1.0: One Feelings

28 6 1
                                    


      Saat bel pulang berbunyi, aku menoleh ke tempat Tio. Lelaki yang duduk sebangku dengan Panji itu memanggilku.

"Anita, lo mau pulang bareng sama gue, nggak?"

"Gak, nyokap gue nyuruh buat ngelakuin something, Hahha.."

"Apaan dah, gada yang lucu juga!" Ucapnya sambil memutarkan matanya yang bulat itu.

"Ya maaf!"

"Gue cabut duluan!" Ucap Tio

"Yodah sana.."

secara tidak sengaja, Panji dan aku keluar kelas secara bersamaan, akupun mendadak menegang ditempat.

Dan secara tidak bersamaan juga, kami melakukan eye contact selama beberapa detik dan dia lah yang memutuskannya, aku tak tau kenapa jantung ku berdetak sangat cepat, mungkin sedang berdisko.

"Lo duluan" Ucap panji sambil mengulurkan tangan nya keluar kelas.

Yang kulakukan hanyalah melamun dan tak sadar apa yang dia omongkan

"Hei.." Panggilnya sambil melambaikan lambaikan tangannya ke depan mukaku

"Ah--iya ada apa?" Jawabku dengan wajah terkesiap

"Lo keluar duluan!" Ulangnya

"Ah Iyaa terima kasih.." Ucapku sambil melenggang pergi meninggalkan kelas.

Aku melamun sambil berjalan di koridor sekolah, aku sedang memikirkan apa yang sebenarnya telah terjadi.

Tak mau di ambil pusing, Akhirnya aku berlari menuju gerbang surga.
Eh maksudnya gerbang sekolah

•••

Keesokan harinya, aku berangkat sangat pagi, tapi memang setiap hari aku berangkat pagi, karna menurutku datang pagi ke sekolah itu menyenangkan dan udara di sekolah masih sejuk juga sepi dan gak ramai.

Aku masuk kedalam kelas yang masih sangat sepi, hanya ada aku sendiri, akupun duduk dan bermain hp.

Selang beberapa menit, masuk seorang laki laki bertubuh tinggi, dan ia meletakkan tas nya di atas meja.

Apakah kalian ingin tau orang tersebut?

Benar! orang itu adalah Panji, Dan yang membuat aku menjadi seperti manekin kali ini adalah

Hanya aku dan dia yang berada di dalam kelas dan hari ini dia terlihat sangat tampan dari yang sebelumnya.

Dia pun menelungkupkan kedua tangannya di atas meja, aku memperhatikan nya dari kejauhan, dia terlihat sangat mengantuk.

Mungkin dia telah menjaga bayi pada saat tengah malam sampai sampai dia tidak tidur?

Saat aku memperhatikannya, dia pun mengangkat kepalanya dan kami pun lagi lagi melakukak eye contact selama beberapa menit.

Author pov

Anita pun tersadar dan segera memutuskan eye contact mereka, Anita salah tingkah dan mulai mencari kesibukan.

Dan Panji pun tersenyum tipis saat melihat Anita salah tingkah seperti tersebut, menurutnya hal itu sangat lucu.

Setelah beberapa menit terjadi keheningan diantara mereka, akhirnya Panji pun memilih untuk memecahkan keheningan dengan cara..

"Ekhem..Nama lo Anita kan?" Ucap Panji

Anita pun menoleh karna merasa ada yang memanggilnya.

"Lo nanya sama gue?" Tanya Anita pada Panji

TriffectaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang