Mampus sudah benteng pertahanan Han Nera yang sudah dibangun sekuat-kuatnya dengan menggunakan semen tiga roda yang katanya kokoh tak tertandingi.
Kokoh dari mananya? Mendengar ucapan manis dari lelaki tua bernama lengkap Min modus Yoongi, saja sudah meleleh tak karuan. Padahal dirinya berniatan ingin bersikap cool dan anggun di hadapan Yoongi tapi ya begitu, musna seketika.
Lagi pula ini salah Min Yoongi, bisa-bisanya lelaki tua itu mengatakan kata-kata manis dipagi hari sehingga membuat anak perawan bersorak gembira dalam hati.
Paman Yoongi ini remaja modal kata-kata romansa dusta yang berkedok lelaki tua.
"Han? Kau tahu filosofi hujan dipagi hari?"
"Mana ada hujan, ini gerimis."
"Tahu tidak."
"Tidak."
"Ingin tahu tidak?"
"Tidak."
Nera mendengar sangat jelas suara tawa Yoongi, meskipun tawa itu begitu ringan dan pelan. Toh ini pagi hari, apalagi suasana pagi ini begitu sunyi hanya terdengar suara knalpot sepeda motor dan kicauan burung.
"Saat hujan turun dipagi hari, banyak orang yang mengeluh akan hal itu, namun aku enggan mengeluh. Yang kusukai dari hujan bukan hanya udaranya yang menyejukkan dan menenangkan..."
"...Karena yang aku lihat selain hujan turun dipagi hari adalah wajah manismu yang menyejukkan dan jangan lupakan senyuman manismu yang sudah menjadi tenaga wajib di hatiku."
Puitis sialan yang luar biasa memporak-porandakan jantung anak gadis!
"Paman?! Cepat berhenti!"
"Eh kenapa? Ingin memuji fisolofi diriku ya? Wah aku tersanjung."
"Fisolofi dari mana? Bualan dusta sih iya!"
😽😽😽
Pasti tebakan Han Nera tidak akan luput! Pasti lelaki tua ini sedang membalas dendam kepadanya atas apa yang sudah ia lakukan tadi sehingga membuat lelaki berusia kepala tiga itu langsung mengeluarkan isi perutnya saat sampai di depan pasar.
Hm apa yang sudah kau perbuat Han Nera.
Tapi menurut Han Nera itu tidak keterlaluan jika dirinya mengambil alih mengendarai motornya dengan kecepatan yang hampir mengalahkan pembalap dunia. Tapi ia memiliki alasan!
'tidak mau lagi mendengarkan kata-kata manis dari bibir paman Yoongi yang minta di terkam.'
Ya begitulah alasannya mengapa ia memilih mengebut dan berakhirlah Yoongi yang muntah-muntah seperti wanita hamil yang sensitif dengan bau-bauan pasar.
"Jadi paman mau makanan manis yang seperti apa sih? Langsung dipilih saja dan jangan diam saja!""Kau terlihat lelah."
"Memang! Dari tadi paman merengek minta makanan manis dan kita sudah berkeliling pasar untuk mencarinya, apa masih tidak ada yang menarik minat paman?"
"Tidak."
"Paman aku lelah!"
"Kalau begitu kita pulang saja, bagaimana?"
"Lalu, makanan manisnya?"
"Untuk apa dicari? Jika kau yang paling manis dimataku."
Yoongi sialan!