Jam menunjukkan pukul 06.15 membuat seorang gadis dengan rambut panjangnya yang dibiarkannya terurai segera berlari menuruni tangga menuju ruang makan yang ada di lantai 1 rumahnya.
Sesampainya di ruang makan, gadis itu mendapati tiga orang yang sepertinya sudah lama berada di sana.
"Pagi ma, pa dan kakakkuuuhhhh"
Gadis itu memeluk satu persatu orang yang disapanya. Dan yang terakhir ia mencium pipi perempuan yang dipanggilnya kakak.
"Ih, apaan sih Na. Pakai acara cium cium segala. Jijik tau kakak!" Alena -kakak Lyana tampak mengelap kasar pipinya yang habis dicium Lyana.
"Itu tandanya Ana masih sayang sama kakak" Kata Lyana sambil tersenyum ke arah Alena dan segera duduk di kursi meja makan untuk menyantap nasi goreng buatan mamanya.
Alena lalu memutar kedua bola matanya dan lebih memilih fokus untuk menghabiskan sarapannya.
Sedangkan Mark -papa Lyana, dan Lusy -mama Lyana hanya tersenyum geli melihat tingkah kedua putrinya.Lyana Peterson adalah anak kedua alias bungsu dari Mark Peterson dan Lusy Peterson. Mark Peterson memiliki beberapa restoran kue yang sangat terkenal hingga mancanegara negara. Lyana atau biasa dipanggil Ana, bersekolah di Alfaomega High school kelas XII IPA 2. Lyana termasuk siswa yang berprestasi karena selalu masuk peringkat 3 besar di kelasnya. Sedangkan Alena Peterson kakaknya Lyana, adalah istri dari seorang pengusaha ternama di Paris Perancis. Dan sekarang Alena tengah berkunjung ke rumah keluarganya untuk melepas rindu karena sudah hampir satu tahun tidak bertemu. Namun ia hanya memiliki waktu yang sedikit karena ia juga mengambil alih beberapa restoran kue milik papanya yang ada di Paris Perancis.
Terlihat semua piring yang ada di atas meja makan telah kosong yang artinya sudah habis dilahap oleh keluarga Peterson.
"Kakak" panggil Lyana kepada Alena yang sibuk memainkan smartphonenya.
"..." Namun, Alena tidak merespon panggilan adiknya.
"Kakakkuuuhhhh" Lyana mulai memperlihatkan wajah memelasnya kepada sang kakak. Namun lagi lagi Alena tidak memperdulikan adiknya.
Merasa diacuhkan, Lyana mencium pipi kakaknya dan membuat Alena marah marah.
"Apaan sih Na! Gak jelas benget ih nyium nyium orang! Dasar cewek gak jelas!!" Bentak Alena yang marah karena ia tidak suka dicium oleh adiknya.
"Makanya, dari tadi Ana panggil gak dijawab. Akhirnya Ana cium deh" Lalu Lyana tertawa melihat wajah kakaknya yang sangat marah.
Sebagai info, Lyana suka banget ganggu kakaknya karena menurutnya itu adalah hal yang lucu tadi tidak menurut Alena.
"Iya iya, apa ni kakak dengerin!" Bentak Alena sambil mendekatkan telinganya ke wajah Lyana.
"Emmmm, Kakak mau ya anterin Ana ke sekolah. Kali ini aja!!! Kan udah lama banget kakak gak anterin Ana. Please...." Pinta Lyana dengan wajahnya yang sungguh memelas.
Alena menarik nafas panjang sambil melihat adiknya.
"Huftt... I-"
Tiiiiinnnttt.... Tiiiiinnnttt
"Lyana berangkat yuk!!!"
Baru saja Alena ingin mengiyakan permintaan adiknya, tiba-tiba terdengar suara klakson motor dari luar rumah dibarengi suara cowok yang memanggil Lyana.
"Eheem tuh udah ada yang jemput" goda Mark kepada Lyana.
"Tapikan Ana maunya kakak yang anterin!!!" Lyana memajukan bibir bawahnya.
"Eh, gak boleh gitu Ana, Angga udah jauh jauh loh jemput kamu" Kali ini Alena yang menggoda Lyana.
"JAUH DARI HONGKONG!!! JELAS JELAS RUMAH ANGGA ITU DISAMPING RUMAH KITA!!!!!" Suara Lyana terdengar naik satu oktaf.
"Udah udah, cepetan berangkat sekolah nya ntar terlambat loh" perintah Lusy dengan suara dan senyuman yang lembut.
Mau tak mau Lyana menuruti kata Lusy karena ia sangat penurut dengan mamanya itu.
Di sisi lain, Alena dan Mark tertawa melihat Lyana yang sangat patuh pada Lusy.
Setelah menyalimi Mark dan Lusy, Lyana datang ke arah Alena hendak menyaliminya juga.
"Kak, kakak janjinya lain kali sempetin waktu untuk anterin Ana ke sekolah!" Lyana sedih karena tidak bisa diantar Alena kesekolah.
"Iya iya, kakak janji kok. Nanti kalau kakak punya banyak waktu luang, kita juga bakalan jalan-jalan ke tempat favorit Ana ya. Jadi semangat ya sekolah nya!!"
Alena memeluk Lyana dengan erat karena ia juga rindu untuk menghabiskan waktu dengan adiknya itu. Apalagi ia hanya punya waktu satu malam di rumah keluarganya dan akan kembali ke Paris nanti siang.
***
Hening, hanya itu gambaran suasana saat diperjalanan menuju sekolah. Lyana kelihatan masih merajuk kepada Erlangga. Karenanya ia tidak bisa diantar Alena.
Erlangga hanya tersenyum tipis melihat sikap Lyana melalui kaca spion motornya. Ia sudah tau betul tabiat Lyana karena sudah bersahabat sejak kecil.
Erlangga Vrestian atau Angga adalah anak bungsu dari pasangan Thomas Vrestian dan Mery Vrestian. Erlangga memiliki 2 orang kakak perempuan. Yang pertama namanya adalah Citra Vrestian dan sudah berkeluarga dan memiliki 2 orang anak serta tinggal di Turki. Dan yang kedua bernama Viony Vrestian yang sedang kuliah di Australia.
Erlangga sudah bersahabat dengan Lyana sejak kelas VII SMP karena saat itu ia pindah dah ke samping rumah Lyana. Semenjak itu Lyana dan Erlangga selalu bersama hingga sekarang. Walau pun mereka sangat sering bertengkar, tapi yang namanya sahabat itu akan selau berbaikan lagi. Dan semenjak itu jugalah Erlangga menaruh hatinya kepada Lyana. Akan tetapi, Lyana tidak pernah peka dengan perlakuan Erlangga yang melebihi sahabat. Erlangga lebih memilih diam daripada menyatakan langsung perasaannya kepada Lyana. Karena ia yakin pasti Lyana hanya menganggap itu hanyalah gurauan. Dan karena itu jugalah Erlangga tidak pernah menyukai perempuan lain kecuali Lyana yang gak peka itu.
Sesampainya di parkiran sekolah, Lyana segara turun dan melepas helmnya serta langsung berlari menuju kelasnya meninggalkan Erlangga di parkiran.
Erlangga hanya tersenyum melihat punggung Lyana yang mulai menjauh dari hadapannya.
Erlangga duduk di kelas XII IPA 1. Ia tidak pernah sekelas dengan Lyana. Entah apa alasannya. Tapi Erlangga selalu mendatangi Lyana ketika istirahat.
Saat sampai di depan kelasnya, kedua bola matanya hanya terpaku pada seseorang yang sedang duduk di samping kursinya.
Terlihat jelas senyuman yang mulai terukir di bibirnya namun disertai tetesan air yang keluar dari kedua matanya.
Tanpa aba aba, Lyana segera memeluk orang itu dan menangis dalam pelukannya. Orang tersebut juga membalas pelukan Lyana karena selain Erlangga, ia adalah salah satu orang yang juga paling mengerti Lyana.
Gimana awal ceritanya?
Maafin Riri ya kalau ceritanya masih ngebosenin.
Soalnya inalan cerita pertama buatan Riri.
Yosh... Riri bakalan buat cerita yang lebih seru lagi di chapter selanjutnya dan jangan lupaVote dan coment Yan biar Riri tambah semangat!!!
See you 😘😘😘
Typo bersebaran guys
Thanks for reading 😘
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny of Lyana
Teen FictionLyana hanya bisa pasrah dengan takdir yang membuatnya harus kehilangan hampir semua ingatannya. Ia sebenarnya tidak rela karena harus kehilangan ingatannya entah itu tentang dirinya, keluarganya atau tentang orang yang paling ia cintai. Apakah Lya...