● Part 1

33 6 0
                                    

Mempunyai sifat keunikan yang berbeda-beda tentunya jarang dimiliki oleh setiap orang. Kebanyakan remaja atau sekelompok sahabat tak jarang untuk bisa sedekat ataupun sudah di bilang seperti saudara sendiri.

Sebut saja nama mereka Amelodi, Viola, dan Aluna. Ketiga diantara mereka juga menyukai musik, lihat saja dari nama mereka yang mempunyai arti dari musik.

Sejak kecil mereka sudah kenal dan sudah menjalin persahabatan hingga sampai sekarang. Dari masa SD, SMP hingga SMA pun mereka bersekolah ditempat yang sama. Segala sifat dari mereka tentunya membuat satu diantara mereka tak mau dipisahkan, segala suka duka, tawa membahana, tawa candaan, berbagi kisah yang ceria semua sudah mereka lewati. Masing-masing orang tua dari mereka pun saling mendukung satu sama lain, mereka berpesan bertemanlah dengan siapa saja asalkan jangan sampai saja salah bergaul.

***

Libur selama seminggu pekan membuat Amel, Vio, dan Al memilih berlibur sejenak dipuncak untuk menghilangkan sejenak pikiran sehabis ulangan. Membawa segala peralatan kemping dan juga alat untuk keperluan hal yang untuk akan dipakai disana.

Repot? Sungguh sangat repot.
Bagaimana tidak. Mereka membawa segala peralatan barang sudah seperti di bilang mau nginap dihotel.

"Ya ampun..." Amel yang sempat linglung melihat barang-barang ini menjadi heran.

"Sip deh, kita nginap di sana selama-lamanya aja ya," ucap Al terkekeh.

"Yaudah siapa takut, sekalian aja kitanya gak perlu sekolah lagi ckckckc." Lanjut Vio, sembari mengenakan masker dibagian mulutnya.

"Sudah siap kan semuanya? hammock dititip ditas nya siapa? Itu jangan sampai kelupaan." pandangan Al mengarah pada barang-barang yang ada dimeja itu.

"Ada tuh ditasnya si Vio" jawab Amel dengan menunjuk kearah Vio.

"Yaudah sip kita pergi" ajak Amel dengan wajah senang.

Ketiganya memilih untuk mengendarai mobil saja, Amel yang mengalah untuk menyetir mobil itu. Vio ingin sekali mengendarai motor, ia ingin menghirup udara segar jika naik motor. Namun Al dan Amel memaksanya dikarenakan barang-barang mereka yang cukup banyak makanya ditaruh dibagasi mobil.

Mereka bertiga menikmati pemandangan jalanan dan kota yang cukup indah untuk di lihat. Musik yang ada dimobil pun membuat ketiganya bergoyang dengan mengikuti alunan musik tersebut. Jaringan handphone hilang dikarenakan puncak yang mereka kunjungi ini terletak di pedalaman kota.

"Musiknya jangan yang melow dong," protes Al pada Amel yang sedang sibuk menyetir.

"Gantiin deh, gue lagi nyetir nih" ucap Amel singkat.

Alunan musik The chainsmokers-closer menjadi alunan penghantar disepanjang perjalanan mereka yang cukup jauh.

***

Puncak Dulamayo
Salah satu puncak destinasi yang ada di Gorontalo, bagus untuk berlibur dan berfoto-foto. Memperlihatkan sejuknya udara pegunungan dan hijaunya pepohonan.

Setelah beberapa jam berlalu, akhirnya mereka sampai. Jalanan yang seperti bukit membuat mereka harus berjalan beberapa menit untuk sampai ke atas. Khas aroma puncak pun mulai terasa, barang-barang mereka pun dibawa oleh petugas-petugas yang berada disitu untuk dinaikkan ke atas.

Begitu banyak wisatawan yang berlibur disini, terlihat ada keluarga, sekelompok mahasiswa, dan sekelompok remaja. Semua tampak menikmati hari libur mereka, dan ada yang hendak berfoto-foto bergaya kekinian.

"Gak salah nih, gue milih tempat ini buat berlibur." Ucap Vio dengan wajah sumringah, pandangannya di edarkan ke segala arah.

"Yaiya dong, ini kan tempat yang lagi populer." lanjut Amel.

Mereka sekarang telah sampai ditempat jual tiket masuk. Nampak seorang petugas cowok melihat mereka dengan gaya sok cool nya, membuat Amel,Vio, dan Al bingung dan terkekeh.

"Mau beli berapa tiket masuknya neng cantik?" Tanya seorang petugas dengan nada menggoda.

"3 aja," Amel menjawabnya dengan singkat.

"Oke yaudah, ini" dengan memberi tiket itu, Amel sesegera mungkin meletakkan uang itu dimeja.

"Ada aturan-aturan penting yang kalian harus ingat dalam berada di lokasi ini," ucap cowok yang berada di dalam pos itu. "Jangan berdua-duaan bersama lawan jenis didalam satu tenda, jangan membuang sampah sembarangan, jangan membuat kekacauan dan satu lagi jangan mendekati tepi puncak karena itu berbahaya" lanjutnya panjang lebar.

"Busett banyak bangett," ucap kompak ketiganya.

"Udah kayak aturan sekolah aja," Protes Vio dengan nada heran.

"Yaudah ih," Amel langsung saja menarik tangan Vio.

Amel,Vio, dan Al menghirup udara segar yang berada diarea puncak. Segala pikiran yang tertumpuk dikepala rasanya keluar semua setelah melihat pemandangan yang begitu indah.

"Disini aja kita pasang tenda nya, dekat sama pohon tuh." tunjuk Vio.

"Emangnya kenapa kalau dekat ama pohon?" tanya Amel keheranan.

"Kayaknya Vio mau tidur dipohon hahaha," ucap Al dengan tertawa sangat keras.

"Kok gagal paham sih, maksudnya gue biar bagus ditaruh hammock tau." Ucap Vio dengan seadanya.

"Yaudah gih pasang, gue mau ngemil dulu." Amel langsung saja membuka tas dan mengambil beberapa bungkus snack.

"Enak banget ya jadi orang," Vio terpaksa harus mengambil snack itu dan langsung disimpan kembali.

Tenda yang lumayan cukup besar membuat ketiganya kewalahan dalam memasang tenda tersebut. Sisi kawat tenda yang diatas rupanya mengalami masalah, Vio yang harus merombak kembali tenda tersebut agar bisa berdiri kokoh.

Setelah beberapa menit tenda tersebut akhirnya jadi, mereka sengaja membawa tenda hanya satu saja yang untuk digunakan mereka bertiga saja. Membawa hammock tiga, dan tak lupa membawa gitar kesayangan Amel untuk dipakai malam nanti.

"Akhirnya jadi jugaaa, cape banget." Ucap Amel dengan nada menyerah, ia sudah seperti orang bekerja yang sudah mengeluarkan banyak keringat.

"Kerja baru segitu aja udah capek" Protes Al sembari menghempaskan tubuhnya diarea tenda.

Segala barang-barang mereka langsung dimasukkan kedalam tenda, hammock dan gitar pun ikut dipindahkan. Mereka bertiga langsung saja memasang hammock dipohon, agar bisa langsung dipakai untuk malam nanti.

"Tinggi banget pohonnya," Amel berusaha menggapai pengait yang berada dipohon tersebut.

"Pasangnya jangan diketinggian juga dong Mel," ucap Vio heran, ia melihat dari bawah pohon hingga atas pohon yang begitu menjulang tinggi.

"Ya kalo kependekan nantinya gak bagus Vioooooooooo.." jawab Amel dengan nada ledek, sedangkan Vio agak sedikit cemberut jika namanya harus dipanggil terlalu panjang.

Dari arah kejauhan terlihat cowok yang langsung mengambil tali pengait hammock dan ia langsung mengaitkan dipohon tanpa menggunakan apa-apa, cowok itu rupanya tidak kesusahan benar saja badannya yang cukup terbilang tinggi.

Amel, Vio, dan Al dibuat kebingungan. entah darimana cowok ini? Siapa cowok ini? Dan mengapa dia bisa berada disini? Sudah begitu banyak pertanyaan-pertanyaan dari kepala mereka.

"Lo siapa?" Tanya mereka dengan penuh heran.

"Bukannya bilang makasih kek," ucap cowok itu.

"Heh iya, Makasih yaa" seru Amel.

"Lo siapa?" Belum juga selesai Vio ngomong.

Cowok itu segera langsung memberikan tangan kanannya. "Kenalin nama gue Kevin, gue dari tenda sebelah yang juga lagi nginap liburan disini, tadi Kebetulan gue lagi lewat." Ucapnya dengan senyum merekah.

.....

Gimana part 1 nyaa...??
Bisa menebak-nebak kan, siapa cowok itu?..
Tetap stay yaaa
Jangan lupa tinggalkan voteee❤❤❤

The end of regretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang