Jung Hoseok itu adalah spesies berpangkat pembual terbaik di dunia, bagi Han Nera saja sih. Tapi ya, kali ini Han Nera benar-benar ingin mencekik secara brutal leher si Jung Hoseok itu.
Bagaimana bisa Hoseok membuat kerusuhan di tengah malam begini, bukan Hoseok saja sih, Hana-lah si pencetus bualan ini lalu menyebarkan kepada teman-temannya. Dan jadilah Han Nera dikejar-kejar oleh pertanyaan yang sangat menyebalkan!
'Kau sudah melakukan sampai mana?!'
'Kenapa tidak memberitahu kami sih? Tau begitu aku akan menonton secara langsung!'
'Kalian ini masih no muhrim, tidak baik melakukan hal begitu. Tapi wajar saja sih kalian kan sudah dewasa.'
'Han Nera sudah besar.'
'Min Yoongi menang banyak dari deretan para mantan Nera.'
'Kalian kalau ingin cepat menikah ya langsung menikah saja, tak perlu menggunakan cara tanam modal.'
'Kami merestui kalian!'
Dalam hati, Han Nera menjerit sekencang mungkin menyumpahi kebodohan teman-temannya itu. Bukan hanya menyumpahi temannya saja, lelaki yang sedang berjalan disampingnya pun tak luput mendapat semprotan amarah dari Han Nera.
"INI SEMUA ULAH PAMAN! TITIK!"
"Eh? Bagaimana bisa begitu?"
"BISALAH! COBA SAJA TADI PAMAN TIDAK MEMBUATKU MARAH SAAT DITAMAN, MUNGKIN INI SEMUA TIDAK PERNAH TERJADI!"
"Bibirmu memang ingin aku hukum ya?"
"MIN YOONGI!"
"Aku tidak tuli kok sayang."
"PERSETAN!"
Huh menyebalkan! Yang Nera harapkan saat ini adalah sebuah perlakuan lembut dan romantis untuk menenangkan dirinya yang sedang marah ini, bisa juga dengan memberi semangat untuk tetap tegar menyikapi teman-temannya, dan bahkan memberikan Han Nera sebuah pelukan hangat untuk meredamkan emosinya.
Itu hanyalah ekspetasi yang diharapkan oleh wanita yang sedang merasa terpojokkan oleh kelakuan temannya.
Dan sekarang mari kita lirik si Yoongi yang sedari tadi tersenyum-senyum menggelikan yang sedang melihat kepergian Han Nera. "Jadi tadi sedang marah ya? Hehe lucu sekali."
Kembali lagi kepada Han Nera yang emosinya bertambah-tambah sebab Min Yoongi, yang tidak mengejar atau bahkan memanggil namanya untuk memberikan sebuah penjelasan, mengapa ia mengatakan hal itu saat di taman.
Eum.. Sorry, memangnya kau siapanya Yoongi, ya?
Menyakitkan sekali. Ya seperti itulah seorang wanita, tak pernah memandang status apapun demi sebuah penjelasan agar rasa mengganjal dihatinya hilang. Memang repot menjadi seorang wanita, Ingin mendapatkan penjelasan, dikata haus harapan.
Han Nera sedikit memelankan langkah kakinya, percuma ia bersikap seperti ini, bahkan Yoongi saja bersikap acuh saat dirinya tengah merajuk. Han Nera menatap kosong ke arah jalanan yang sangat sepi, suara jangkrik pun dengan sukarela menyumbangkan suaranya untuk menambahkan kesan di suasana malam ini dan suasana hati Nera yang tak karuan.
"Aku memang seperti ini, aku lupa sadar jika aku ini bukan siapa-siapanya. Aku adalah wanita yang penuh dengan harapan dan ekspetasi yang sangat tinggi untuk mendapatkan Yoongi."
"Aku bukan siapa-siapa. Ingat itu Han Nera."
"Hiks.."
"Aku benci jika diriku selalu terbodohi oleh cinta, percuma ibu dan ayah menyekolahi anaknya sampai jenjang tinggi jika, akhirnya sang anak menjadi bodoh karena cinta. Dasar Han Nera bodoh."