Taehyung tak pernah lelah dengan hidupnya. Walau sering kali takdir hidup selalu menempatkannya ke dalam posisi yang terlampau mencekam.
Taehyung tak akan lelah. Karena dia akan menunggu tanpa lelah sampai Tuhan Menjemputnya.
Dia mempunyai pelbagai...
Aku takut tersenyum, kalau setelahnya aku akan menitikkan air mata.
Hari ini adalah hari spesial. Buktinya Taehyung banyak mengulum senyum. Setidaknya, dia merasa bahagia sebelum kesedihan menyapa.
"Taehyung, bangun!" Woo Bin menarik selimut putranya.
Matanya sedikit terbuka. Taehyung memanyunkan bibirnya. "Malas, Pa," katanya.
Papa berdecak sambil menyender di dinding kamar. Melihat putranya yang masih bergelung dalam selimut seperti kepompong.
Padahal dirinya sudah rapi dengan pakaian formalnya yang necis.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Ada yang ingin Papa berikan untukmu, Tae," ungkapnya. Woo Bin kembali menarik selimut Taehyung. Mendekatkan wajahnya agar lebih dekat dengan anaknya. Seraya mengibaskan kunci motor yang dia ambil dari saku celananya.
"Kau tahu apa ini?" Woo Bin bertanya dengan memutar-mutar kunci motornya.
Taehyung bertanya dengan ogah-ogahan.
"Lantas?"
"Buatmu."
Taehyung merasa salah mendengar. "Apa? Jangan bercanda, aku mengantuk!" ketus Taehyung.
"Papa membeli motor untukmu, semoga kau suka, ya?"
"Bohong, ya?" tanyanya tak percaya. Matanya mengerling sempurna.
Woo Bin menggeleng. Gemas dengan putranya. Memangnya tampang Papa tampang penipu, apa? "Cuci muka, dan lihatlah ke bawah. Motornya sudah terparkir di halaman."
"Taehyung kembali ke dalam selimut. Anak itu cengengesan dan senang bukan main."
Motor? Astaga ....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Senyumannya mengembang sempurna dibalik selimut. Taehyung menghentikan senyumnya, lantas menyembul dari balik selimutnya. Mengubah mimik wajahnya agar terlihat biasa dan datar sedatar-datarnya.
"Di mana barangnya?" tanyanya sembari memutar kedua bola matanya malas.