Kembali

28 3 0
                                    

Namaku Chan Ya Raa, biasa di panggil Ya Raa. Usiaku menginjak 20 tahun ini. Aku hanya memiliki Ibu, ya Ayahku telah meninggalkan kami beberapa bulan yang lalu. Menyisakan duka yang dalam dan meninggalkan setumpuk hutang kepada kami.

Aku dan Ibu pindah kembali ke tempat kelahiranku di dekat lembah Namsan. Aku ngikuti permintaan Ibu dengan berat hati. Meninggalkan rumah kami-yang telah disita bank- yang mewah, meninggalkan sekolah dan teman-temanku dan meninggalkan Donhyuk, pacarku.

"Maafkan aku, Donghyuk" ucapku lirik sembari menahan air mata yang hampir jatuh ini.
Donghyuk meraih lenganku dan memelukku lembut.

"Jangan lupakan aku, Raa. Aku berharap hubungan kita masih baik-baik saja seperti biasanya"

Aku terisak pelan. Mengeratkan pelukanku dengannya. Donghyuk melonggarkan pelukannya dan melepas pelukannya lembut, lalu merengkuh wajahku dengan kedua telapak tangannya yang besar itu.
"Sshh.. Jangan menangis.. Meskipun kita tidak bersama lagi, tapi aku akan tetap selalu ada untukmu. Walaupun nanti kita berjarak, tapi jika kamu butuh aku, aku pasti akan segera datang kepadamu. Aku menyayangimu, Raa. Jaga dirimu baik-baik ya disana. Jika ada waktu, aku pasti mengunjungimu kesana, ne?"

Aku mengangguk lemah. Ku lihat matanya berkaca-kaca, lalu mengelus pipiku lembut dan memelukku lagi.

"Aku juga menyayangimu, Donghyuk..."

♡♡♡♡

"Inilah rumah kita sekarang.." Ucap Ibuku sembari menggandengan tanganku. Aku terdiam.

Terlihat rumah yg di dominasi warna putih dan biru di sisi kanannya, dan pintu kaca pada bagian lantai atasnya, dengan gaya modern minimalis. Terlihat cukup bagus, meskipun tak sebagus rumah mewah kami dulu. Aku menghela napas berat.

"Meskipun tak semewah rumah kita dulu, tapi rumah ini dibangun dengan jerih payah Ayah dan Ibu. Dulu ini sangat buruk, tapi sejak kamu di lahirkan, kami merenovasinya lagi. Ayah ingin kamu tinggal nyaman disini, Ay--" Ibu tak melanjutkan perkataannya. Raut wajah Ibu terlihat sedih, matanya berkaca-kaca.

"Sshh.. Ibu.. Buatku rumah ini sudah lebih dari cukup. Ini lebih dari indah, karena aku bersama Ibu. Sekarang kita harus memulai semuanya dari awal, dan Ibu jangan bersedih lagi ya. Ada Ya Ra disini, bersama Ibu. Kita harus kuat. Ya Ra yakin Ayah di Surga sedang melihat kita dan ingin kita terus bahagia. Ya Ra janji akan bahagiain Ibu nantinya" ucapku sembari menggenggam kedua tangan Ibu. Terlihat raut wajah kelelahan dan kantung mata ibu yang sembab, karena setiap malam Ibu selalu menangisi kepergian Ayah.

Ibu memelukku erat, aku mendengar isakan dari balik punggungnya.
"Terima kasih Yara.. Ibu bahagia punya kamu, Ayah disana juga pasti bahagia punya anak seperti Yara"

Ehemm

Kami menoleh.
Pak sopir sedang menunggu kami dengan beberapa koper yang kami bawa.

"Maaf nyonya, koper-koper ini mau taruh dimana?" Tanyanya tidak enak.

"Eh Iya pak, maaf. Tolong taruh di lantai atas ya pak. Nanti sisanya kami yang bereskan" jawab Ibu seraya mengusap air mata di pipinya.

"Baik, Nyonya" sahut pak sopir seraya membawa beberapa koper ke lantai atas.

"Raa, nanti malam mau Ibu masakan apa?" Tanya Ibu

"Apa saja yang Ibu buatkan pasti Yara makan hehe"

"Ya sudah, nanti ibu buatkan ayam goreng mentega kesukaan kamu yaa" sahutnya seraya menuju arah dapur.

"Asiiikkk!! Makasih ya Bu!!" Seruku senang seraya mengikuti Ibu dari belakang. Ibu hanya tersenyum.

Eottokke?? Gimana??
Lumayan kah atau lumanyun kah? Hehe
Aku suka bangettt nulis, bikin cerita, imajinasi, berhalu ria #LoL tapi aku masih perlu banyak belajar nih 😅
Tolong comment dan vote nya yaa
Makasih🙏

Dia adalah Chan Woo-ku (1998)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang