Capther 1

36 1 0
                                    

Zita POV.
Hari ini adalah hari terakhir gua di Amerika sebelum gua besok pulang ke Indonesia. Dan rencananya gue mau kasih tau sama sahabat-sahabat gua kalau gua besok mau pulang ke Indonesia. Karena gua lupa memberi tau mereka kalau gua mau pulang ke indonesia. Mungkin gua akan diomelin sama sahabat-sahabat gua kalau gua mau piindah ya terima nasib aja deh.

“Udah rapi aja lu dek”. Tanya kakak sepupu gua.

“Mau ketemuan sama sabahat-sahabat gua kak”. Jawab gua santai.

“Kamu ini Zita bukannya beresin pakaian kamu untuk besok ini malah keluyuran”. Kata paman gua.

“sudah semua kok paman, tinggal berangkat aja, aku pergi juga kan mau pamitan sama sahabat-sahabat aku, takut nanti mereka khawatir karena aku pergi tanpa pamit”. Kata gua dengan senyuman yang gua buat semanis mungkin agar paman mau ngizinin gua pergi.

“Yaudah paman izinin tapi kamu dianter sama kakak kamu aja ya agar paman gak khawatir sama kamu”. Kata paman.

“Ya paman, hari ini kan terakhir aku sama sahabat-sahabat aku, jadi aku mau ngabisin waktu aku sama mereka paman, mumpung mereka juga lagi libur kuliah, kan jarang-jarang paman semester 2 itu dapat libur, kan paman tau kalau kuliah itu sangat sibuk, jadi bolehnya paman, pliss”. Kata ku, dengan pepy eyes.

“Yaudah paman izinin, tapi gak boleh pulang malem dan jangan lupa kasih tau paman kalau ada apa-apa dan jangan lupa untuk pakai kaos kaki, lihat tuh kamu gak pakai kaos kaki nanti kamu malah digodain sama laki-laki hidung belang, nanti paman dimarahin lagi sama ayah kamu”. Kata paman yang mengingatkan gua, dan gua langsung senyum dan pergi ke kamar untuk memakai kaos kaki dan untuk mengambil tas gua yang ketinggalan dan camcus pergi ke kafe------ tempat kami yang sudah kami janjikan.

SKIP.

Sesampainya gua di kafe ------ gua langsung mencari sahabat-sahabat gua. Namun gua melihat Aurel yang sedang dipeluk oleh Sandra dan Bi. Lalu gua berjalan mendekati mereka. Sesampainya gua di meja tempat sahabat gua menunggu. Gua bisa melihat Aurel yang menangis tersenduh-senduh dan Sandra memberi isyarat untuk aku duduk dan menenangkan Aurel.

“Rel, lo kenapa nangis?”. Tanya gua dengan khawatirnya, sambil melihat Sandra dan Bi bergantian, dan Aurel hanya dapat menangis tersenduh senduh.

“Zi, Aurel  dari awal ia sampai ke sini tadi nangis mulu, dia gak cerita sama kita kenapa, padahal yang kita tau dia dari kemarin gak ada masalah, ya jadi kita juga gak tau dia kenapa nangis”. Jawab Bi dengan raut wajah khawatir.

Setelah kami bertiga menunggu Aurel tenang baru lah Aurel  cerita dengan kami bertiga.

“Gua mau cerita sama kalian tapi gak di kafe ini, kita ceritanya di rumah gua aja, mumpung ortu gua lagi ke Indonesia ngurusin bisnisnya.”. Kata Aurel dengan nada serius. Mungkin yang di alami Aurel ada sangku pautnya sama pacarnya yaitu Diga. Apa lagi yang dilakukan oleh Dirga sampai-sampai Aurel nangis kayak gini.

“Yaudah kita berangkat sekarang aja pakai mobil gua, mumpung gua bawak mobil”. Kata gua.
Sesampainya kita di rumah Aurel kita langsung masuk ke kamar Aurel yang letaknya di lantaai 2 ruamahnya.

“Gua ganti baju dulu ya, risih soalnya”. Kata Aurel.
Sambil nunggu Aurel gua lihat-lihat kamar Aurel yang menurut gua banyak yang berubah, padahal terakhir gua ke rumahnya Aurel itu sekitar sebulan yang lalu tapi kenapa kamarnya banyak yang berubah malah lebih agak terkesan misterius, apa jangan-jangan nangisnya Aurel tadi ada hubungannya dengan semua ini.
“Zi apa yang lo pikirin”. Tanya Sandra.

“Gua ngerasa ada yang di tutupin sama Aurel deh, coba kalian pikir kita ke terakhir ke rumah ya Aurel sekitar sebulan yang lalu, tapi kenapa kamarnya Aurel jadi agak misterius ya, dan gua  ngersa ada hubungannya dengan semua yang di sembunyiin oleh Aurel”. Kata gua sambil mengingat semua yang telah terjadi sama Aurel.

“iya juga ya tapi kenapa gua gak kepiran ya sama semua ini”. Kata Bi.
“Kalian lagi ngapain”. Tanya Aurel ke kita bertiga.

“Kita lagi liati kamar lo Rel, soalnya gua ngerasa kayak ada yang  berubah dari kamar lo ini, dan bukan kamar lo aaja yang gua ngerasa berubah tapi lo jua kayak berubah, apa jangan—jangan ada hubungannya sama lo nangis tadi atau ada hubungannya sam Dirga”. Kata gua

“ini yang akan gua sampai kan sama lo semua, tapi kalian jangan marah ya”. Kata Aurel sambil menundukkan pandangannya.

“Kita gak akan marah kalau lo bisa jujur sama kita, dan gua juga ada yang mau gua omongin sama kalian semua, dan kalian juga jangan marah ya sama gua, karena ini dadakan banget dan penjelasan akan dimulai dari lo Rel”. Kata gua dengan senyuman yang gua buat semanis mungkin.

“Emang apa yang mau lo omongin sama kita Zi”. Kata Bi penasaran.

“Ada kok, tapi Aurel dulu yang ngejelasin masalahnya baru gua”. Kata gua agak sebel sama mereka karena mereka yang terlalu kepo.

“Sudah jangan berantem, nanti kapan Aurel dan Zita ngejelasin masalah mereka”. Kata Sandra menengahi.

“Jadi gini gua, itu barua aja dapet kabar bahwa Dirga itu nyakiti orang lagi, karena dia gak mau nyakitin gua lagi”. Kata Aurel sedih.

“Bagus dong kalau gitu, lo kan gak di siksa terus sama Dirga lagian ngapain coba lo mau banget di sakitin sama Dirga, lo kan tau kalau Dirga itu PSYCHOPAT”. Kata Bi kesal.

“iya gua tau tapi gua sayang sama Dirga gua gak mau kalau Dirga itu nyakitin orang terus gua mau Dirga hanya nyakitin gua aja”. Kata Aurel

“Lo gila ya rel, lo itu harus sadar kalau Dirga itu gak baik buat lo, kalau dia emang bener sayang sama lo gak mungkin Dirga mau nyakitin lo terus, ngeaniyaya lo terus, lo tau berapa lu sayatan yang diberi oleh Dirga selama lo pacaran sama dia HAH”. Bentak Sandra kepada Aurel.

“Gua mau nanya sama lo semua, lo semua kan puinya pacar pyschopat, nah kalian pernah di sakitin sama pacar kalian, seperti apa yang dilakukan Dirga pada Aurel”. Kata gua.

“pernah tapi itu Cuma sekali doang kok, dan pacar kita gak nyakitin kita lagi”. Kata Bi.

“Kalau lo Rel kenapa lo mau disakitin sama Dirga padahal Sandra sama Bi aja bisa ngontrol pacarnya kenapa lo gak bisa Rel. Lo itu harus sadar kalau Dirga gak baik untuk lo”. kata gua emosi.

“Gua cinta sama Dirga gua gak mau orang lain tersakiti cuam karena penyakitin dia, gua gak bisa ngontrol dia karena dia istimewa buat gua”. Kata Aurel.

“Sekarang terserah lo rel mau gimana kita suruh putus lo gak mau, kita suruh lo pergi dari kehidupannya lo juga gak mau, jadi itu semua ada di tangan lo, lo mau bertahan silakan kita gak marah dan kalau lo mau putus kita setuju banget dan sangat mendukung dengan semua keputusan yang lo”. Kata gua.

Sampai sini dulu ya jangan marah kalau jalan ceritanya ngawur  dan gak jelas jangan lupa komen tentang kesalahan aku biar aku bisa memperbaiki dan aku hanyalah penulis abal abal dan jangan lupa untuk meninggal kan jejak.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Husband is Pyschopath Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang