Esha
Kini mentari tengah mengingatkanku pada pertemuan itu.
Ya, pertemuan yang sama sekali tak pernah terduga dan terencanakan. Mentari seolah bersorak memendarkan sinarnya seakan mendukung pertemuan tak disengaja itu. Aku ingat betul saat itu... saat aku ragu akan menghadiri sebuah pertemuan forum rumpun kesehatan di sebuah gedung baru itu. Gedung yang arsitekturnya mirip sebuah labirin, berkelok-kelok melingkar dan seperti terus berputar kembali ke tempat semula.
Sama seperti ruang di hatimu, yang berkelok-kelok dan tiada berujung....
Semua orang bercakap-cakap ramah, tak terkecuali kamu. Tapi tunggu... biar ku tebak, sepertinya kamu bukan tipe orang yang senang bercakap-cakap dengan orang baru, bukan begitu? Raut wajahmu mengatakannya padaku seperti itu. Aku kenal betul tipe orang introvert itu seperti apa..tipe yang lebih sering ditanya daripada bertanya duluan.
Aku mengerti... karena akupun seperti itu. Tahu bagaimana canggungnya memulai sesuatu dengan orang baru.
Aku mulai menduga-duga. Secara tidak langsung rupanya aku sedang memperhatikan seorang gadis yang duduk bersebrangan dua baris dari arah kananku yang entah siapa namanya...
***
Izzi
"Salsaaaa! Heiiii..." Sapaku sambil melambaikan tangannya pada sahabat terbaik yang pernah ada. Obrolan singkat dengan teman baruku yang bernama Zulfa pun berakhir dengan kedatangan Salsa.
Aku mungkin bukan orang yang ekstrovert, yang senang bercakap-cakap dengan orang baru. Bahkan, hanya sedikit saja dari teman-teman dekatku yang mengetahui seluk-beluk kepribadianku sebenarnyaOrang-orang mungkin menyangka diriku ini seorang gadis yang cuek. Bukan, aku hanya lebih suka ditanya daripada bertanya.
Terkadang, sifat itu memang menyebalkan...
Aku memutar badan ke arah kiri dan menoleh ke arah Salsa. Seperti ada yang memerhatikanku.
Sosok pria diujung sana sepertinya melirik ke arahku. Mungkin? Ah, tidak... Mungkin dia sedang menunggu temannya yang datang dari arah pintu. Toh tempat duduk yang aku singgahi kan dekat dengan pintu. Sudahlah hei! Ini forum rumpun kesehatan... Bukan saatnya untuk geer!
Aku menepuki pikiran yang mulai merambah liar...
***
Esha
Sambil mengunyah pastel kentang yang ada, sesekali aku menoleh ke arah pintu. Memasang muka seperti hendak menunggu temanku yang belum datang. Padahal, tak ada yang ku tunggu...
Aku tersentak saat gadis itu memanggil temannya yang baru datang itu dengan hebohnya. Siapa tadi? Salsa? Hmm... Anak jurusan keperawatan kah? Farmasi? Kesmas? Gizi? Ah yang pasti bukan Kedokteran Gigi. Aku hafal betul semua anak-anak satu jurusanku. Tidak salah lagi! Kamu orangnya introvert! Kamu lebih nyaman mengobrol dengan temanmu, Salsa itu sepertinya... Wajah canggung tadi bisa berubah sumringah berseri-seri. Astaga! Dia melihatku! Aku berpura-pura melihat ke arah lain saat dia memergoki mataku yang sedang memperhatikannya.
Apakah dia menyadari bahwa aku daritadi memperhatikannya?
***
Izzi
"Reksa Novaretsa dari Fakultas Kedokeran Gigi, Koordinator Baksos Rumpun Kesehatan 2013" pria itu maju memperkenalkan dirinya. Oh... namanya Reksa. Pria yang daritadi menunggu temannya dan telah aku sangka tengah memerhatikanku. Haha asal. Aku menatapnya biasa seperti dengan tatapan orang yang baru ku kenal. Tunggu! Sepertinya aku pernah melihat dia sebelumnya...
YOU ARE READING
Esha & Izzi
RomanceEsha, seorang mahasiswa kedokteran yang selalu fokus dengan kuliahnya tak mau fokusnya terganggu dengan wanita. Hidupnya mulai berubah sejak mengenal Izzi, seorang mahasiswi jurusan farmasi yang memiliki masa lalu yang rumit. Keduanya sama-sama tak...