Bagian 2

22 4 2
                                    

Seperti biasa, Aqila bangun dari tidurnya dan melaksanakan ritual paginya.

Setelah rapih dengan pakaian sekolahnya, aqila segera menuju ke ruang makan untuk sarapan. Di sana sudah ada bunda dan ayahnya serta abangnya yang paling ngeselin menurut Aqila tetapi Aqila tetap sayang dengan abangnya, malahan banyak orang yang mengira bahwa mereka itu bukan adik kakak kalau mereka sedang hangout bersama.

"Pagi semuanya!" Sapa Aqila kepada keluarganya yang sudah hampir selesai sarapannya. Ayah dan bundanya membalasnya dengan senyuman. Aqila pun langsung menuju kursi yang kosong di samping abangnya.

"Ngaret. udah jam berapa ni, cepetan sarapannya" sewot Rangga, abang dari Aqila.

"Gua ini yang ngaret, kok lu yang sewot?" Balas Aqila tak kalah sewot.

"Gw ini nungguin lu, karna ayah gak bisa nganterin lu ke sekolah."
Balas Rangga dengan sabar.

Aqila bingung kenapa ayahnya tidak bisa mengantarnya.

"Iya, ayah mau nganterin bunda ke rumah sakit dulu soalnya teman bunda ada yang baru lahiran. Jadi, ayah gak bisa nganter kamu dulu, ini juga ayah agak telat berangkat kerjanya." Akhirnya ayah menjelaskannya.

"Kamu dianter sama abang kamu dulu, ya." Timpal bunda.

"Ohh gitu, yaudah deh" jawab Aqila malas. Karna kalau dia diantar dengan abangnya pasti abangnya akan membawa motor dengan ngebut sehingga sampai di sekolahan rambut Aqila akan berantakan lagi.

"Mau gak, Dee?" Tanya Rangga.
Raid dan Rangga memang memanggil Aqila dengan sebutan 'Dee' karena itu adalah panggilan kesayangan aqila dari keluarganya, tetapi Raid tak tahu soal itu. Mungkin kebetulan. Bagi Raid memanggil Aqila dengan sebutan 'Dee' itu lucu.

"Iya gua mau. Daripada gua jalan kaki" jawab Aqila pasrah.

"Yaudah, cepetan gua tunggu di luar" jawab Rangga. Tak lupa Rangga pamit kepada bunda dan ayahnya sebab sehabis ia mengantar Aqila, ia harus ke kampusnya karena ada jam kuliah pagi. Rangga langsung menuju ke garasi untuk mengambil motor kesayangnnya.

"Yah, Bun. Qila berangkat sekolah dulu ya" Aqila pun menyalami tangan kedua orang tuanya dan segera menuju abangnya.

"AQILA DELIZA NANDINI, CEPETAN KEBURU TELAT!" Teriak abangnya dari luar rumah.

"Punya abang gak sabaran banget" Nyinyir Aqila.

~~~~•••~~~~

Sesampainya di sekolah, untungnya Aqila tidak telat tetapi abangnya itu bikin Aqila kesal setengah mati. Benar dugaannya, Rangga akan  membawa motor seperti orang kesurupan, bila lagi buru-buru.

Saat Aqila sedang berjalan menuju kelasnya, ia berpapasan dengan Raid "Lecek amat mukanya, Dee. Kenapa? Padahal masih pagi" tanya Raid.

"Kepo banget lu pagi-pagi." Jawab Aqila dengan judes.

"Judes banget, efek PMS ya" tebak Raid.

Aqila tidak menanggapi omongan Raid, dia meninggalkan Raid dan menuju kelasnya. Karna bagi Aqila kalau ketemu Raid pasti gak bakal kelar topik pembahasannya.

"Yah, kok gua di tinggal?" Kasian jadi Raid.

Sesampainya di kelas, Aqila langsung duduk di bangkunya. Sama halnya dengan Raid, Alvina terheran-heran saat melihat muka Aqila kusut. Alvina bertanya "kok kusut banget muka lu?"

"Dibawa ngebut lagi sama bang Aga" tutur Aqila. Bang Aga sebutan Aqila untuk abangnya.

"Tapi dengan begitu lu jadi ga telat kan?" Tanya Alvina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAQILATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang