Hari ini Aqila tiba di sekolah pukul 06.57 dimana 3 menit lagi bel masuk akan berbunyi, untung dia tidak telat kalau sampai telat bisa-bisa dia akan diberikan hukuman oleh guru piket.
Aqila berjalan melawati lorong sekolah dengan tergesa-gesa, ia berharap guru mata pelajaran pertamanya belum masuk ke kelas. Sialnya, baru dia berharap, ia justru berpapasan dengan guru itu di depan kelasnya, sebut saja Bu Bety.
Bu Bety adalah guru matematika di kelas XI-2 IPS, yaitu kelas Aqila. Beliau juga dikenal sebagai guru killer, dan ia tidak suka apabila ada muridnya yang telat saat pelajarannya."Aqila?" Panggil Bu Bety.
"Eee.. ii.. iyya. Kenapa, bu?" Batin Aqila sudah merasa tidak enak.
"Kamu baru dateng? Jam segini? Tumbenan" tanya Bu Bety sambil melihat jam di pergelangan tangannya.
"Nggak, Bu. Saya udah dateng dari tadi tapi saya ke toilet dulu, dan karna buru-buru saya gak naruh tas dulu" Aqila terpaksa berbohong kepada Bu Bety, pasalnya jika berkata yang sebenarnya ia akan diceramahin panjang kali lebar oleh Bu Bety.
"Yaudah, masuk kelas! Pembelajaran segera dimulai." Ucap Bu Bety.
"Untung aja gak kena hukuman" batin Aqila.
Aqila memasuki kelas, dan berjalan menuju ke tempat duduknya. Di sana sudah ada Arvina, temen sebangkunya serta sahabat Aqila dari SMP.
"Telat lu, Qil?" Tanya Arvina saat Aqila duduk di sampingnya.
"Nggak" jawab Aqila singkat.
"Tadi lu sama Bu Bety ngapain di depan kelas?" Tanya Arvina
"Cuma ditanyain doang" jawab Aqila.
"Ditanyain apaan?" Arvina mulai kepo.
"Nanya mulu lu, beli kaga" jawab Aqila kesal, dan Arvina memaklumi itu. Aqila akan kesal jika ditanyakan mulu.
Pelajaran Matematika pun di mulai dan murid XI-2 IPS akan berfikir keras bisa-bisa otaknya ngebul. Gadeng boong:v
~~~•~~~
Pelajarannya Bu Bety telah usai. Di Sinilah Aqila dan Arvina berada. Kantin. Bel istirahat sudah berbunyi 10 menit yang lalu, tapi mereka berdua baru tiba kantin.
Suasana kantin cukup ramai, tapi Aqila tidak memperdulikan itu. Bagi Aqila ramai atau sepi sama saja.
"Mau pesen apa, Qil? Biar gw yang pesen dan lu tunggu di sini, jagain meja" ucap Arvina.
"Gua pesen air mineral yang gak dingin aja" jawab Aqila lemas. Sebenarnya Aqila tidak napsu makan karna perut dia yang kram akibat datang bulan.
"Yakin? Nanti laper aja pas pelajaran" jawab Arvina meyakinkannya.
"Iya, udah sana beli" usir Aqila.
Arvina pun melangkahkan kakinya ke tempat penjual makanan.
Tak lama Arvina pergi, Arvino a.k.a kembaran Arvina datang ke meja Aqila bersama 3 temannya, yaitu Raid, Iqbal, dan Dimas. Mereka adalah most wanted sekolah, banyak cewek-cewek yang mengagumi dan tergila-gila oleh mereka, tapi bagi Aqila dan Arvina mereka itu biasa aja. Dari salah satu most wanted tersebut Aqila paling kesal dengan Raid. Ya, dia Raid Erlangga Saputra. Si cowok petakilan dan bawel yang selalu mengganggu Aqila.
"Wee, sendirian aja nih, Dee. Arvina mana?" ucap Raid diselingi kekehan yang membuat semua siswi dikantin ini meleleh.
"Berisik!" Jawab Aqila judes.
"Galak banget dah" jawab Iqbal dan Arvino barengan.
"Tau ni, kurang-kurangin galaknya, qil. Nanti gak ada cowok yang mau sama lu aja" timpa Dimas.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAQILA
Teen FictionRaid Erlangga Saputra. Salah satu most wanted yang memiliki sifat petakil dan bawel akan di pertemukan dengan seorang cewek cuek dan dingin. Aqila Deliza Nandini. mereka harus melewatkan lika-liku perjalanan kisah cinta mereka, seperti datangnya p...