Eden Alvis Andersson

5 1 0
                                    


California, 25 January 2019

" Trriinggg.... Trriiinggg... " Suara dering telepon yang berhasil membangunkan seseorang.

" Engghh.. Hal... " Erangan seseorang yang mengangkat telepon itu terpotong oleh kalimat si penelepon.

" Eden Alvis Andersson dimana kau!!?? " Teriak suara si penelepon.

" Mom?.. Kenapa menelepon ku pagi - pagi? Jawab balik laki-laki itu.

" Hah? Pagi? Ya Tuhan Eden ini sudah siang " Jawab perempuan itu sambil menghela napas.

" What?! Kau bercanda denganku mom " Kata laki-laki itu dengan nada tidak percaya.

" Sudahlah sekarang kau cepat mandi dan ganti baju lalu pergi ke rumah sepupumu " Suruh wanita itu lewat telepon.

" Untuk apa aku ke rumahnya? " Kata lelaki itu dengan nada acuh.

" Oh my god ness kau lupa sekarang hari pertunangan kakak sepupumu? Sekarang cepat hanya kau yang belum hadir aku memberi waktu 30 menit mengerti? " Suruh perempuan itu dengan galak.

" What?! Memangnya sekarang? Hah? 30 menit? Mom wait aku belum... Shitt!! " Umpat laki-laki itu saat mendengar nada telepon yang sudah ditutup.

--------------------------------------------------------------

" Jadi? Kapan kamu menyusul sepupumu Al? " Tanya seorang pria kepada anaknya.

" Hah? Dad kau seolah-olah membuat ku merasa sudah tua" Jawab anak itu sambil memakan cakenya.

" Benar yang dikatakan daddymu itu Eden, kapan kau mau memberikan mommymu ini seorang cucu? " Tanya wanita itu kepada anaknya dengan nada bersedih.

" Jika mom lupa aku baru saja menyelesaikan kuliahku " Kata anaknya itu dengan nada santai.

" Sepupumu itu berumur 27 tahun Eden!! " Kata wanita itu dengan nada membentak.

" Lalu? Apa ada hubungannya denganku mom? " Jawab anak itu.

" Oh ya Tuhan berbicara denganmu memang benar-benar menghabiskan tenaga" Eluh wanita itu.

" Sudah-sudah... Eden kau sudah menyerahkan dokumennya? " Tanya pria itu kepada anaknya.

" Yes dad, aku sudah menyerahkannya kemarin tinggal menunggu saja " Jawab laki-laki itu dengan nada yang menurut.

" Sorry son, sebenarnya bisa saja kau menggantikan daddy cuma ya kau tau sendiri grandpa mu itu" Tutur pria itu sambil meringis.

" No problem aku tidak apa-apa selama lelaki tua itu tidak ikut campur kehidupan pribadiku dad, by the way apa laki-laki tua itu datang? Aku ingin menyinggung nya sebentar" Kata laki-laki itu dengan tatapannya yang dingin.

" No, you can't. Jangan membuat masalah di acara pertunangan kakak sepupumu Eden" Kata wanita itu memperingatinya.

" Kalau begitu ya sudah aku pergi. Aku hanya perlu datang dan memberi selamat kan dad? Mom? " Kata laki-laki itu acuh.

" Hah? Oh my god ya sudah terserah kau saja mom sudah lelah menceramahimu sungguh" Eluh wanita itu.

" Jangan berbuat yang aneh-aneh Alvis beristirahatlah dan nikmati waktu luangmu sebelum kau bekerja nanti" Nasihat pria itu kepada anaknya.

" Of course, aku tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang jarang ini dad. Kalau begitu see u dad mom" Kata laki-laki itu sambil melangkahkan kakinya keluar dari mansion besar itu.

--------------------------------------------------------------

Ya jarang. Seorang Eden Alvis Andersson tidak pernah mendapatkan waktu luang yg banyak, dia selalu sibuk bahkan sejak umurnya 5 tahun dia tidak seperti anak-anak pada umumnya yang bermain di taman bermain. Sejak saat itulah Eden tidak pernah menyia-nyiakan waktu luangnya. Dan sejak itu juga Eden berusaha untuk tidak melakukan hal yang anak-anak seumurannya inginkan yaitu bermain, dimanjakan dan teman.

--------------------------------------------------------------

Namanya Eden Alvis Andersson. Ia lahir di California, 20 January 1994. Sekarang Eden berumur 25 tahun, di umur 25 tahun Eden berhasil menjadi salah satu lulusan terbaik dari Universitas bergengsi yaitu Harvard University. Namun dibalik kesuksesannya, Eden tidak pernah peduli dengan kesuksesan yang ia raih, karena Eden melakukannya bukan karena keinginannya.

***

Distinct AngleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang