Code and Play!

150 4 2
                                    

Written for "Lomba Cerita dari Koding"

Jejak Publisher

2018

Juara Favorit

= = = = = = = = = =

CODE AND PLAY!

-Himekazeera-

Bellevue, 2020

Aku mengedarkan pandangan ke sekitarku, semua orang sibuk menunduk khusyuk dengan ponsel digenggamannya. Aku berdecak dalam hati. Pantas saja situs pencarian jodoh online buatanku dan teman-temanku mendapatkan highest rank di Playstore. Orang-orang lebih banyak menghabiskan waktu dengan ponsel daripada mengajak orang di sekitarnya berbicara, mereka membiarkan algoritma ikut menentukan pasangan hidup.

Duduk sendirian disebuah coffee shop –hampir- setiap hari, membuatku terlihat seperti makhluk paling kespian di dunia ini. Meninggalkan tanah air sendirian demi bekerja Valve Corporation, perusahaan pengembang game Dota 2.

Dentingan pada Macbook menghentikan kegiatanku memperhatikan orang-orang di sekitar. Sebuah IM masuk dari grup start up yang aku dan teman-temanku bangun di Indonesia.

Ardian : Upgrade aplikasi kapan beres? deadline maju jadi besok.

Aku mendesah pelan, deadline dari start up -terkadang- lebih mencekik leher dari pada deadline di perusahaan. Tapi aku senang mengerjakan semua deadline. Because, code is my life. Walau sampai saat ini, aku tidak mengerti kenapa orang-orang dengan mudah mendapatkan jodoh dari software yang kubuat, padahal aku sendiri belum menemukan seseorang yang disebut 'jodoh'.

Tapi untuk menemukan 'jodoh', aku tidak akan membiarkan algoritma membereskannya.

"Excuse me, do you mind if I sit down?" suara lembut seorang wanita membuyarkan fokusku dari kode-kode di hadapanku. Aku mengangkat kepalaku dari layar laptop, seorang wanita berambut coklat tua panjang dengan mengikal di ujungnya. Matanya berwarna biru cerah, office outfit berwarna krem yang membalut tubuhnya dengan pas.

Cantik. Kata itu yang cocok menggambarkan wanita di hadapanku. Aku mengangguk tanpa tersenyum. Demi apapun! Aku sulit untuk tersenyum, aku lebih sering berinteraksi dengan komputer dari pada dengan manusia. Komputer tidak perlu diberikan senyuman untuk bekerja dengan baik.

Wanita itu tersenyum, bergumam mengucapkan terima kasih dan menarik kursi di hadapanku. Wanita itu mengeluarkan smarthphone dari sakunya dan fokus mengotak-atik sesuatu di dalamnya. Tidak ada pembicaraan diantara kami.

Seorang lawan jenis bernapas kurang dari satu meter di hadapanmu, dan kau lebih memilih mengotak-atik ponsel. Astaga! Apakah orang-orang sudah kehilangan kewarasannya? but, I'm not better than them. Aku pun fokus pada susunan kode yang mempermudah hidup manusia.

"Damn!" terdengar umpatan dari wanita di depanku, wajah cantiknya terlihat gusar.

Aku menaikan sebelah alisku, wanita itu terlihat gusar dan menyimpan ponselnya dengan kasar di atas meja. "Something wrong?" tanyaku.

Dia tersenyum separo, "I'm lose!" dengan kasar dia mengambil hazzelnut latte-ku.

"Hey! That's mine!" seruku tidak terima. Meskipun cantik, aku tetap tidak terima jika dia menghabiskan kafein pertamaku pagi ini. Programmer is an organism that turns caffein into software. Aku memerlukan kafein untuk membuat otakku berjalan dengan baik.

Antologi Cerpen : Lost of LoveWhere stories live. Discover now