Bodo! Satu kata itu terlontar untuk dirinya setelah memperlihatkan wujud aslinya, lebih tepatnya memperlihatkan kabut hitam itu kepada gadis manusia yang tidak tau apapun tentang dirinya.
Mana ada Vampire yang memiliki kabut hitam selain dirinya, kebanyakan Vampire lain tidak memiliki kekuatan spesial seperti dirinya.Jadi jangan salahkan dirinya jika banyak yang mengincar bahkan ingin membunuh dirinya, untuk mendapatkan kabut hitam itu tapi sayangnya kekuatan Drakwin lebih besar dari pada Vampire lain.
Sebenarnya tidak ada yang spesial dalam diri Drakwin, hanya saja kabut hitam itu semakin membuat nya luar biasa dan berbeda dari yang lain, ditambah lagi dengan Wangi harum dari gadis kemarin yang ia temui itu semakin membuat dirinya terlihat istimewa.Wangi harum darah lebih tepatnya
"Tuan. Aku ingin darahmu " ucap vampire wanita yang ada dihadapannya, Wanita itu sangatlah cantik tapi sayangnya dia terlihat murahan.
Tanpa menjawab Drakwin langsung melukai sedikit jari tangannya sehingga Darah menetes tanpa ada tempat untuk menampung darah yang keluar, langsung saja wanita itu tertunduk dan menjatuhkan dirinya menjilat darah Drakwin yang jatuh dilantai.
Seperti itulah jika ada seseorang yang ingin meminta darahnya, bisa saja Drakwin memberikan nya lewat gigitan dileher tapi sayangnya Drakwin tidak ingin seperti itu. Bisa saja dia terikat darah dan terikat tanda kepemilikan."Terimakasih, Tuan Lucius "
Drakwin menganggukkan kepalanya dan wanita itu langsung melesat pergi dengan kekuatan nya.Merasa bosan didalam istana nya Drakwin memutuskan untuk pergi mengelilingi hutan.
Disisi lain Ava sibuk mencari kayu bakar untuk dijual, Ava masih terus berfikir keras apa gunanya ranting pohon ini? Jika dijual dan kenapa juga pak Hardi mau membelinya sedangkan penghasilan nya tidak terlalu menguntungkan, hanya orang-orang yang tidak mampu seperti dirinya lah yang harus mengumpulkan kayu bakar dan dijual. Hidup didesa yang dikelilingi hutan yang lebat tidak membuat Ava malu dan berkecil hati malahan ia merasa senang, semua kebutuhan nya bisa dengan mudah dia ambil dan cari didalam hutan, walaupun hutannya sangat menyeramkan.
"Ava!!! " teriak Dinda teman dekatnya yang terlihat juga sedang mengumpulkan kayu bakar.
"Ya, ada apa din? " Tanya Ava saat mereka sudah berhadapan dan ya mereka sama sama orang yang susah makanya mereka mengumpulkan kayu bakar untuk dijual, bisa saja hal lain tapi ini lebih banyak berminat.
"Ingin pergi ke hutan Lucius? Katanya disana banyak kayu bakar walaupun hutan nya sedikit menyeramkan " ucap Dinda yang begitu semangat untuk pergi kehutan Lucius.
"Tunggu, hutan lucius? Kenapa hutan itu memiliki nama"tanya Ava penasaran pasalnya ia tidak pernah pergi kehutan itu, karna Ava takut tersesat makanya ia hanya bisa mencari dihutan Ini entahlah apa nama hutan ini.
"Aku juga tidak tau, penduduk desa yang memberikan nama itu"Ava menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
"Tapi aku tidak ingin kesana" ucap Ava yang merasa tidak yakin untuk pergi kehutan itu.
"Hanya sebentar, tidak terlalu jauh dan kita tidak akan tersesat " dengan pasrah Ava mengikuti Dinda dari belakang karna gadis itu menarik tangannya untuk ikut.Sampai di hutan Lucius dan hutan itu terlalu banyak dikelilingi kabur sehingga cuaca disana terlihat gelap dan Ava mulai takut, sedangkan Dinda masih semangat memungut kayu bakar, bahkan ada pohon apel disana,Ava akui jika hutan ini tumbuh subur.
"Tunggu apalagi, kita harus memungut nya semua " ucap Dinda dan Ava langsung mengikuti Dinda dan mengambil kayu bakar dan apel yang tergeletak diatas tanah."Astaga Dinda! "Teriak Ava kencang saat melihat seorang pria yang berwajah pucat berusaha untuk mendekati nya Dinda yang sadar akan hal itu langsung saja menghampiri Ava.
"Ava, pria itu adalah Vampire " bisik Dinda pelan sejujurnya Dinda juga takut ,Ava yang melihat itu merasa tidak percaya. vampire?
"Jangan takut Ava, aku selalu membawa ini" Dinda mengeluarkan bawang putih dan mengarahkan nya pada Vampire itu tapi tidak ada reaksi sama sekali. Sial maki Dinda
"A-apa yang harus kita lakukan? " ucap Ava takut dia sudah menyesal mengikuti ajakan Dinda untuk mengikuti nya kehutan Lucius mungkin saja dihutan ini tempat para Vampire.
"Dalam hitungan ketiga, kita akan lari" Ava menatap Dinda dan menganggukkan kepalanya dilihat nya vampire itu masih saja diam menyaksikan dua manusia lemah itu.
"Satu.... Dua... Tig-LARIIIIIIII" teriak Dinda langsung saja mereka lari entah kemana bahkan Dinda dan Ava berlari tidak satu arah mereka berpisah Ava yang terus berlari juga tidak kunjung menemukan jalan keluar sedangkan dinda? Dia sudah lenih dulu keluar karna gadis itu tau jalan arah pulang dari hutan ini.Bruck!!!
Ava terjatuh karna menabrak seorang pria dan Ava sibuk menggosok hidung nya yang terkena dada bidang pria itu. Saat Ava ingin protes dan ingin memarahi orang itu terhenti saat ia melihat pria itu adalah Drakwin."Drakwin... "
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Drakwin
Fantasy"jadi siapa namamu? " tanya gadis itu takut takut. "Drakwin" ucap pria itu singkat menatap matanya dengan tatapan kelembutan dan sorot mata yang begitu lemah. "Drakwin? kenapa namamu aneh sekali ". "entahlah, aku juga tidak tau" setelah mengucapka...