Pagi hari di Bandung,
Shasa sedang duduk di luar bersama ayah Pidi Baiq, tante Irma dan mama Ida."Kamu Milea ya?" Kata ayah sambil melihat ke aku.
"Bukan ayahhh.. Aku kan tadi udah bilang aku tuh Vanesha yah"
"Tapi sungguh kamu mirip Milea"
Ayah diam sebentar lalu tiba tiba saja dia berbicara lagi."Kamu mau ngga peranin Milea? Kebetulan ayah mau memfilm kan film Dilan 1990 yang digarap dari novel karya ayah sendiri"
Aku diam dan masih bingung karena aku biasanya hanya ditawari jadi model, bukan menjadi aktris."Novel nya best seller ko sha" Kata ayah meyakinkanku
"Tapi Shasa bingung yah, Shasa baru pertama di tawarin main film kaya gini, biasanya kan aku cuma jadi model aja" Aku menoleh ke arah mama. Dengan maksud ingin mama yang menjawab semua pertanyaan ayah. Dengan ajaib nya mama langsung angkat bicara."Terima aja kali sha.. Pengalaman buat kamu juga kan? Siapa tau rezeki kamu ga cuma di model doang" Mama tersenyum manis ke aku.
"Iya sha coba aja dulu biar ga penasaran" Lanjut tante Irma memberiku saran."Emm yauda deh shasa mau yah.. Tapi ntar ajarin shasa ya sampe shasa bener bener mirip sama karakternya" Kata ku sambil tersenyum melihat ke ayah
"Siap laksanakan komandan!" Aku, mama, dan tante Irma tertawa mendengar cara bicara ayah yang mirip sekali TNI AD.
Sebenarnya aku di kasih novel Dilan 1990 langsung sama ayah, katanya baca dulu aja soalnya ayah belum nemuin Dilan nya. Ya, Dilan adalah pemeran utama lelaki di novel itu, dan aku adalah Milea, pemeran utama wanita di novel itu. Aku harus sabar kata ayah, sabar menunggu Dilan yang belum juga ada. Kata ayah gaada yang mirip sama Dilan yang di novel, harus yang gagah kaya gengster kata Lia juga Haha ayah memang bisa membuatku tertawa.
Tapi, aku selalu berfikir. Siapakah Dilan yang akan mendampingiku nanti saat syuting? Aku harap orang itu sikap nya baik, friendly dan ramah, kalo bisa sih di bonusin pake ganteng juga hahaha.
Hola hola!! Gimana? Tertarik ga? Kasih aku komen dong biar tau apa yang kurangg hehe.
Jangan lupa Vote dan Komen ya.. See you soon💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Go (IDR ♡ VP)
Teen FictionKala itu Bandung di penuhi rasa rindu yang menjalar di hati kedua remaja itu. Dan mengingat kembali percakapan mereka. "Jangan tinggalin aku bay.." Air mataku tiba tiba saja jatuh di pipi, entah perasaan apa ini yang sedang aku rasakan.. "Tunggu aku...