46. Romantiz

217 38 11
                                    

(Bagian ini kusus panjang dan sedikit berbahasa baku)

>Ten PoV<

Aku menghirup udara segar pagi ini, hari minggu yang tenang dengan tidak hadirnya Winwin di sampingku membuatku tentram dan nyaman. Tetapi aku sedikit kesepian tanpa dirinya. Sejak dia kembali ke rumahnya, aku selalu sendiri dirumah dan hanya menghabiskan waktu dengan ponsel atau televisi di rumah.

Taeyong, laki laki baik yang sudah menjaga ku selama ini, aku sangat beruntung memilikinya. Lelaki yang begitu perhatian padaku. Yang tidak pernah berperilaku kasar padaku dan selalu menasehatiku ketika aku salah.

Seperti kala itu

"Kenapa tidak memukulku balik? Padahal tadi aku sudah memukul kepalamu dengan panci ini," tanyaku dan mengangkat panci yang ku pegang. Aku dan Taeyong sedang memasak nasi goreng kala itu, ya dia menginap di rumahku

"Maaf tetapi aku tidak mau berbuat kasar padamu, karena tugasku menjagamu bukan menyakitimu," Taeyong berkata seperti itu sambil  mengusap kepalaku dengan tangan kekarnya. Itu berhasil membuat pipiku memerah dan menutup wajahku.

Sudahlah aku tidak perlu mengingat hal itu, oh astaga pipiku kembali memerah, aku merindukannya saat ini. Sudah beberapa hari Taeyong tidak berangkat sekolah dan tidak menghubungi ku.

> Ten PoV end <

> Taeyong PoV <

Entah kenapa aku memikirkan Ten saat ini setelah beberapa aku tidak berangkat sekolah karena pergi ke luar negeri. Aku berjalan menuju garasi untuk mengambil mobilku, aku rasa diriku terlalu niat karena aku ingin pergi ke rumahnya saat ini juga padahal aku belum mandi dan hanya memakai celana jeans dan kaos dalam. Untung saja aku tampan jadi tidak mungkin ada yang akan mengiraku orang gila. Hahaha Taeyong begitu tampannya dirimu.

Aku mengendarai mobilku menuju rumahnya. Tak lupa sebelumnya aku membuat sandwich untuk sarapan Ten dan meletakkan nya di kotak bekal. Bukan kotak amal. Bahkan eommaku sampai bertanya untuk apa aku membuat semua itu.

Oke, sekarang aku sampai di depan rumahnya. Ten terlihat sangat cantik dilihat dari kejauhan apalagi dari dekat dan itu milikku, Jangan harap kalian memilikinya. Ten terlihat cantik dengan piama tidur nya yang hanya selutut membuatnya seperti tidak memakai celana tapi kurasa memang dia tidak memakai celana, hanya celana dalam dan itu terlihat jelas ketikaTen sedang berjongkok di dekat taman rumahnya.

Kulihat Ten terlihat murung sambil menyiram bunga yang ada di hadapannya. Terlalu fokus sampai tidak mengetahui kehadiranku. Aku berfikiran untuk mengejutkannya dengan menggendong dari belakang.

Aku meletakkan kotak sandwich di meja depan rumahnya dan berjalan mengendap endap menuju Ten yang tengah berjongkok.

Dan, hap! Aku mendekapnya dan mengangkat nya. Itu membuat Ten terkejut dan membulatkan matanya. Bagaimana tidak? Aku mengangkatnya dan tidak sengaja bajunya ikut terangkat membuat celana dalamnya langsung terlihat di mataku

"Oh astaga maaf, aku tidak sengaja Ten," aku merasa bersalah, aku menurunkannya dari dekapanku. wajahnya memerah dan akan menangis sebentar lagi, dalam hitungan detik.

"Hiks hyunghhhh kenapa mau mengejutkan ku tidak bilang bilang!! Untung saja tadi tidak ada orang, jika ada Winwin pasti dia akan menertawakanku, dan jika ada Haechan pasti dia akan berteiak sampai kaca pecah!"Oh tidak, dia benar menangis. Apa yang harus ku lakukan, ini salahku dan aku harus bertanggung jawab.

"Tapi Ten, maafkan aku, aku tidak sengaja, kumohon Ten... maafkan aku... please" aku berusaha memohon agar dia mau memaafkan ku. Tetapi Ten malah berbalik badan dan tidak merespon ucapanku.

"Ten, tennie.." aku memanggilnya beberapa kali sama sekali tidak ada jawaban dan dia memilih untuk mengambil kran air untuk kembali menyiram bunga.

"Jangan panggil aku! Aku marah padamu," astaga Ten ku memang lucu, jika marah kenapa harus berkata padaku?? Hahaha Ten memang lucu.

"Ten aku membawakanmu sandwich ayo makanlah," aku berusaha membujuknya untuk memakan sandwich itu.

"Tidak mau, pasti ada racunnya!"

> Taeyong PoV end <
> Author PoV <

Taeyong terus saja membujuk Ten agar mau memaafkannya sekaligus memakan makanannya. Tetapi sepertinya Ten benar benar marah. Taeyong tetap setia berada di tempat yang sama begitu juga Ten.

Sepertinya Ten berubah pikiran dan berbalik badan menghadap Taeyong. Melihat Taeyong yang setia di belakangnya dari tadi membawa kotak sandwich untuknya. Akan bagaimana lagi? Ten memang merindukan Taeyong untuk saat ini, beberapa hari Taeyong tidak menghubunginya. Ten rindu...

Ten langsung memeluk Taeyong, dan Taeyong membalas pelukannya. Menghirup aroma tubuh Taeyong yang khas membuat Ten berhenti merindukan Taeyong karena. Taeyong sudah berada di hadapannya.

"Hyung, kenapa tidak menghubungi ku? Apa hyung lupa padaku? Apa hyung tidak tau jika aku sangat merindukanmu?" Ten berbicara seperti itu dengan memeluk Taeyong.

"Tentu aku merindukanmu tetapi aku tidak mau mengganggumu belajar, bukankah akhir akhir ini sangat banyak tugas?" Taeyong berkata seperti itu membuat Ten melepaskan pelukannya. Benar juga Taeyong berbicara seperti itu, akhir akhir ini Ten banyak tugas dan tidak suka diganggu.

"Alasan! Bilang saja lupa padaku karena bertemu uke uke di luar sana!" Sahut Ten mengira Taeyong berselingkuh.
"Ternyata semua laki laki sama saja!" Hei? Ten pikir dia apa? Bukan laki laki?

"Disaat kau berkata semua laki laki itu sama saja, disaat itulah aku merasa mirip dengan ayahmu," Taeyong berkata seolah tidak berdosa.

"Kenapa ayahku?" Tanya Ten bingung kenapa tiba tiba ayahnya disebut sebut.

"Karena ayahmu orang yang baik, setia, ramah dan selalu menjagamu dan tidak pernah berbuat kasar padamu, bukankah begitu?" Taeyong tersenyum setelah mengatakan itu.
"Dan aku rasa aku seperti ayahmu," lanjut Taeyong.

"Kurasa tidak sama, Chaiyaphechara Leechaiyapornkul tidak sama sepertimu, dia terlihat sepuluh tahun lebih muda dan dirimu terlihat sepuluh tahun lebih tua atau kau sama sama tua dengan pak Rt! Atau ayahnya Haechan," panjang lebar Ten menjelaskan untung Taeyong pendengar setia channel Lambe Ten jadi tidak mengabaikannya.

Cup... Taeyong mengecup sekilas bibir Ten dan meletakkan kotak sandwich di tangan Ten.

"Berhentilah berbicara dan makan ini, pergilah mandi dan pakai celanamu, aku juga ingin pulang dan mandi, usahakan ketika aku datang sudah rapi," ucap Taeyong lembut lalu menyentuh hidung mancung Ten dengan jari telunjuknya.

"Jangan melupakanku, aku ingin kau terus mengingatku karena kau orang ketiga yang aku cintai setelah orang tuaku,"

pipi Ten kembali memerah mendengar bisikan setan, maksudnya bisikan Taeyong di telinganya.

Taeyong berjalan mundur menuju mobilnya dan masuk kedalam mobilnya namun sebelum itu Taeyong memberikan flying kiss untuk Ten dan melambaikan tangannya.

Romantis, itu yang ada di pikiran Ten. Beruntungnya Ten memiliki seme seperti Taeyong.

Taeyong mengendarai mobilnya menuju rumah nya dan bersiap untuk mengajak Ten jalan jalan siang nanti.



Tbc
Suka ga kalo ceritanya gini?
Lanjut?
Atau mau one shoot yang humor aja?

BODOAMAT-TEN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang