0.0: The Beginning

53 12 4
                                    

Hai namaku Anita prawidjaya, dan kisah sma ku bersama dia dimulai disini.
.
.
.
.
.
.
Hari ini kelasku kedatangan murid baru. Sosoknya tidak begitu bersinar, sebenarnya. Parasnya pucat pasi, bahkan aku tidak yakin dia ini benar-benar hidup. Dia terlihat layaknya mayat hidup, mungkin kalau kamu coba menyentuh kulitnya, dia akan terasa bak suhu di bumi utara. Semua orang jelas bisa menyimpulkan kalau dia barangkali normal.

"Panji Tama. 17 tahun. Bandung. "

Nadanya bahkan terdengar datar. Seperti tidak berminat, culas, dan aku tidak yakin dia akan menarik. Dia duduk di bangku tersisa pojok kelas, bangku terakhir dan benar-benar terpencil.

Iya, dia masih terhitung normal, tapi apa ini masih termasuk ke dalam kategori normal ketika Mamanya datang ke sekolah dan membawakan bekal makanan saat jam istirahat tiba? Tidak-tidak, itu masih bisa disebut normal. Memangnya salah kalau seorang Ibu mengantarkan bekal makanan untuk anaknya?

Tidak, itu jelas. Itu adalah satu bentuk perhatian.

Semuanya bahkan masih bungkam terhadap Panji. Tidak ada yang mencoba untuk mengajak dia berkenalan atau setidaknya sekedar berjabat tangan, dan dia juga tidak mencoba untuk melakukan hal serupa.

Aku menemukan Mamanya kembali untuk kali kedua di gerbang sekolah, ketika jam pulang tiba tepat pada pukul tiga petang. Aku tertegun untuk sejenak saat telapak tangan sang Mama mengusap puncak kepala Panji beberapa kali. Begitu lembut, dibaluti rasa sayang, dan seulas senyum canggung merayapi bibir Panji.

Aku belum sama sekali sadar kalau tungkaiku terpaku begitu saja di pijakan. Jarak kami sekarang bahkan sekitar tiga meter.

Selang sekian detik aku bisa merasakan jantungku bekerja melampaui detak normal, tatkala kepala Panji menoleh ke arahku, dan ia tersenyum manis sedetik kemudian.

Aku mendadak menegang di tempat.

Dengan kecanggungan setengah mati, perlahan namun pasti aku kuasa membalas lengkungan itu dengan bentuk yang serupa juga. Senyum canggung yang tipis, bahkan tidak sampai menyentuh tulang pipi.

TBC_

TriffectaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang