Tujuh Belas

1.6K 94 20
                                    

Kengkla sampai di sebuah rumah, "Bagaimana bisa kamu kehabisan insulin?! Untungnya aku punya dirumah untuk cadangan" tanya Kengkla saat baru saja melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Baru datang sudah marah marah!!" Sahut Bright

"Sudah makan?" Tanyanya

"Sudah! Mana? Sini aku harus segera menyuntikkannya!"

"Sini! Biar aku saja, berbaringlah"

"Jangan sampai salah! Aku akan membunuhmu!"

"Apa kau tadi sedang bersama jalang? Suaramu tadi sangat kentara"

"Bukan jalang! Tapi pacarku"

"Pacar? Pacar yang kau ceritakan itu? Dia yang selingkuh dengan temannya sendiri?" Tanya Bright dengan senyum meremehkan

"Kau tau aku sedang memberinya pelajaran tapi semua itu gagal karna dirimu"

Kengkla menceritakan semuanya pada Bright.

"Jadi kamu mengurungnya? Agar kamu bisa bersamanya? Tapi caramu salah, jika seperti itu dia akan membencimu"

"Lalu aku harus bagaimana?"

"Dasar bodoh! Lepaskan dia tapi dengan syarat"

"Istirahatlah, aku pulang dulu"

"Kengkla, mulai besok aku akan bekerja di kantormu sebagai sekretaris pribadimu, aku tidak menerima penolakan!"

"Terserah, lakukan sesukamu"




Bright pov

Berani beraninya dia datang lagi di kehidupan Kengkla! Aku harus bisa memisahkan mereka

"Hallo... Cepat kamu jemput Techno di apartemen Kengkla, nanti aku kirim alamatnya"

"Nanti aku jelaskan, sekarang cepatlah jemput dia, kamu harus mau kerjasama dengan aku, jika kamu ingin memiliki Techno!"

Bright menutup teleponnya.
Cepat atau lambat aku akan memisahkan kalian berdua tapi sebelum itu aku ingin bermain-main sebentar dengan Techno.

Pov end




Apartemen Kengkla

"Kamu pasti kelelahan, maafkan aku phi" Kengkla mencium kening Techno lalu memakaikannya baju. Techno bangun karna terganggu.

"Kla aku mohon lepaskan aku"

"Dengan satu syarat, tanda tangan disini"
Kengkla memberikan sebuah kertas perjanjian yang berisikan Techno tidak bisa berhenti dari pekerjaannya, dan tidak boleh menghindari Kengkla, Techno harus selalu berada dalam jangkauan Kengkla, jika Techno melanggar salah satunya ia harus membayar denda sebesar 7.000.000 Bath.

Techno menatap Kengkla tak percaya apa yang merasuki Kengkla sehingga ia bisa setega itu padanya, mau tak mau Techno harus menandatanganinya.

"Aku akan mengantarmu pulang" Kengkla memegang tangan Techno tapi di tepis olehnya

"Biarkan aku pulang sendiri, untuk hari ini aku ingin sendiri Kla"

"Ya sudah aku akan antar sampai depan"

Saat Kengkla membuka pintu

"Third..."

Bugh... Bugh... Bugh... Sebuah pukulan mampir di perut dan wajah Kengkla

"Ayo pulang" Third menarik tangan Techno di sepanjang jalan Techno meringis kesakitan karna tangannya memar dan sekarang di genggaman dengan erat oleh Third.

"Third lepaskan tanganku sakit"

Third sadar jika ia terlalu kuat memegang tangan Techno ia pun melepaskannya dan tak sengaja melihat tangan Techno yang memar

"Ini kenapa? Tanganmu memar seperti ini, kita kerumah sakit dulu"

"Langsung pulang please, aku lelah aku ingin pulang"

"Heum oke, tidak perlu pergi ke dokter aku bisa merawatmu sendiri"

Sesampainya di rumah Third segera mengompres tangan Techno

"Tidak perlu Third, tidurlah aku ingin istirahat, aku ingin sendiri"

Third yang merasa tidak ada gunanya berdebat dengannya memutuskan untuk keluar dari kamar Techno.



"Aku membeli bubur, makanlah" ucap Third saat masuk ke kamar Techno

"No ? Mau kemana ? Kamu masih mau kerja di tempat itu setelah kejadian kemarin?"

"Aku harus kembali ketempat itu, jika bukan karna perjanjian bodoh itu aku tidak ingin kerja disitu"

Kantor

"Techno segera menghadap ke Pak Kengkla"

Techno menarik napasnya, "Apa yang di pikiran oleh Kengkla tak bisakah dia membiarkan aku bekerja dengan tenang" rutuknya dalam hati

"Silahkan masuk anda sudah di tunggu" ucap sekretaris Kengkla

Lagi lagi Techno menarik napasnya dalam dalam sebelum ia membuka pintu.

"Duduklah, sebentar aku selesaikan ini dulu" ucap Kengkla saat ia tau jika Techno sudah berada di dalam ruangannya

Techno berjalan sambil menggerutu, menyumpahi Kengkla di setiap langkahnya

Kengkla menghampiri Techno duduk di depannya memegang tangannya, melihat tangannya masih merah karna ulahnya, Techno menarik tangannya saat Kengkla mencium tangannya.

"Jika tidak ada yang perlu di bicarakan saya akan kembali karna kerjaan saya masih banyak"

"Aku tidak menyuruhmu untuk bekerja, istirahatlah disini aku tau kamu pasti lelah karna kemarin"

"Aku bisa istirahat di tempatku atau tidak aku bisa meminta izin untuk pulang lebih dahulu! Tidak perlu istirahat di tempat anda tuan!" Techno berdiri

Kengkla menariknya agar duduk kembali "Jangan membuatku marah! Turuti saja ucapanku!" Lalu ia kembali ke kursinya dan menyelesaikan pekerjaannya.

"Sialan!"

Brak suara pintu terbuka "Kengkla!! Kenapa tidak menjemputku!!"

"Untuk apa?" Jawab Kla seperlunya

"Kamu lupa? Semalam sebelum kamu pulang aku bilang kalau sekarang aku ini sekretaris pribadi kamu!"

"Aiss duduklah aku sedang sibuk jangan ganggu dulu"

"Oh ada orang lain ternyata, aku kira hanya ada kita disini" ucap Bright saat melihat Techno sedang duduk.

"Aku tunggu di kafetaria" ucapnya lalu pergi sebelum membuka pintu ia berlari ke Kengkla dan mencium bibir Kla tak lupa ia tersenyum penuh kemenangan kearah Techno.

"Jadi semalam Kengkla pergi untuk bertemu dengannya? Dasar jalang! Kengkla enyahlah dari muka bumi ini" rutuknya dalam hati


___________________________________

Maaf nih yah baru bisa lanjut
Ini juga di sempet"tin buat update. Huhuhu maaf yah nunggu lama

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[HIATUS] KlaNo (KengklaTechno)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang