Catatan : 'ORE WA HOMO JANAI'

3.9K 163 4
                                    


"Biarkan aku menyentuhmu, bocah"

Eren terperanjat, kedua bola matanya membulat mendengar permintaan absurd dari Levi. Eren tidak mengerti apa yang diinginkan orang yang mengasuhnya sedari kecil itu. Orang yang tengah menindihnya bukanlah Levi yang dia kenal.

"Lepaskan, Levi san. Kau ini kenapa ?! " Eren mencoba mendorong tubuh kekar Levi yang tengah menindihnya mencoba menjauhkan tubuh itu dari tubuh Eren . Sungguh walau tingginya kurang. Tapi tenaganya luar biasa membuat Eren kewalahan hanya dengan mendorongnya saja.

"Hari ini saja, jadilah milikku. Bocah.." Levi menatap Eren dengan wajah yang sulit diartikan , membuat Eren kebingungan sendiri.

"Apa maksudmu Levi san ?" Eren memberontak, menggulirkan kedua tangannya yang dicengkeram Levi kuat.

"Temani aku malam ini" Levi melepas salah satu cengkraman tangannya dari tangan Levi dan dan mncoba menyentuh kulit pipi Eren. "Jadilah milikku"

Buagh !!!

Pukulan telak mendarat di pipi Levi tanpa halangan . Kesempatan bagi Eren ketika sebelah tangannya yang dicengkeram Levi terlepas membuatnya refleks menonjok pipi mulus Levi. Sedangkan Levi menyentuh pipinya yang mulai terlihat lebam namun matanya tetap intens menatap Eren yang terlentang dibawahnya.

Eren tersenyum puas membuat orang yang selalu membuatnya kagum babak belur karenanya.

Yang benar saja !!!

"Katakan kepadaku, Levi san. Apa yang terjadi ?"

Tanpa disangka Levi terlihat terkejut mendengar pertanyaan dari Eren. Levi pikir Eren akan memberontak hebat atas perlakuan tiba-tiba nya. Levi hanya ingin melampiaskan apa yang kini tengah dia rasakan namun mungkin dengan cara yang salah.

Levi terdiam sedikit menunduk dan mengalihkan pandangan. Hatinya berkecamuk dan bingung atas perbuatannya. Tapi siapa lagi yang akan paham dan mengerti akan masalah yang tengah dialaminya ?

"Katakan saja Levi san. Aku tahu kau punya masalah" Eren tersenyum tipis menatap orang yang pernah menyelamatkannya beberapa tahun lalu itu. Menjadikannya pengasuh dan orang yang bisa diandalkan.

"Aku.." Levi terbata dan Eren tetap setia memandangi Levi yang berada diatasnya.

Dengan posisi yang absurd. Eren berusaha sedikit mengubah dan mendorong tubuh Levi agar menyingkir dari tubuhnya. Situasi dan posisi seperti itu sungguh tidak nyaman menurut Eren.

Padahal beberapa saat lalu ketika Eren pergi untuk menemui Levi setelah dia memberi pesan agar bertemu di suatu perempatan jalan. Disana Eren terkejut melihat Levi yang tengah berjongkok lesu seperti tak bernyawa. Tubuhnya dingin dan wajahnya pucat membuat Eren khawatir dengan keadaan Levi. Tapi ketikan Eren ingin mengantarnya ke rumah sakit, Levi menggeleng kuat dan ingin diantarkan saja ke apartemen nya yang tidak jauh dari jalan itu.

Memasuki dalam apartemen milik Levi yang sudah tidak asing bagi Eren dengan segala asitektur dan kerapihan serta kebersihan yang luar biasa itu. Melentangkan tubuh Levi yang lemas di atas ranjang empuk dengan seprei hitam yang rapi. Berharap sang empu dapat beristirahat dengan tenang.

Tapi sebelum Eren beranjak dari samping ranjang milik Levi, tangannya sudah ditarik Levi dan membuat Eren jatuh dan ditindih paksa oleh Levi.

"Mau kemana kau ?" Eren tersadar dari lamunannya ketika Levi semakin mengapit tubuhnya membuat Eren tidak dapat mengerakkan tubuhnya untuk menyingkir dari Levi.

"Ap__ Levi san. Kita bisa berbicara baik-baik dan duduk dengan tenang. Biasakan kita pindah tempat ?" Pinta Eren dengan sopan karena Eren melihat raut wajah Levi yang seperti akan marah itu.

Forbidden SenseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang