(1) song for you

283 44 2
                                        

Selembar kertas keriput dalam genggam, ukiran inisial yang memudar di meja sudut kelas, dan cairan bening di pelupuk mata.

Seperti itu harimu berakhir sore ini.

Matahari bahkan belum sepenuhnya tenggelam, tapi kau sudah memutuskan bahwa hari ini berakhir. Atau barangkali waktu memang tak lagi mengalir. Atau barangkali hanya duniamu saja yang berhenti. Entahlah. Yang jelas, kau hanya membatu seolah jarum jam tak lagi berlari bersamamu.

"Rekamannya," lelaki dengan rambut dicat pirang—Jean—yang berdiri di hadapanmu mulai berbicara setelah hening yang cukup lama,"akan kukirim lewat LINE nanti."

Kau mengangkat kepalamu yang sedari tadi menunduk. Jean menghindari tatapanmu, matanya bergerak gelisah memandang lantai, dan kau merasa ia menyembunyikan sesuatu dalam mata itu. Entah itu kesedihan yang tak ingin ia tunjukkan, atau memang masih ada hal lain yang belum dikatakan. Bibirmu terlalu beku untuk bertanya lagi.

"Aku tidak tahu kau ingin membacanya atau tidak," Jean berkata lagi,"tapi Tsuyoshi sudah benar-benar berjuang membuat lagu dan menulis pesan untukmu, jadi ...."

Kau buru-buru mengangguk, meski kertas itu sudah teremas dalam genggamanmu. Tapi tentu saja kau akan membacanya. Tak peduli bagaimana hatimu akan terbagi menjadi ribuan serpih nanti.

"Sekarang sudah sore, sebaiknya kita pulang saja. Kalau masih ada yang ingin kau tanyakan, LINE saja, ya."

Kau tak menjawab. Kau hanya melangkah mengikuti Jean keluar dari ruang kelas yang pernah kau tempati setahun lalu itu. Saat Jean sampai di luar terlebih dahulu, ia berbalik, memandangmu yang masih berjalan dengan kecepatan yang lebih lambat. Ada kelembutan sekaligus duka di matamu. Kau hanya pernah melihat Jean yang ceria dan suka membuat keributan di video-video yang Tsuyoshi tunjukkan, jadi kau merasa bertemu orang lain yang bukan Jean Kaito saat ini.

Tapi tentu saja seseorang akan melupakan keceriaannya saat kehilangan teman terdekat, 'kan?

.

Jean mengirim sebuah rekaman audio pada malam harinya. Kau tak sengaja membuka profil Jean saat hendak menekan ikon add as friend, dan mendapati foto Super Dragon di header-nya. Super Dragon yang bersembilan, dengan Tsuyoshi yang tersenyum lebar di sudut kiri, terlihat begitu bahagia seolah ia akan tersenyum selamanya. Tanpa sadar kau ikut tersenyum.

Lalu kata-kata Jean sore tadi terngiang kembali—membuatmu tersadar bahwa kau tak akan pernah melihat senyum itu lagi.

'Tsuyoshi tidak bisa menemuimu lagi.'

'Hah? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?'

'Tidak ... bukan itu. Dia ... sebentar, aku tidak tahu bagaimana harus mengatakannya ....'

'Dia membenciku? Dia menemukan perempuan lain? Kalau memang begitu, aku—'

'Dia sudah tidak ada ....'

Kau menarik napas panjang, lalu menahan air matamu dengan tangan. Tapi tetap saja air mata itu berjatuhan tanpa terkendali. Audio yang dikirim Jean kau biarkan tak tersentuh, sementara kertas berisi pesan Tsuyoshi tadi telah kau lipat rapi di atas meja. Hanya menyentuhnya saja kau merasa semakin disadarkan bahwa kau telah kehilangan Tsuyoshi, bahwa setiap huruf yang nanti kau baca akan membuatnya semakin menjauh. Memaksamu merelakan.

Kau masih belum siap kehilangannya.

Tsuyoshi menghilang setelah hari kelulusan. Terakhir kali kau melihatnya berseragam SMA, di bawah pohon sakura, memandang dahan yang menggugurkan kelopak. Kau menggodanya,'Kau pasti akan merindukanku, 'kan. Sudah, tidak usah sedih begitu. Nanti kita juga pasti akan bertemu lagi.'

Saat itu, kalian masih tertawa bersama. Kau menyesal karena begitu terbawa suasana hari itu. Jika saja kau sedikit lebih memperhatikan, apa kau akan menyadari ada yang janggal dalam raut Tsuyoshi? Apa ada yang salah dalam tawanya? Kenapa kau tak menyadari apa-apa?

Lalu Tsuyoshi lenyap, seakan keberadaannya dihapuskan begitu saja. Saat itu, seperti sebuah mimpi buruk yang menjadi nyata, kau hanya melihat pengumuman di akun resmi grupnya bahwa Tsuyoshi mengundurkan diri. Tsuyoshi bahkan tidak mengatakan apa-apa padamu. Kau mencari kontaknya di LINE, tapi akunnya sudah berubah menjadi unknown. Kau ingin bertanya langsung pada agensi, atau mungkin pada teman satu grupnya, namun kau tidak memiliki kontak siapa-siapa. Mantan teman sekelasmu juga tidak ada yang tahu mengapa Tsuyoshi menghilang.

Semua berkata Tsuyoshi masih terlihat baik-baik saja di upacara kelulusan. Tsuyoshi bahkan menceritakan ke mana ia akan kuliah, kampus yang berbeda denganmu sehingga kalian sempat berdebat. Tapi pada akhirnya kalian sepakat akan tetap saling menghubungi meski terpisah.

Dan tetap saling mencintai.

Tapi pengumuman pengunduran diri itu datang belum tepat satu minggu setelah hari kelulusan. Belum sampai tujuh hari dan Tsuyoshi sudah mengkhianatinya. Eksistensinya seolah tak pernah ada di muka bumi.

Hingga kemudian, setelah nyaris dua tahun kau menghabiskan waktu dengan bertanya-tanya di mana Tsuyoshi berada, Jean menghubungimu. Mengajakmu bertemu di ruang kelas tempat kau dan Tsuyoshi pernah belajar. Ia menceritakan semua yang terjadi, meski terpotong-potong dan lebih banyak diisi hening.

Jean bilang, seharusnya ia menemuimu sejak setengah tahun lalu, sejak Tsuyoshi mengucapkan selamat tinggal. Ia benar-benar meminta maaf baru menyampaikan pesan Tsuyoshi hari ini. Kau ingin protes, bahwa harusnya kau diberi tahu dua tahun lalu, tapi kau hanya diam dan mendengarkan Jean bercerita. Mulai dari Tsuyoshi yang memutuskan untuk mengundurkan diri, mengatakan pada member Super Dragon yang lebih muda untuk tidak mencarinya, meninggalkan misteri besar bagi semua orang. Lalu Reo dan Jean mendapatkan informasi dari Tahara-san tentang rumah sakit, hidup yang tak lagi memiliki harapan, akhir yang sudah diramalkan dokter ....

Kau masih tidak bisa mempercayainya.

Tapi, bagaimanapun, kau harus mendengarkan rekaman itu. Lagu yang menurut Jean ditulis oleh Tsuyoshi saat masih bergabung dengan Super Dragon. Jean bercerita, Tsuyoshi sering diam-diam memainkan lagu itu di sudut ruang latihan, bertanya pada member lain apakah nadanya sudah bagus, dan sebagainya. Tentu saja Tsuyoshi menjadi objek kejahilan para member yang sibuk menggodanya.

Lagu yang berisi perasaan Tsuyoshi padamu.

Maka, kau menghapus air mata, menekan tombol play.

Terdengar campur aduk keributan, suara-suara yang sering kau dengar di tayangan Super Dragon. Lalu suara Jean yang menyuruh mereka diam, 'Tsuyoshi akan membuat rekaman buat pacarnya, tahu!', kemudian hening.

Hei. Aku tidak tahu kapan aku akan memberikan ini padamu. Tapi aku ingin kau mendengarkan lagu ini saat kau merasa ingin menyerah. Agar kau ingat bahwa kau tidak sendiri.

Bahkan kalau aku tidak di sampingmu lagi.

.

"... 諦めそうになったら 思い出して欲しい

Now I sing this song for you."

Beyond The SephiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang