Seven

5 1 0
                                    

Princess
Part Seven

"Humm.. jadi beneran lo lagi deket sama adik gue?" Itulah kalimat sambutan dari Theo ketika ia melihat Digo di depan pintu rumah.

"Eh, Theo. Gue dateng kesini gak lebih kok. Gue tuh disuruh sama bu Hani buat jadi guru private nya Dara."

"Alah. Bilang aja lo mau gebet adik gue kan? Gak perlu pake sandiwara segala elah."

"Mungkin gue udah mulai cinta sama adik lo, tapi gue ga mesti pake sandiwara gini kok buat gebet dia. Tapi karena bu Hani nyuruh gue kek gitu, ya udah." Sahut Digo acuh.

Bughhh...

"Jangan berani-berani nya lo deketin adik gue!" Ucap Theo penuh penekanan setelah satu pukulan mendarat di perut Digo.

"Abang!!" Teriak Dara dari taman. Ia lalu berlari mendekati Digo dan membantunya berdiri. "Bang, gue ga suka ya kalo abang tuh kasar gini!"

"Gue gak suka cowok ini deketin lo Dar!" Ucap Theo.

"Emang kenapa sih bang ? Lo gak pernah kasih gue deket sama cowok? Kenapa hmm?"

"Ya karena gue gamau adik gue sakit hati! Lo kan tau gue gasuka liat lo nangis Dar."

"Udah udah. Dara mending kakak pulang aja ya, gak enak. Kakak gak mau kamu sama kakak kamu bertengkar cuma karena kakak." Ucap Digo.

"Engga kak. Jadwal ujian udah deket kak. Aku gak mau ngecewain kepercayaan kakak," Ucap Dara memamerkan gigi putihnya, berusahavtuk terlihat biasa saja.

"Abang juga bisa ngajarin kamu Dar. Udah lo balik aja sana." Ucap Theo menarik tangan adiknya agar menjauh dari Digo.

"Ya udah Dar, kakak balik dulu ya."

"Kak maaf banget ya. Aduhh aku jadi gak enak. Maaf banget ya."

"Iya dik gapapa." Digo kemudian pergi meninggalkan rumah Dara.

"Ishhh abang jahat, jangan harap lo bisa ngonong lagi sama gue!" Kesal Dara kemudian berjalan dengan cepat menuju kamarnya.

"Adik kamu kenapa Yo?" Tanya Diana.

"Ngambek momm biasa lah." Sahut Theo kemudian berlari menyusul Dara.

"Dar, buka pintunya. Abang minta maaf, ya abang tau abang salah. Tapi kan niat abang baik, abang gak mau kamu sakit hati. Dar please deh."

"Gamau. Dara gak mau ngomong sama bang Theo. Mommy bilang ke abang, Dara ga mau ngomong." Teriak Dara dari dalam kamar.

🔮🔮

"Daddy pulang." Suara itu menggema di ruang tengah dan merambat hingga terdengar sampai kamar Dara.

Ceklek...

Dara membuka pintu kamarnya lalu berlari cepat menuju arah suara daddy nya. Theo yang 3 jam lamanya menunggu di depan kamar Dara kaget lalu ikut menyusul Dara.

"Daddy bang Theo jahat." Adu Dara sambil menagis dan memeluk daddy nya.

"Abang kamu ngapain? Kok kamu sampe nangis gini?" Tanya Aldo mengusap kepala Dara.

"Theo kamu apain Dara kok sampe nangis hah?" Tanya Della.

"Theo..." Panggil Aldo.

"Udah Theo tebak nih, kan bakal dimarah 3 orang sekaligus. Mana yang satu gak mau di ajak ngomong lagi." Keluh Theo.

"Cerita dulu biar kakak kamu sama daddy ga marah." Ucap Diana yang baru datang dari dapur.

"Yha... humm..." Theo tak berkata.

"Tuh kan bang Theo gak bisa ngomong, berarti abang ngaku salah."
Ucap Dara semakin terisak dalam peluk Aldo.

"Sefatal itu ya kesalahan abang kamu, sampe kamu nangis kayak gini sayang." Tanya Diana.

"Iya momm. Tadi abang mukul kak Digo di depan rumah." Pernyataan dari Dara membuat Diana, Della, dan Aldo menatap Theo penuh tanya.

"Kamu mukul Digo??" Tanya Della penuh selidik.

"Yhaa... anu kak.. Theo gak suka Digo deket sama Dara." Sahut Theo menunduk, ia paling takut menatap orang rumah kalo lagi marah terutama Della.

"Salah Digo apa, sampe kamu harus mukul dia sayang?" Tanya Diana yang masih berusaha bertanya dengan nada yang lembut.

"Tunggu.. tunggu. Digo itu siapa?" Pertanyaan Aldo membuat Dara kesal.

"Daddy..." rengek nya.

"Digo itu kakak kelasnya Dara dadd. Dia jadi guru private nya Dara udah kurang lebih 4 hari." Jelas Della.

"Owh. Theo, kenapa kamu gak suka Dara deket sama Digo?"

"Yha.. Theo gak suka aja dadd."

"Pokoknya daddy gak mau tahu, kamu gak boleh ngulangin hal itu lagi. Momm sama daddy kan gak pernah ngajarin kamu berbuat tidak sopan terhadap tamu."

"Iya dadd. Theo minta maaf. Theo janji gak bakal ngulangin hal itu lagi."

"Udah daddy. Jangan marahin abang lagi. Ntar Dara tambah nangis." Ujar Dara melepas pelukannya.

"Lah kenapa kamu yang nangis?"

"Yha.. bagaimana pun bang Theo itu kakak cowok satu-satunya. Pasti niat dia baik kok." Sahut Dara dengan mata bengkak.

"Dar abang bener-bener minta maaf ya. Lo mau maafin abang kan?"

"Engga. Enak aja lo. Gue ga mau ngomong ama lo seminggu titik!"

"Mommy...." panggil Theo.

"Ya momm ga bisa bantu, itu sudah jadi keputusan adik kamu."

"Ayolah Dara. Nanti abang jahilin siapa kalo kamu gak mau ngomong sama abang?"

"Pikirin aja sendiri."

"Selamat tersiksa atas perbuatan sendiri, adik jahilku." Ujar Della mengejek.

"Yahhh kakak. Bantuin Theo napa?"

[24 / 02 / 2019 ]
[782 words (^u^) ]
kamsanida yeorobun! 🙏



Date publish [ 18 / 03 / 2019 ]

Princess [ HIATUS ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang