Otak Senang Berimajinasi

32 4 4
                                    


Namanya Omar Takiman, kerjaanya tiap hari cuma memegang gawai-nya saja. Orang sekitar lebih sering memanggilnya Otak.

Pernah suatu ketika si Otak ini berjalan lurus tanpa berkedip. Jika mereka yang tak mengenalnya, bisa jadi disangka orang gila.

Kelakuannya yang sering komat-kamit tak mengeluarkan suara itu, selalu disalah artikan oleh mereka yang pertama kali melihat. Setelah itu pasti mengeluarkan gawai dari saku, lalu mulai 'jurus tangan dewanya'.

Seperti hari ini, Otak keluar setelah sarapan. Melewati sang emak yang duduk tanpa permisi. Mulailah kegiatan ajaibnya dengan gawai di genggaman ....

"Tak, woy Tak!" wanita paruh baya itu tampak emosi melihat putra semata wayangnya lewat di depannya. "OTAAAKKKKK!!!"

Teriakan sang emak membuat ia berhenti dan mengalihkan pandangan Otak dari gawainya. Wajah itu menoleh malas ....

"Apaan sih, Mak?" tanya pemuda dua puluh enam tahun itu.

"Punya mata itu, mbok yo dipakai! Jangan liatin HP mulu, Cah Bagus!" geram Emak Otak.

"Emang kenapa sih, Mak. Dukung kek sekali-kali ada anaknya maju," ujar Otak santai.

"Dukung ndasmu pitak!! Jemuran kerupuk nasi Mak kau injak-ijak pake sendalmu. Ini pesenan orang, OTAK!!!" Bentak Mak penuh emosi.

"Oh ... ya maaf, Mak," ucap Otak tanpa rasa bersalah, kemudian berlalu sambil terus mengetik di gawai-nya.

"OTAKKKK!!!"

Begitulah sedikit cerita tentang si Otak, alias Omar Takiman. Pemuda pengangguran, putra semata wayang janda penjual kerupuk nasi.

Memang benar kata orang, Otak senang berimajinasi, tapi kelakuannya selalu bikin susah sang Emak. Krupuk nasi pesanan tengkulak telah berubah menjadi kerupuk berlabel Arbipless.

'Tabahkan hatimu, Mak,' batin emak meratapi nasib.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Coretan Bagian TubuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang