Aku lebih memilih mencintai dalam diam. Selain tak punya keberanian, aku takut kau tak punya perasaan.
Malamm itu arfa masih duduk termenung di meja belajar dengan memandangi buku bertuliskan Arfa Ari Narendra itu. Banyak hal ia pikirkan tentang masalah keluarganya, masalah sekolah dan banyak lagi masalah yang tak seharusnya disugukan bagi anak seusianya. Kedua orang tua arfa telah berpisah tepat seminggu yang lalu. Hal inu membuat hidup arfa menjadi sedikit berantakan. Namun ada satu hal yang masih terbayang di benaknya. Gadis di kantin tadi. Jarang sekali ia melihatnya. Bahkan hampir saja arfa mengira dia adalah murid pindahan yang datang ntah dari planet mana. Tak mau terpuruk lama dalam pikirannya arfa pun memutuskan untuk pergi kelyar mencari angin malam. Satu langkah ia beranjak dari meja belajarnya terdengar notifikasi line dari ponsel hitam pekatnya itu.Vanyaaara_ :"faa, save ya vanya"
Begitulah notifikasi line tersebut. Tanpa niatan untuk membalas line itu. Arfa langsung me lock ponselnya dan pergi keluar kamarnya.
Alena Prov
"ini palingg ya nama IG nya, cobaa nana liatt sihh." Ucapnya sambil mengotak ngatik ponsel bersarungkan unicorn itu.
Memang sedari tadi nana sibuk mencari nama ig seseorang."ihh iyaaa ini. Mau dm gak yaa, minta folback gitu. Eh tapi enggak ahh masa nana yang dm duluan. Folow ajaa kali ya" pikirnya sembari tersenyum simpul menstalking postinganta idola barunya itu.
Satu notifikasi line membunyarkan aktivitas stalking nana. Bukan satu tapi ratusan spam dari satu orang. Siapa lagi kalo bukan vanya.
Vanyaara_ :"gadibls masaa na:("
Alenana :"apa va? Surat kaleng buat pak ahmad kmren?"
Vanyaara_ :"bukan, aih salah gue ngomong sma anak tk-_yodah tdur sna anak tk
gaboleh tidur malem malem"Alenana :"iya va, nana tdur ya:v selamat malam:)"
Seratus persen nana tidak mengerti ucapan vanya. Sedari dulu memang seperti itu apapun ucapan vanya hanya didengarkan oleh nana. Tanpa dipahami dan dimengerti nana. Setelah membalas line singjat dari vanya. Nana langsung terlelap di ranjang persegi empatnya itu. Satu hal yang dia katakan sebelum tidur.
"Semoga alarm baru nana gak ganggu nana tidur lagii yaalaohh"🌷🌷🌷
suasana sekolah pagi ini cukup ramai padahal baru pukul 06:00. Nana dengan rajinya sudah duduk disinggahsananya dengan vanya yang sedari tadi sibuk memandangin ponselnya tanpa ada satupun niatan untuk menyentuh ponselnya.
"Vanya. Gakmau main game? Gamau buka ig?" Tanya sembari menyodorkan ponsel navy milik vanya.
"Gakmau gabakal dibales juga. capek gue. Udah di line, di dm, di Bm tetep aja cuman di read." Ketus vanya dengan membanting dengan pelan ponselnyaa tersebut.
"Apasih ? Vanya Dari kemaren ngomongin bales bales terus, apasih nana gak maksut." Dengan wajah kesal vanya menarik pipi temanyaa yang sanagat goblok ini.
"Giniii den gue kasih tau. Gue suka sma arfa. Yang kmren lo liat di kantin. Lo gasuka kan?ihh bodo emng gakmungkin nana suka sm cowok. Fiks itu buat gue hahahha," ucapan vanya diiringi tawa yang terbahak-bahak diakhir kalimatnya. Seakan ia sedang selsai menonton acara lawakan.
"Tapi gue chat dari semalem gak dibales. Lo mau bantu gue kan?" Lanjutnya sambil mengeluarkan puppy eyes nya.
"Nana eeeehmm nana ggaaa taauu, eehhmm kalo bisa nana bantu. Mau ke toilet dulu yaa" jawab nana sembari lari terbirit birit keluar kelas megah itu.
Setelah sampai didepan toilet dia tak berniat sedikitpun untuk memasukin pintu besi ringan tersebut. Ia hanya memandangi dirinya di cermin coklat tua itu."Nana gasuka kok sama arfa yang disukain vanya itu. Nana cuman seneng aja liat matanya. Nana temen vanya. Gamungkin mau ambil apa yang vanya suka." Tegasnya sembari meraup kasar wajahnya.
Tanpa disadari memang ada yang nana sembunyikan. Ada hal yang nana coba kubur diam-diam. Ada hal yang ingin hanya nana yang tau. Bahwa ia juga menyukai apa yang disukai sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thank U nEXt
Teen Fictionlantas mengapa banyak orang yang masih mencintai setelah disakiti berkali-kali?