"Masih memikirkannya?"
Donghyuck tak berkutik,dia melamun dalam diam,ditemani oleh semilir angin yang membuat rambutnya ikut tertiup,mengabaikan pertanyaan sahabat dekatnya itu.
Pemuda manis itu menghela nafas,lalu ikut mendudukkan dirinya tepat di samping donghyuck yang masih mengabaikannya.
"Lee donghyuck" panggil renjun yang sekian kalinya,sahabat yang diabaikan olehnya.
"Donghyuckkie!"sentak renjun,kembali.
Donghyuck tersentak kaget saat mendengar suara yang membuat telinganya mendengung.
"Yaa! Tak perlu mengagetkanku seperti itu njun!"
"Hey kau ini apa apaan! Aku memanggilmu sejak tadi,namun kau malah mengabaikanku!" Ujar renjun dengan nada kesal.
"Be-benarkah?"ujar donghyuck yang sepertinya shock,setahunya dari tadi dia hanya sendiri.
Renjun memutar matanya malas,lalu menunjuk donghyuck dengan telunjuknya,sorot matanya menajam.
"Kau,memikirkan dia?"
"Ah...um yaa,aku tidak memikirkannya"jawab donghyuck sambil menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal,guna menutupi kebohongannya,
Namun renjun tidak bodoh,lee donghyuck.
"Kau mencoba membohongiku?"
Donghyuck menunduk,tidak berani menatap iris tajam renjun,nyatanya memang dia tidak bisa berbohong padanya.
"Lee donghyuck",panggil renjun.
Renjun menghela nafasnya panjang,matanya dipejamkan,lalu kembali menatap pemuda manis disebelahnya.
"Kau boleh berbohong kepadaku kali ini,namun nyatanya aku bukan orang bodoh lee donghyuck,aku tau kau masih memikirkan mark,mantan kekasih bejatmu yang tega teganya meninggalkanmu diganti oleh bertunangan,
Renjun menjeda katanya,tersulut emosi mengingat berubahnya sahabat manisnya karna perbuatan pemuda itu.
"Aku tau itu sangat sulit untukmu membuka hati pada yang lain,karna bagaimanapun,kau harus kenang semua kenangannya"
Donghyuck diam,mendengar perkataan renjun,katanya kembali menusuk hatinya.
Dari jauh,pemuda itu melihat renjun dan donghyuck sedang duduk di bangku taman,menatapnya sendu.
"Maafkan aku hyuck".lirih mark .
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love . markhyuck
Short Story"Membunuh diriku yang sudah membuat orang yang kucintai menjadi membenciku"-mark lee