part 1

652 87 2
                                    

"Oppa! Aish aku akan pulang nanti, kau pulanglah dulu ne?" Soojung mengerucutkan bibirnya membuat Jong-in semakin gemas.

"Aigoo.. kau ternyata bisa lucu juga ne?" Goda Jong-in mengedipkan satu matanya.

"Ya!!!" Seketika tawa Jong-in pecah karena kelakuan istrinya.

Ya sekarang Jong-in bersama Soojung sedang mendatangi sebuah acara.

"Lalu kau akan pulang dengan siapa hm?" Tanya Jong-in merangkul pinggang ramping Soojung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lalu kau akan pulang dengan siapa hm?" Tanya Jong-in merangkul pinggang ramping Soojung.

"Aku akan pulang bersama Sohee, Oppa. Sebaiknya Oppa pulang dan jaga Taeoh sebelum anak itu menangis ne?" Ucap Soojung mengalungkan tangannya dileher Jong-in.

"Ne, kau jaga diri hm? Jangan jail pada temanmu itu!" Pesan Jong-in mengecup singkat bibir Soojung.

"Hm... Oiya oppa nanti sampaikan salam ku pada Taeoh kalau aku menyayanginya." Soojung membalas kecupan Jong-in dengan lumatan singkat.

"Oppa saranghae." Bisik Soojung setelah memutuskan ciumannya.

"ㅋㅋㅋNado Chagi." Jong-in terkikik mendengar kata cinta pertama dari istrinya, padahal ia terus yang pertama mengucapkannya pada Soojung selama menikah.

"Sekarang oppa pulanglah, Taeoh akan menangis nanti." Usir Soojung pada suami.

"Ne, bye chagi!" Jong-in melenggang pergi meninggalkan Soojung yang sendiri menunggu Sohee.

"Bye oppa!"

***

BRUKKK....

'kecelakaan beruntun terjadi di sungai Han sekitar 25 menit yang lalu, semua korban meninggal dunia akibat peristiwa mengenaskan itu'

'soojung' seketika Jong-in meneteskan air matanya kala melihat siaran TV yang merobek hatinya.

Jong-in keluar rumah menitipkan Taeoh pada bibi Lee, dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah sakit terdekat dari sungai Han.

Mendekati meja resepsionis dan menanyakan keadaan sang istri.

Hosh...hosh...

"Dok bagaimana keadaan yeoja yang didalam?" Tanya Jong-in khawatir.

"Maaf anda siapa?" Tanya dokter yang bernama Park Jiyeon.

"Saya suaminya, jadi bagaimana keadaannya?" Tanya Jong-in memperlihatkan kekhawatirannya.

"Ne? Mianhae... Saya sudah berusaha semaksimal mungkin tuan... Istri anda mengalami pendarahan di otak dan kekurangan banyak darah... Sekali lagi saya minta maaf. Permisi..." Ucap Dr. Jiyeon dan melenggang pergi meninggalkan Jong-in yang masih membeku di tempat.

"Apa?" Lirih Jong-in dan bersandar di dinding rumah sakit.

Tak menghabiskan banyak waktu Jong-in langsung menghampiri ruangan istri yang banyak sekali selang dan alat medis lainnya.

Dilihatnya wajah sang istri yang tertutup kain putih, seketika tangisnya pecah kesegala penjuru.

***

"Appa.. eomma kenapa? Kenapa eomma tidur dengan memakai gaun? Harusnya eomma kepesta yang mewah dengan gaun itu." Tanya Taeoh, putra semata wayangnya.

"Eomma akan berkunjung ke tempat kakek dan nenek mu sayang, dan dia akan selalu mengawasi mu dan appa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eomma akan berkunjung ke tempat kakek dan nenek mu sayang, dan dia akan selalu mengawasi mu dan appa... Jadi buat eomma selalu bangga padamu eoh?" Seketika air matanya kembali jatuh setelah dari tadi ditahannya ketika mendengar pertanyaan anaknya.

Taeoh mengerti kemana pembicaraan sang ayah, dia tak ingin membuat ayahnya menangis, karena itu asing baginya yang selalu melihat senyum sang appa saat bersama eommanya.

"Tuan, acaranya akan dimulai." Bibi Lee menghampiri Jong-in dan menggendong Taeoh.

"Ne, buat istriku nyaman dengan ritualnya." Jong-in mengusap air matanya yang masih tertinggal di wajah tampannya.

***

Semenjak kepergian Soojung, Jong-in terus bersikap dingin kepada siapapun kecuali sang anak Taeoh dan bibi Lee.

Sikapnya yang dingin di manapun ia berada selalu menjadi idaman para wanita karena terlihat sexy dan menawan.

"Wah sangjangnim semakin hari semakin tampan ne?" Ucap salah seorang karyawan yeoja kepada karyawan yang lain.

"Ne, sangjangnim dingin begitu karena istrinya yang ia sayangi meninggal karena kecelakaan beruntun." Jelas karyawan lainnya.

"Really?" Tanya karyawan yang baru bergabung dan dibalas anggukan.

Jong-in mendengarkan pembicaraan mereka samar-samar saat memasuki kantor tapi ia tetap tak menghiraukannya.

Tok...tok...tok...

"Masuk" ucap Jong-in dari dalam.

"Annyeong sangjangnim." Ucap sekretaris Jong-in memasuki ruangannya.

"Aish, biasa sajalah Hyung lagi pula tak ada orang disini." Ucap Jong-in bosan.

"Hm... Kapan Taeoh pulang?" Tanya sekretaris yang juga menjabat menjadi sahabatnya itu.

"Nanti jam 10.00 Hyung." Jawab Jong-in.

"Apa nanti ada meeting atau acara penting?" Tanya Jong-in pada sahabatnya Choi Minho.

"Aniyo, wae?" Jawab Minho.

"Aku ada janji dengan Taeoh untuk makan siang bersama." Jawab Jong-in yang dibalas anggukan.

Drtttt... drtttt...

"Jong-in-a ponsel mu bergetar." Minho yang sedari tadi melihat ponsel Jong-in terus bergetar dan diacuhkan oleh pemiliknya.

"Biarkan saja Hyung." Jawab Jong-in yang masih berkutat dengan lembaran kertas pentingnya itu.

Karena sedari tadi ponsel Jong-in berbunyi membuat Minho penasaran dan mendekat untuk melihat siapa penelpon nya.

'Jisoo' guman Minho setelah melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Siapa Jisoo?" Tanya Minho yang sedari tadi penasaran.

"Yeoja yang eomma akan jodohkan dengan ku." Jawab Jong-in yang masih setia dengan kertasnya.

"Mwo?" Kaget Minho.

.

.

.

.

.

.

Makasih untuk yang mau baca, coment, like, and share.
사랑해요

FUTURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang