My Destiny × 2

40 6 0
                                    

Kringg...kring...

Suara merdu itu akhirnya berbunyi.
Semua siswa langsung berhamburan keluar kelas sedangkan Layra masih di dalam kelas. Dia mencatat penjelasan Bu Indah yaitu guru bahasa Indonesia.

Setelah selesai mencatat Layra memutuskan untuk keluar kelas dan menemui sahabatnya bernama Allya itu. Layra sangat hafal dengan jadwal Allya karena mereka sudah bersahabat sejak duduk di bangku kelas 3.

'Pasti Allya ada di warkop pak gundul' batin Layra.

Gadis itu langsung menuju kebelakang sekolah (warkop pak gundul) untuk mengajak pulang Allya. Rumah mereka sangat dekat cuma berbeda komplek saja.
Layra melihat Allya yang sedang duduk di warkop pak gundul yang sedang meminum susu coklat kesukaannya.

Drap..drap...drap
"Allyaaaaaaaa ayo pulangg!!" Teriak Layra kencang.
Allya yang sedang meminum susu itu menyemburkan susunya karena kaget.

"Ih kan jadi kesembur. Sayang banget itu aku yemburin 2.500. Kan jadi rugi deh!" Ucap Allya kesal.

"Ya maap, yuk pulang!"

"Eiitss, kamu lupa sesuatu ya?" Tanya Allya.

"Emm apaan?"

"Ih malah lupa. Ayo katanya mau di beliin es krim."

"Ehh iya lupa hehe, yaudah ayo!"

"Yess ayoooo!"

Mereka langsung pergi ke kedai es krim terdekat. Yang menjual es krim tersebut adalah nenek nenek tua yang duduk di pinggir jalan sambil menunggu pelanggan yang mau membeli es krimnya.

"Permisi nek, es krim coklatnya dua ya." Pinta Layra lembut.

Tanpa menjawab nenek itu langsung membuka dagangannya dengan hati hati dan menyodorkan 2 buah es krim coklat ke Layra tanpa berbicara sedikitpun.

Layra yang hanya bisa melihat nenek itu langsung mengambil es krim dan langsung membayarnya.

"Ini nek uangnya, trimakasih banyak ya nek."
Nenek itu tetap diam dan melihat ke tangan Layra lalu mengambil uangnya.

Saat Layra dan Allya sedang asyik memakan es krim dan mengobrol tiba tiba nenek itu membuka mulutnya dan berkata,

"Jangan dekati dia!" Ucap nenek itu dengan nada yang lemah.

Layra yang mendengar perkataan nenek itu langsung menoleh dan bertanya.

"Maksud nenek apa? Dia siapa?"

"Lelaki itu." Kata nenek sambil menunjuk sesuatu di sebrang jalan.

Layra reflek menoleh ke arah yang di tunjukkan kepada nenek itu.
Sayangnya dia tidak melihat apa apa dan bertanya kembali pada nenek.

"Nenek nunjuk siapa?"

Nenek itu tidak menjawab seakan akan ada gembok di mulutnya yang tidak bisa terbuka kecuali dengan kunci.

"Ra, mending kita pulang yuk, udah mau senja lihat langit langit sudah berwarna jingga." Tawar Allya.

"Halah bilang aja kamu takut."

"Ih apaan sih, mana ada perempuan kayak aku takut pada saat kayak gini." Ucap Allya pede.

"Iya deh, yuk pulang."

"Yuk!"

☀️☀️☀️

Setelah sampai di rumah, Layra tak henti hentinya memikirkan apa yang terjadi tadi, seperti ada yang mengganjal di pikirannya. Sesuatu yang sedang menghantui kepalanya saat ini membuat gadis itu tidak bisa tidur semalaman.

My Destiny Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang