2

3 0 0
                                    

Yang di mulmed itu fotonya Lyana ya

Happy reading guys!!!

Tanpa aba aba, Lyana segera memeluk orang itu dan menangis dalam pelukannya. Orang tersebut juga membalas pelukan Lyana karena selain Erlangga, ia adalah salah satu orang yang juga paling mengerti Lyana.

"Ngapain sih pagi pagi udah nangis?
Entar cantiknya ilang loh"

Perkataan lembut itu membuat Lyana menghentikan tangisnya. Dan beralih ke tempat duduknya.

"Verrr...... Gue kesel banget sama si Angga!!!"

Ya, namanya adalah Veronika Gifford sahabat karib Lyana selain Erlangga. Mereka bersahabat sejak hari pertama masuk sekolah.

Saat itu Lyana tidak memiliki teman karena sifatnya yang manja dan gak jelas karena moodnya selalu berubah tanpa alasan yang jelas. Dan, hanya Veronikalah satu satunya orang yang mampu mengerti sifat Lyana. Bisa dibilang karena Veronika memiliki sifat keibuan yang mungkin karena ia adalah seorang kakak dari keempat adiknya.

"Oooo, jangan jangan karena elo gak bisa di anter kak Alena ya?"

Tepat sekali tebakan Veronika. Lyana lalu menganggukkan kepalanya.

"Ya udah, lupakan aja! Lagian, walau Lo nangis sampe keluar darah juga waktu gak bisa di ulang dan Lo tetap gak bisa dianter kak Alena pagi ini!!"
Veronika menasehati Lyana bak seorang ibu.

Lyana kembali memeluk Veronika.

"Lo memang sahabat terbaik gue Berharap"

"Namanya juga Veronika"
Sombong Veronika sambil mengibaskan rambutnya.

                                   ***

Bel istirahat sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Di kelas, hanya ada Lyana dan Veronika yang menghabiskan sisa waktu istirahatnya di kelas.Lyana tampak mambaca sebuah novel dan Veronika tampak seperti orang yang sedang kesakitan dan  memegang perutnya.

"Na, gue ke toilet dulu ya"

Tanpa menunggu jawaban dari Lyana, Veronika langsung berlari meninggalkan Lyana.

Makanya tadi gak usah sok makan cabe. Batin Lyana Sambil mengingat kejadian saat di kantin tadi.

Flashback

"Bu, pesen baksonya dua ya!"

Setelah memesan makanan dengan ibu kantin, Veronika langsung menghampiri Lyana yang sudah memboking tempat duduk yang ada di kantin.

Tak lama pesanan mereka pun tiba.

"Oh iya neng, minumnya apaan?"
Tanya si ibu kantin.

"Es jeruk aja Bu"
Jawab Lyana dan Veronika serempak.

Lalu si ibu kantin langsung bergegas membuatkan pesanan mereka berdua.
Sambil menunggu es jeruk mereka tiba, Lyana hanya menuangkan kecap di dalam mangkuk baksonya. Karena ia tidak suka pedas. Sedangkan Veronika langsung menuangkan saos cabe sebanyak mungkin ke dalam mangkuk baksonya.

"Jangan banyak-banyak cabenya Ver! Entar lo jadi cabe cabean deh"

"Sembarangan aja Lo ngomong. Lo kan tau kalau hidup gue itu gak akan terasa bahagia tanpa cabe"

Cabe is my life

Itulah semboyan dalam hidup Veronika. Ya, mereka berdua memang berbanding terbalik. Veronika sangat menyukai pedas sedang Lyana sangat membenci pedas dan lebih menyukai manis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 05, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny of LyanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang