Part 1♥

46 12 2
                                    

Rasa nyaman itu, tanpa aku ketahui

-Ranya

"lo suka sama Refan? ya kan, ya kan". goda Tiyas kepada sahabatnya Ranya yang sering Ia goda suka dengan Refan Andriano teman sekelas mereka, memang Refan termasuk Cogan dikelasnya,

bukan hanya Refan saja namun kedua sahabatnya juga termasuk Cogan yaitu Dio dan Adit, tak heran banyak kaum hawa yang mengagumi ketampanan mereka, bahkan kaum hawa dari kelas lain entah itu adik kelas ataupun kakak kelas. mereka juga anggota Futsal.

"apa sih, gak usah jodoh jodohin orang, sebel gue". Ranya berdecak kesal sahabatnya yang satu ini selalu saja menjodohkannya dengan Refan cowok yang selalu usil terhadapnya, membuat mood dikesehariannya hancur.

"biasanya kan kalo sering berantem, bisa jadi cinta". kekeh Tiyas

"gak lah gak mungkin, ngapain cinta sama cowok modelan kayak dia".

Tiyas memutar bola matanya malas "sok sok an ngomong kayak gitu, liat aja nanti ntar juga lo cinta"
Ranya hanya diam tidak menyahutnya sama sekali ia malas berdebat dengan Tyas.

Tak lama kemudian guru mapel matematika Bu Nia yang terkenal killernya masuk di kelas XI IPA 2 semua murid langsung duduk ditempatnya masing masing dengan tenang.

"selamat pagi"

"pagi bu". serentak satu kelas

"hari ini ibu akan memberikan soal, lalu bagi yang mau maju mengerjakan soal itu didepan, ibu akan memberikan nilai tambahan". jelas Bu Nia

Tyas berdecak kesal, pasalnya ia sangat rendah dalam matematika kalaupun ia mengerjakan pasti menyontek Ranya, karena dikelasnya yang paling pintar adalah Refan dan Ranya tapi keduanya tidak saling akur.

"Ran gimana gue dapet nilai tambahan, gue aja matematika pasti dibawah rata rata".

"belajarlah"

"yee.. lo mah enak, emang udah pinter".

"Baiklah, siapa yang akan maju soal pertama"

Dengan cepat Refan berdiri dari tempat duduknya dan berjalan santai menuju papan tulis, Refan mengerjakannya dengan teliti, tak butuh waktu lama untuk mengerjakan dan jawaban Refan terjawab dengan sempurna. Tyas menganga sehebat itukah Refan?

"kurang apa sih Refan dimata lo, liat tuh udah Cogan pinter pula" bisiknya tepat ditelinga Ranya. Ranya kesal Refan lagi Refan lagi sepertinya pikirannya terkuras nama Refan.

"diem".ketus Ranya

****
Bel pulang pun berbunyi semua murid berhamburan keluar kelas menuju gerbang sekolah untuk segera pulang . Ranya masih menunggu jemputan Ayahnya.

"Ayah mana sih lama banget" gumam Ranya

tak lama kemudian bunyi klakson ayahnya pun datang. Ranya pun tersenyum senang, Ranya langsung buru buru masuk ke dalam mobil.

"Ayo yah, Ranya udah pingin pulang capek banget".

Rio pun tersenyum melihat tingkah anak gadisnya. tak butuh waktu lama mobil yang dikendarai pun pergi meninggalkan gerbang sekolah menuju rumahnya.

sampai dirumah Ranya menuju kamarnya untuk segera membersihkan diri setelah selesai Ia langsung berbaring di tempat tidurnya, matanya terpaku melihat album fotonya bersama Ayah dan Bundanya. Ranya tidak punya saudara kandung lebih tepatnya anak tunggal.

"Ranya sayang bunda". ujar Ranya sambil memeluk album tersebut.

****
pagi ini seperti biasa Ranya melakukan rutinitas jogging nya saat minggu pagi, sekedar jogging ke taman untuk menyegarkan pikiran.

Ranya istirahat sebentar di bangku taman yang sudah disediakan.

saat ia sedang duduk sambil menikmati angin pagi, ada saja gangguan yang menurut Ranya sial, Refan baru saja datang dan seenaknya duduk disebelahnya.

"ngapain lo duduk di sini, ganggu tau gak".sinis Ranya

"suka suka gue lah lagian kan ini tempat umum". protes Refan

"kenapa sih gue harus ketemu cowok yang nyebelin kayak dia". gumam Ranya dalam hati sambil memandangi Refan.

"kenapa lo ngeliatin gue, gue tau kok gue itu ganteng". ujar Refan dengan PDnya

"dih muka pas pas an dibilang ganteng". Cibir Ranya

segini dulu ya, maaf kalo banyak typo jangan lupa vote dan koment

salam
Alfi Sasia

Ranya HauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang