"Jangan ditahan," katamu kepada Noa Kazama yang kini memenuhi layar ponselmu dinyaris pukul sebelas malam.
"Apanya?"
"Ketawa," katamu sekali lagi, kali ini menggeser wajahmu mendekat agar bisa mengintimidasinya sebisa mungkin meski hanya lewat perantara,
"Kalau ketawa jangan ditahan."
Noa tersenyum, tapi dia sengaja menutupinya darimu dengan kepalan tangan.
"Tuh, kan."
"Aku ngga nahan ketawa, tuh."
"Tapi kamu tutupin."
"Ya... Sengaja."
Kamu memberinya satu ekspresi kesal, dan Noa lagi-lagi tersenyum dibalik kepalan tangannya yang berbalut hoodie hitam.
Laki-laki itu sedikit beranjak, mengambil sebuah kamera yang kamu sangat tahu bahwa itu adalah barang yang paling Noa Kazama sukai.
Noa tiba-tiba saja mengambil gambar, tepat kearahmu yang kini sedang terpampang kesal disebuah layar ponsel di suatu tempat, di Jepang.
"Apa sih, Noa!"
Noa cuma tertawa kecil, mengabaikan kehebohanmu dan pura-pura sibuk dengan hasil jepretan yang baru saja dia ambil.
"Noa, kasih liat ngga!"
Kamu tanpa sadar berteriak, oh tentu saja, bayangkan jika Noa baru saja mengambil gambar terkonyol atas dirimu. Memalukan, bukan?
Noa malah meletakkan kameranya dan membalas tatapmu dengan satu senyum.
"Kamu datang ke sini, nanti kukasih liat hasil fotonya langsung."
Kamu diam, tiba-tiba saja perasaanmu berubah jadi agak memburuk.
Sebab kamu tahu, maksud dari perkataan Noa barusan adalah, bahwa, untuk kedua kalinya kamu akan melewatkan malam natal tanpa ada Noa Kazama di di dalamnya.
Dia tidak pulang, lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]-Kepada Noa
Fanfiction[𝒐𝒏 𝒈𝒐𝒊𝒏𝒈] Kepada Noa, 4.821 kilometer darimu: ada banyak jarak, terlalu banyak rindu, tapi kamu bertahan untuknya sebab dia menggenggammu jauh lebih erat dari apa yang pernah dunia ketahui. ••(𝑵𝒐𝒂 𝑲𝒂𝒛𝒂𝒎𝒂) 𝑨𝒍𝒕𝒆𝒓𝒏𝒂𝒕𝒊𝒇 𝑼𝒏𝒊...