Semesta Meradang

2.5K 57 2
                                    

Sebuah sajak acak untuk sahabat yang hatinya sedang sekarat

Kemarin begadang
Hari ini meriang
Esok dan seterusnya menjadi malang
Hidup nestapa kutelan matang matang

Porak poranda sudah
Semua menjadi resah
Hati manusia memang mudah berubah
Membuat jiwa ingin berpisah

Menatap langit senja dengan duka
Dibalik indah, tersimpan jutaan luka
Apadaya, hanya kata yang bisa kurangkai agar kamu bahagia
Tapi nyatanya, yang unggul akan menang segalanya

Hari semakin malam, raut semakin suram
Detik melamban, membuat diri jadi geram
Hati sudah penuh dengan ruam
Luka, yang tak sengaja, menancap dalam dalam

Bukan salahmu, aku sudah tahu, bahwa diriku memanglah tidak kamu mau. Hanya saja, hati ini memaksa, agar tetap memikirkan mu. Setelah semua di depan mata, logika kubiarkan menjadi raja. Merubah semua rasa, kata, menjadi amarah yang nyata. Kebaikan, tak akan pernah dirasakan. Apalagi dari diriku, yang bahkan tak pernah terlintas dipikiran mu, jadi kebaikan ku, tak berarti bukan?

Kuharap akan ada, orang yang menghargai sastra, setidaknya, menghargai kata kata.

Selamat malam semesta, aku sedang meradang.

20.15
Jakarta, dengan luka

Kata SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang