rumah tangga dan satu orang tukang kebun. Mereka bekerja di kediaman keluarga hansyah sudah hampir 10 tahun. Tuan hansyah adalah majikan yang sangat baik serta dermawa pada siapaun tak heran jika semua asisten rumah tangga dirumah ini sangat nyaman berkerja dengannya. Meskipun putri tunggal alena adalah sosok gadis yang sangat patuh pada ayahnya. Begitupun sebaliknya tuan hansyah memang orng yang sangat baik. Namun jika satu hal saja yang membuat putri kecilnya merasa terganggu dia tidak segan-segan menghabisi orang tersebut. wajar saja tuan hansyah adalah ayah sekaligus ibu bagi alena. Ibunda alena sudah meniggal sejak ia lahir. Meskipun demikian ia tidak pernah merasa kekurangan kasih sayang sang bunda karena ayahnya selalu memberi apa yang tidak diberikan oleh ayah pada umumnya. Bersamaan dengan itu alena tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik serta baik hati seperti sang ayah.

Alena Prov

Setelah mendengar suara bising yang mengganggu mimpi indahku. Aku bergegas bangun dan membanting alarm ku yang entah sudah berapa kali aku membeli alarm baru. Karena setiap bangun aku selalu membanting alarm yang sangat mengganggu mimpi ku ini.

"hmmmm... Paan sihh alarm gak tau diri dibeli buat bangunin orang tidur bukan buat ganggu orang tidur. Ck nyusahin aja tu benda" gerutu ku yang terhenti setelah melihat angka yang ada didalam alaram ku "gilaaagilaaaa... Tu alarm gakk mati kan udahh jam 7 ihhh nana goblokk kok bisaa telattt sihh"
tidak sampai 5 menit aku sudah siap dengan seragam sekolah ku. Dan bergegas menuju meja makan.

"Ayah? Udahhh bangun kok gak bangunin nana sih. Kan jadi telat ke sekolahnya" memang kebiasaan ayahku seperti itu tidak mau mengganggu tidur anaknya. Padahal justru merepotkanku jika seperti ini.

"Nana cepet makan geh trus ayah anter kesekolah ohya ayah gabisa jemput karna ada rapat. Nanti pulangnya sama vanya yaa" ucap ayah sambil menyuap nasi gorengnya

Aku hanya mengangguk kasar mendengar ucapan ayah.memang sudah biasa ayah mengantar sekolah tapi jarang menjemput sekolah selalu saja banyak alasan yang dia katakan.

Thank U nEXtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang