Dinginnya angin malam membuat Ten memeluk dirinya sendiri di halte depan mall, mobilnya berada di bengkel jadi Ten memilih untuk naik bus.
"Ten?" Panggil Taeyong yang kebetulan melintas di depan halte dengan motornya.
"Eh Tae, kenapa?" Tanya Ten menaikkan alis kanannya.
"Gapapa, lu tumben ga naik mobil? Kemana mobillu?" Tanya Taeyong balik.
"Di bengkel," jawab Ten dan tersenyum.
"Mau bareng? Gratis dah," tawar Taeyong dengan senyum ramahnya.
"Beneran mau nganterin? Entar malah lu turunin gua di perempatan.." celetuk Ten.
"Gak kok gua anterin sampe rumah dan selamat sampe tujuan," jawab Taeyong lalu menyerahkan helm kepada Ten.
"Lah bawa helm dua? Jadi ojek online lu?" Tanya Ten ngawur.
"Enak aja, gak lah tadi gua nganterin adek gua les trus gua tinggal nanti tinggal jemput," ucap Taeyong.
Ten memakai helm nya dan menaiki motor Taeyong. Awal mula hanya biasa saja namun hawanya semakin terasa dingin.
Taeyong yang peka dengan Ten yang kedinginan pun menggenggam tangan kanan Ten dan memasukkan tangan Ten di saku hoodie nya.
(Tulisan hoodie gitu bukan cuk?)"Ah cie pegangan tangan," ledek pak polisi saat di lampu merah.
"Gilakk... kita cowok semua pak," elak Ten.
"Kirain, cantik sih yang di belakang," goda pak polisi.
"Jangan ngegembel pak nanti saya lawan arus loh!" Ancam Taeyong yang sedang memperhatikan jalan.
"Jangan dong nanti tabrakan kalian mati" ketus pak polisi.
'Gua kedukun lu mati beneran gua mampusin lu pak,' batin Ten murka.
Lampu merah berganti menjadi hijau. Taeyong melajukan motornya kembali dan tidak lama sampai di depan rumah Ten.
"Wah ini rumah lu?" Tanya Taeyong sambil melepas helm nya sendiri begitu juga dengan Ten.
"Iya dong, mau mampir? Ga ada orang tapi," tawar Ten sambil memberikan Helm yang tadi ia pakai kepada Taeyong. Ten lupa jika ada Winwin di rumahnya.
"Kalo ga ada orang trus lu sendiri namanya makhluk apa?" Ledek Taeyong.
"JURIG!" Ketus Ten dan berlalu masuk dan membuka gerbang rumahnya.
"Hyung!!!!!" Teriak Winwin dari pintu rumah.
"Lah Iya lupa gua ada ni cecunguk satu," celoteh Ten.
"TAEYONG HYUNG MAKASIH!!" Teriak Ten dari pintu rumahnya. Taeyong hanya tersenyum dari kejauhan."YAA!!" Teriak Taeyong dari kejauhan dan mengegas motornya lalu pergi.
'Demi apa si Ten panggil gua hyung yawlohh mimpi apa gua semalemmm padahal gua cuma mimpi basah.eh hohohoho aku bahagia rasanya ingin ku rasanya meng unboxing bungkus nasi padang' batin Taeyong lebay di perjalanannya.
Ten menutup pintu rumah dan memencet tombol agar gerbangnya tertutup secara otomatis.
Ten meletakkan plastik belanjaan nya. Ten membeli beberapa bahan makanan untuk persediaan.
"Hai hyung!!" Sapa Haechan selaku teman dan anak dari kuli bangunan depan rumah Ten.
"Lah ada elu mpas!" Ucap Ten.
"Mpass??"
"Apa itu?"
"Sejenis reptil apa itu?"
"Apa itu unggas?"
"Atau itu seniman?"
Winwin berfikir keras dan mencoba mencerna apa yang dikatakan Ten goblok hyungnya itu."Iya mpas, ampas, ampas kecap, item haha..." ledek Ten dan tertawa terbahak bahak.
"Bilangin pa'e sama ma'e loh hyung," ancam Haechan dan membuat Ten bergidik ngeri pasalnya Haechan juga pernah mengadu kepada orang tuanya jika Ten jahil. Alhasil Ten dihukum untuk mengaduk semen dan membuat bercak semen yang mengering di celana jeansnya.
"Yehjangandong..." seru Ten.
Sudah garing kriuk kres
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
BODOAMAT-TEN [✔]
Fanfictiongatau gamau tau bodoamat dan gak peduli -quotes ten nct of the year