~NIA POV
Seperti biasa jika tidak ada jadwal di kampus, aku selalu membersihkan kost, mulai dari menyapu, mengepel, cuci baju. Ya bagaimana lagi, aku hidup jauh dari orang tua, aku di Jakarta sedangkan orang tua ku di Surabaya. Ingin sekali rasanya aku pulang ke Surabaya, tapi apa boleh buat. Aku harus menyelesaikan kuliahku, memanfaatkan dengan baik beasiswa yang kuterima.
Beruntung sekali diriku tinggal di kost yang pemiliknya sangat baik. Bu Ida namanya. Jika aku tidak masak, beliau lah yang mengirin makanan untukku. Sudah 5 tahun ini aku tinggal di kost nya, beliau sudah aku anggap seperti ibuku sendiri.
tok..tok..tok..
"Assalaamu'alaikum.."Terdengar suara ketukan pintu, aku segera membuka nya.
"Ehh Ibu... Waalaikumussalam Warahmatullah, Ya allah repot-repot aja, Bu..", kataku kepada Bu Ida yang membawakan ku makanan.
"Engga kok nak.. Ibu malah seneng bisa nganteri kamu makan. Kamu udah Ibu anggap seperti anak sendiri", ucap Bu Ida sambil tersenyum.
"Ibu udah makan? Kalau belum ayo kita makan bersama", ajakku.
"Ya itu ide yang bagus nak Nia. Tapi maafkan Ibu, hari ini saya ada acara pengajian di Masjid Al-Fitrah".
"Oh tidak masalah, Bu. Kita bisa makan bersama lain waktu", ucapku dengan senyum palsuku. Sebenarnya ingin sekali aku makan bersama dengan Bu Ida.
"Iya nak.. Yaudah, Ibu pamit dulu ya sayang. Assalaamu'alaikum..", pamit Bu Ida.
"Waalaikumussalam Warahmatullah.."Setelah kepergian Bu Ida, aku merasa kesepian. Perut lapar tapi ga mau makan sendiri, hahaha. Oh ya, aku akan mengirim pesan kepada Diva agar datang kesini.
Me:
Assalaamu'alaikum Diva, sedang sibuk kah? Gue ada makanan nih dari Bu Ida, kerumah yuk makan bareng...Tak sampai satu menit Diva membalas pesan ku.
Ukh Diva:
Waalaikumussalam Nia. Wahh kebetulan banget, gue juga laperr nih wkwk. Oke 10 menit lagi gue nyampe kost lu.Aku hanya membaca balasan dari Diva. Memang 5 tahun berada di Jakarta gaya bicaraku dengan Diva berubah. Yang semula bahasa Surabaya an, sekarang jadi bahasa anak Jakarta. Tapi kalau dengan orang yang lebih tua dariku, aku ga berani bilang "lu gue lu gue" , bisa kena omel dah wkwk.
Ah sudahlah, aku akan mempersiapkan meja makan sambil menunggu Diva.
🍃🍃🍃
~DIVA POV
Oke,kenalin nama gue Diva, lebih tepatnya Diva Aulia Putri Susandi. Gue sahabat Nia dari SMK sampai sekarang yang masih bareng sama dia. Tiga sahabat kita lainnya ada di Surabaya, yaitu Risti, Nurus, dan Nisa. Gue dan Nia kuliah disini karena beasiswa, ehh lebih tepatnya Nia yang mendapat beasiswa, sedangkan gue ngikut dia karena universitas disini kualitasnya bagus.
drettt..drett..
Gue rasa ponsel gue bergetar. Dengan malas nya gue ambil ponsel itu di atas laci. Emang saat ini gue sedang merebahkan badan di kasur karena ga ada jadwal di kampus.
Wahh panjang umur nih anak, baru aja diomongin, udah nongol wkwk.Ukh Nia:
Assalaamu'alaikum Diva, sedang sibuk kah? Gue ada makanan nih dari Bu Ida, kerumah yuk makan bareng...Hzz, aslinya gue males banget keluar rumah. Tapi gimana lagi, perut gue juga mulai keruncungan, mana di rumah sepi banget. Yah demi makanan gue rela ke kost nya Nia😁.
Me:
Waalaikumussalam Nia. Wahh kebetulan banget, gue juga laperr nih wkwk. Oke 10 menit lagi gue nyampe kost lu.Kampret banget dah Nia, pesan dari gue hanya dibaca? Ah sudahlah ga penting, pokoknya makan wkwkwk.
Dengan secepat kilat gue bersiap-siap, pamit ke Bi Surti -pembantu rumah tangga pakde gue , karena sedang tidak ada orang di rumah.
Orang tua gue nitipin gue ke pakde sama budhe selagi gue kuliah disini. Awalnya Nia juga gue ajak buat tinggal disini, tapi dia ga mau.Emang rumah pakde sama kost Nia ga begitu jauh, bisa jalan kaki. Tapi gue hari ini sedang malas untuk jalan kaki, jadi gue naik motor pemberian pakde.
Di tengah perjalanan, hampir aja gue nabrak seorang pria. Entah gue yang ga fokus karena laper atau dia yang ga liat jalan kalau mau nyebrang.
tiinnn.....
Klakson motor ku berbunyi.
"Astaghfirullah, teh kalo naik motor eta teh kudu ati-ati" , protes pria itu.
"Tah teh tah teh!! Lu pikir gue es teh apa hah?? Enaknya nyalain gue. Jelas-jelas lu yang ga ati-ati nyebrang nya!", triak gue yang ga terima.
"Ahh sudahlah teh, saya buru-buru. Lain kali kalo nyetir fokus liat jalannya. Saya pamit, assalaamu'alaikum",
"Ehhh enak aja lu ya. Lu yang salah juga", cerocosku karena tak terima dengan ucapannya, ga lupa juga gue jawab salamnya dalam hati.Ahh sudahlah, ga penting juga ngeladenin orang sempel kaya dia. Mending gue segera ke kost nya Nia.
🌾🌾🌾
Alhamdulillah, part 2 udah selesai😁
Udah aku usahain update cepet. Mumpung gabut wkwk.Syukron ya yang sudah mau membaca cerita aku🙏😘
Jika ada kritik atau saran silahkan mengisi kolom komentar😉
Jazakallau khairan🙏
-jangan lupa bersyukur🌹#vote #komen

KAMU SEDANG MEMBACA
Skenario ALLAH
Teen FictionBersabarlah! "Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar."