Baik di area balap motor liar maupun di area kampus, Taehyung CS dan Hyunbin CS selalu bersiteru memperebutkan gelar penguasa.
Hyunbin berjalan dengan tiga pengikut yang mengekor. Berbeda dengan Taehyung dan teman-temannya. Mereka berkelompok tapi bersahabat. Bukan bentuk geng yang memiliki ketua seperti Hyunbin. Persahabatan mereka tulus dan tidak ada kata ketua ataupun bawahan. Semuanya sama. Saling menyayangi dan mengasihi satu sama lain tanpa pamrih; tanpa kasta.
"Kau--" Hyunbin menunjuk Yoongi yang sedang membeli air mineral kemasan. Senyuman miringnya terlalu kentara. Dia dan kedua temannya saling menatap Yoongi sinis. "Kau menghalangi jalan!"
"Apakah ada larangan tidak boleh kulewati?" tanya Yoongi.
"Tidak." Dylan membalas. Anak ini memang terlihat paling menonjol dari kelompok Hyunbin CS. Bukan terlihat menonjol dalam kecerdikan dan kenakalan seperti kelompoknya, melainkan kepolosan yang kadang menjurus ke rada bloon.
Yoongi terkikik. "Nah. Kau pun tahu itu. Tolong katakan kepada teman-temanmu, bahwa ini jalan umum. Jadi siapapun bebas melewatinya." Lelaki dengan senyum manis ini menepuk bahu saat mengatakannya. "Aku percaya padamu, Dylan!"
Setelahnya, Yoongi tersenyum lebar sambil menggoyangkan jemari tangannya agar sekawanan para perusuh itu menyingkir.Hah. Hyunbin geram. "Dylan ...! Kau--" kedua tangan Hyunbin mengepal dengan kuat. Kesal sekaligus ingin menerkam temannya dan mengulitinya seperti seekor singa yang tengah melihat daging di depannya. "Dasar bodoh! Ahh. Kau sungguh bodoh! Haish ...."
Yoongi menyingkir dari kedua teman rasa musuhnya itu. Terdapat dua botol air mineral kemasan dalam genggaman tangannya. Ketika dia melihat para sahabatnya dia pun mendekat.
Yoongi lantas membuat kode-kode agar para sahabatnya diam sejenak sambil menyaksikan perdebatan Hyunbin yang tak berguna."Apa ada yang salah dari ucapanku?" Dylan bertanya sambil berpikir.
"Tentu saja salah, karena kau bodoh! Gunakan otakmu lebih dulu, sebelum kau gunakan mulut bodohmu itu!" ucapan sarkas iu keluar sempurna dari mulut Hyunbin. Dylan tercengang dan tak tahu harus bagaimana. Wajahnya memerah menahan malu saat teman-teman yang lain berbisik-bisik dengan tawa mereka yang tertahan.
Mereka cukup takut untuk berhadapan dengan Hyunbin si biang onar. Oleh karenanya mereka hanya menyaksikan adegan dramatis konyol itu.
"Aku sudah menggunakan otakku. Aku berpikir juga dengan otakku." Dylan membela diri. Dia pun bertanya pada teman satu kelompoknya yang lain. "Aku benar, bukan?"
Miky yang ditanya hanya bisa menggeleng sempurna. "Benar apa yang dikatakan Hyunbin. Gunakan otakmu dahulu. Jangan mempermalukan kami! Ah .... kau ini."
"Haaa??? Padahal aku sudah merasa berpikir dahulu."
Hahahaha. Tawa menggema terdengar dari musuhnya. Seokjin, Yoongi, dan Taehyung tertawa mengejek, melihat ketidakkompakan Hyunbin CS.
"Lebih baik kau gabung dengan kami. Pasti hidupmu akan jauh lebih damai!" tawar Yoongi.
"Kami akan menunggu sampai kau berubah pikiran," kata Taehyung menimpali.
Hyunbin menarik Dylan membelakangi para pesaingnya. "Awas saja kalau kau berani!"
Kalau dipikir-pikir, ajakan Seokjin dan Taehyung boleh juga. Dylan terlihat menimang. Sebelum temannya menarik paksanya untuk pergi.
Sesampainya di dalam kelas, Jungkook dan Jimin melotot pada ketiga teman rasa asemnya.
"Kalian mengerjai kami!" Jimin menghentakkan kaki.
"Kalian keterlaluan. Aku sudah berlari sekuat tenaga dan ternyata sesampainya di dalam ruangan, masih ada waktu empat belas menit."
"Kalian tidak tahu bagaimana cemasnya kami kalau sampai telat, kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Till The End My Breath
FanfictionTaehyung tak pernah lelah dengan hidupnya. Walau sering kali takdir hidup selalu menempatkannya ke dalam posisi yang terlampau mencekam. Taehyung tak akan lelah. Karena dia akan menunggu tanpa lelah sampai Tuhan Menjemputnya. Dia mempunyai pelbagai...