"Memangnya kalau berbeda suku, budaya, dan agama itu masalah?. Dia juga sama manusia."
"Pokoknya mama bilang enggak... ya enggak."
"Oh gitu?, oke. Tapi maaf kalau aku harus lebih memilihnya daripada kau."
"Apa maksudmu Jason?"
"Jangan pura pura bego deh."
"Mama gak akan sudi kamu bersamanya. Mama gak akan sudi kamu bahagia bersamanya. Ma..m...,"
Aku tidak menyangka aku bisa melakukan ini. Maafkan aku maa, tapi aku sangat mencintainya.
Pukul 23.13, Medan. Ibuku meninggal dunia, dengan keadaan ditusuk oleh pisau dapur. Syukurlah papa dan kakak ku sedang di Korea.Aku akan membuat kematian mama dengan merekayasanya, seakan akan rumah kita kemalingan dan mama di bunuh.
Besok paginya. Setelah semua selesai. Aku mengambil beberapa perhiasan di kamar mama.
Sore ini papa akan pulang ke Medan. Aku tidak akan ada di rumah. sepulang sekolah aku akan berada di rumahnya Fino.Hari sudah menjelang malam, pasti papa sudah pulang. Aku berpamitan dengan Fino dan keluarganya, termasuk Melan.
Benar dugaanku, mobil papa sudah ada di dalam gerbang, setelah memarkirkan mobil aku berjalan menuju dalam rumah. Aku berjalan menuju dapur, sembari memanggil 'mama' pura pura tidak tahu. Dan aku melihat papa sedang menangis begitu dahsyat. Aku tidak tega melihatnya, aku telah membunuh orang yang sangat papa cintai. Aku berpikir jika nanti aku menikah dengannya dan anakku sendiri membunuhnya, aku tidak bisa membayangkan, bagaimana nanti perasaanku.
Papa membuat keputusan untuk memakamkan mama di tanah Korea, maka besoknya aku bersama papa membawa mama pergi ke Korea.
Bebepara hari, aku mengabari Fino, agar dia datang ke sini, tentunya bersama Melan.
Beberapa bulan yang lalu
"Halo hyung, udah lebih 2 jam Yeomi belum datang juga. Kemana dia?"
"Tunggu aja, bentar lagi juga datang."
"Tapi kakiku udah mau patah. Pokoknya 5 menit dia belum datang, aku mau pulang."
"Baiklah, terserah kau."
Mana si tu cewek?, gk nongol nongol. Iya kalo cantik udah nunggu lama lama, kalo bertolak belakang?.
Eh... udah sampe sini ko aku lupa belum kabarin Fino. Oke, aku akan memulainya duluan.
"Fin, maaf aku lupa."
"Lupa apa Son?. Ko kamu lucu sih, baru nelpon langsung minta maaf. Ada apa?"
"Yaudah ah enggak jadi lupain ya Fin."
"Oiya Jason, kamu aneh banget."
"Aneh?, apaan sih Fin. Tadi lucu sekarang aneh."
"Jason ko kita malah gaje gini sih. Aku mau nanya, kita sekarang lagi ngomongin apa ya?."
"Gak tau... wkwkwkwkw."
Yhaaaa... wajah ku yang merah sekarang hilang sudah. Kenapa Fino mutusin telponya coba?
Jujur sekarang aku suka.
-
-
-
-
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
UNNORMAL #2
Short Story"TERSERAH. Kalimatku hanya satu yaitu 'KAU BUKAN KAKAK KU!' tolong kecamkan itu." "Kalau kita ditakdirkan untuk bersama, walaupun tidak berjodoh. Aku akan tetap sangat bersyukur."