Part 3♥

30 6 0
                                    

maaf, gombalan anda pada orang yang salah😅

-Ranya

Refan tersenyum mengingat kejadian tadi lucu itulah sifat Ranya menurutnya, tak lama kemudian Refan terlelap dalam mimpi.

****
pagi ini cahaya matahari sudah bertembus di balkon kamar Refan, tapi Refan masih setia berada di tempat tidurnya. Tiba-tiba Kina Andriana kakak perempuan satu-satunya Refan 2 tahun lebih tua darinya yang sekarang mendambahi pendidikan lebih tinggi.

Ia mengetuk pintu kamar Refan tetapi tidak ada jawaban dari pemiliknya.

"Woiii... dek bangun udah siang, lo ngak sekolah?". teriak Kina dari luar pintu kamar.

Refan merasakan suara kakaknya sudah memasuki ke ujung gendang telinganya, dengan sangat berat Ia bangun dari tidurnya dan membuka pintu kamarnya.

Kina masih saja mengetuk pintu kamar Refan, tanpa disengaja pukulan mendarat di wajah Refan.

"Aduh... pake mukul segala lagi". Refan mengelus elus wajahnya.

tawa Kina pecah "sorry... lo mau buka pintu gak bilang bilang, gue kira lo pintu".

"tadi gue disuruh bangun kan, udah nih gue udah bangun".

"siap siap sana, udah siang ntar telat, gue juga mau berangkat kuliah kalo mama ngak suruh gue bangunin lo, gue ngak bakal bangunin lo". ujar Kina dan langsung menuju meja makan untuk sarapan pagi harinya.

Tak butuh waktu lama, Refan selesai bersiap untuk pergi ke sekolah, Refan menuju meja makan terlebih dahulu untuk sarapan.

"Refan habisin makanan kamu".ujar Riya (mama Refan) melihat Refan menyisakan makanannya di piring.

"Refan buru buru ma".elak Refan

"Refan dengerin mama kamu, habisin makanannya". Andrian (papa Refan) pun ikut menasehati putranya.

"Mama,papa maaf yah Refan buru buru mau berangkat sekolah biar gak telat, nanti kalo telat Refan dihukum, nanti kalo Refan dihukum--" belum selesai Refan bicara Kina sudah memotong pembicaraannya.

"udah ma pa, biarin aja berangkat daripada ngoceh ga jelas disini".

Riya menghela nafas pelan "yaudah terserah kamu aja". ujar Riya mengalah.

"Refan berangkat ya mama,papa kakak yang cantik tapi boong assalamualaikum". ujar Refan sambil terkekeh.

Kina sudah siap dengan senjata sendok di tangannya, dengan cepat Refan berlari menuju keluar rumah takut kakaknya mengamuk.
Andrian dan Riya menggelengkan kepala melihat tingkah kedua anaknya.

****
sampai di sekolah Refan memasuki kelasnya menghampiri kedua tempat duduk sahabatnya yang sedang bergosip ria.

"pagi pagi udah gosip mulu, inget lo berdua cowok". sahut Refan tiba tiba sambil menaruh tas di bangkunya.

Dio menyengir "eh eh Fan nanti pas istirahat godain adek kelas kuy, tadi gue udah ngajak Adit tapi ngak mau". Dio melirik Adit sekilas dan mendapat tatapan tajam dari Adit, Dio pun beralih menatap Refan.

Refan memutar bola matanya malas, seperti inilah Diofino Abian satu sekolah sudah mengenalnya karena di cap playboy tingkat atas. berbeda dengan Gibran Raditya Leo sifatnya lebih sedikit pendiam dari mereka berdua.

"lo tuh jangan kebanyakan modusin cewek, mending lo tobat deh dosa lo banyak". sindir Refan
sambil tertawa

"gue setuju tuh ama Refan". Adit pun ikut tertawa.

Dio berdecak kesal, tak lama kemudian pandangan Dio beralih ke Tyas yang sedang asyik berbincang dengan Ranya di tempat duduknya, Ia langsung menghampiri keduanya.

"pagi Jelita Tyasya, cantik banget sih hari ini". Dio mengedipkan sebelah matanya.

"maaf gombalan anda pada orang yang salah, PERGI SANA GANGGU TAU GAK PAGI PAGI UDAH MODUS....". teriak Tyas di kalimat akhirnya dengan tatapan tajam, sedangkan Ranya yang ada di sebelahnya terkekeh pelan.

Dio berlari menuju Kedua sahabatnya, Refan dan Adit tertawa.

"kan gue bilang juga apa, udah saatnya lo itu tobat". Ujar Refan sambil menggelengkan kepalanya.

"gak mempan kan gombalan lo, sama tyas lagi ". ujar Adit menambahi.

Dio hanya diam bisa bisanya gombalannya kali ini gagal.
Tak terasa guru fisika Bu Ela memasuki kelas mereka.

"selamat pagi".

"pagi" serentak satu kelas.

"baiklah siapkan satu lembar kertas, untuk ulangan Fisika hari ini". ujar Bu Ela.

suasana kelas menjadi riuh, kenapa harus ada ulangan dadakan, sebagian mereka ada yang langsung membolak balikan buku, ada juga yang senang karena bersyukur karena semalam sudah belajar.

****
jam istirahat kali ini Ranya dan Tyas makan bakso bersama di kantin, Tyas yang sedari tadi makan bakso sangat lahap mungkin karena ulangan dadakan tadi yang membuatnya kelaparan, sedangkan Ranya hanya mengingatkan agar tidak tersedak.

Begitupun dengan Refan, Dio, dan Adit menikmati makanan mereka di kantin, setelah selesai Dio membuat tantangan untuk Refan entah ide dari mana Dio tiba tiba muncul di otaknya.

"Ref gue tantang lo, kalo lo berhasil gue mau traktir lo 4 hari deh gimana?" .tantang Dio

Refan bingung "apaan emang tantangannya?". tanya Refan

"Lo gombalin tuh si Ranya". Ujar Dio sambil terkekeh

Belum mengatakan apa apa, Refan ditarik oleh Dio menuju meja Ranya, saat sampai Dio kembali ke mejanya meninggalkan Refan yang sudah berdiri didepan Ranya dan Tyas.

"gue harus gombalin apa coba emang bener bener tuh si Dio". gumam Refan dalam hati

"ngapain lo". sinis Ranya.

"ehmm itu... apa namanya... gue mau minta bayaran yang kemarin gue udah nganterin lo". ujar Refan sedikit gugup.

"kok gue jadi minta bayaran sih kan harusnya gombalin, aduh.. Refan kok lo bego sih". ujar Refan dalam hati.

Ranya mengambil uang sepuluh ribu di sakunya, dan mengangkat tangan kanan Refan lalu menaruhnya "nih... gue gak mau punya utang sama lo". setelah selesai mengatakan itu Ranya beranjak pergi dari tempatnya diikuti dengan Tyas.

Refan menatap bingung uang yang ada ditangannya " yaudah deh terima aja Rezeki ngak boleh di tolak" gumam Refan dalam hati.

Siapa nih yang suka gombal kayak Dio?😅😅😅
part 3 Segini dulu ya, jangan lupa Vote sama koment nya maafkan kalo ada typo

salam

Alfi Sasia

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ranya HauraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang