01

24 2 0
                                    

Sebuah restoran di Seoul, tengah ramai oleh pelanggan untuk mengisi kekosongan perut mereka yang lapar. Mengisi energi, agar bekerja dalam keadaan bertenaga. Sosok gadis berparas rupawan tengah sibuk sekali tersenyum dan bekerja keras melayani pelanggan yang datang tanpa henti.

"Selamat datang" serunya membungkuk dan mengantarkan pelanggan pada tempat duduk.

Gadis ini sosok yang sangat pekerja keras dan selalu bersemangat. Mengingat, ia hanya seorang yatim piatu dan tinggal bersama paman dan bibinya yang cukup serakah itu, membuat gadis ini harus terus bekerja dari pagi hingga malam.

"Hana" sahut seseorang yang membuat Hana, refleks menoleh dan tersenyum. "Ya tuan" jawab Hana pada sang pemilik restoran.

"Bisa kemari sebentar"

Hana, mengangguk dan berjalan mendekati tuan pemilik restoran bernama 'Kim' .

"Hana, kau bekerja sangat baik sekali disini. Aku ingin berterima kasih padamu, karena sudah bersemangat dalam bekera"

"Tidak tuan, itu berkat tuan yang baik padaku juga" Hana tersenyum dan merasa canggung pada bos nya ini.

"Besok liburlah dan beristirahat. Karena, aku tahu kau memiliki banyak partime" Tuan Kim, mengulum senyum dan menyentuh bahu Hana layaknya seorang anak. Hana, merasa bahagia mendengar penuturan dari sang bos karena mengijinkan berlibur.

"Terimakasih tuan"

****

"Oh Sehun"

Laki-laki yang sudah disebut namanya itu, berhenti dan tanpa menoleh sedikitpun pada sosok laki-laki paruh baya yang menatapnya tajam.

"Ku peringatkan kau. Aku akan menikahi kau dengan orang yang sudah kutepatkan."

Ingin rasanya Sehun, menulikan telinganya. Mendengar ucapan 'Ayah'nya yang memang tidak masuk akal. Sehun, menoleh malas dan menatap Ayahnya datar.

"Aku bahkan sudah memiliki kekasih"

"Dan aku tidak peduli. Aku, berani bersumpah perempuan yang kau kencani sama gilanya dengan jalang diluar sana. "

Rahang Sehun mengeras, ingin rasanya dia meninju mulut Ayahnya yang tidak lebih dari binatang itu. Sehun, berjalan mendekati Ayahnya yang sedang menyeruput secangkir kopi.

"Apa alasan kau ingin aku menikah. Aku sudah muak mendengar kau, menginginkan aku menikah. Aku, bisa saja menikah dengan gadisku"

"Gadismu, bahkan tidak bisa hamil. Apa yang akan kau beri padaku? Kau harus tahu. Kakekmu menginginkan seorang anak darimu Sehun." jelas Ayahnya

"Dan aku sudah menemukan wanita yang tepat untukmu. Ingat, aku menikahimu hanya untuk mendapatkan seorang anak kemudian terserah kau, ingin kau ceraikan atau tidak. Aku juga tidak peduli jika kau harus berselingkuh didepan istrimu, karena aku hanya butuh seorang cucu agar bisa mewariskan harta kekayaan Ayahku. " lanjut Ayahnya kemudian, beranjak dan berjalan keluar dengan santai.

Sehun, mengepalkan tangannya demi tuhan dia merasa benci dengan sebuah harta. Ayahnya, sangat gila dengan harta amat sangat gila camkan itu. Sehun, tidak masalah jika menikah dengan orang yang dia cintai tapi, Ayahnya bersikeras menikahkan dia dengan wanita yang tidak diketahui siapa itu.

"Sial"

****

"Bi, ada apa ini? " Hana, menatap Bibi dan Pamannya yang duduk menatap Hana tajam.

Klasik HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang