04

373 27 43
                                    


"Lo mau tau kan siapa gue?"

Naufal semakin erat mencengkram kerah seragam Rizky dan semakin lama membuat Rizky merasakan sesak di lehernya.

"Lo siapa sih, apa urusannya lo sama gue dan sama masa depan gue?" ucap Rizky lantang.

Naufal semakin marah karena Rizky menyebut Dinda sebagai masa depannya.

"Lo belum pernah ngerasain jatuh dari balkon lantai tiga? lo mau nyobain?" tantang Naufal.

Dinda yang masih diam-diam melihat aksi pacar dan adik kelasnya itu merasa takut sekaligus cemas, ia takut jika Naufal akan melakukan hal-hal yang nekat ke Rizky karena Dinda tau, Naufal akan sangat sensitif jika itu menyangkut Dinda. Contoh kecilnya saja ketika Naufal memergoki Maxime yang sedang menatap Dinda dan itu membuat Naufal sangat marah bahkan ingin menonjok Maxime hanya saja di cegah oleh Dinda. Karena Naufal tau, cara Maxime menatap Dinda beda ketika Maxime menatap cewek-cewek lain seperti ada sebuah rasa di mata Maxime.

Sementara itu Rizky mulai berusaha melepaskan cengkraman tangan Naufal yang sudah sangat mencekek lehernya.

"Gue gak ngerti mau lo apa?!" tanya Rizky.

"Gue cuma mau lo jauhin Dinda dan jangan pernah lo memperlihatkan wajah lo di hadapan Dinda lagi." jawab Naufal.

"Apa urusan lo? lo berhak apa nyuruh-nyuruh gue?" tanya Rizky.

"Gue gak suka kalau lo deketin Dinda! Apalagi sampai lo nekat nembak dia di hadapan semua orang dan kalau aja tadi gue masih ada di situ... lo bakal langsung gue habisin!" gertak Naufal.

Rizky yang merasa kesal karena ucapan dan ancaman Naufal, memaksa melepaskan cengkraman tangan Naufal dari kerah seragamnya.

Kedua tangan Naufal berhasil terlepas dari kerah seragam Rizky.

Rizky mencoba mengatur nafasnya yang sempat sesak akibat ulah Naufal.

"Lo siapa Dinda sih? lo juga suka sama Dinda? kalau lo suka, kita bisa bersaing secara sehat, man" ucap Rizky.

Naufal tersenyum meremehkan, "Tanpa bersaing sama lo, gue jelas jadi pilihan Dinda."

"Gausah mimpi deh lo! Dinda itu masa depan gue dan dia bakal jadi milik gue." tegas Rizky.

"Sebelum lo patah hati mending lo lupain dan kubur keinginan lo buat miliki Dinda. Dan jauh-jauh lo dari cewek gue." ucap Naufal.

"Cewek lo?" tanya Rizky.

"Iya, Dinda cewek gue dan kita udah lama pacaran, jadi lo jauh- jauh deh gue paling gak suka ada cowok lain yang deketin cewek gue." jawab Naufal.

Rizky diam sejenak, ia teringat ketika Dinda mengatakan bahwa dia sudah punya pacar.

Rizky memperhatikan Naufal dari atas sampai bawah.

Cowok kaya gini yang dipilih sama Dinda? Batin Rizky.

"Lo udah tau kan siapa gue? Dan peringatan gue gak main-main." ucap Naufal.

Naufal melangkah pergi, namun ia berhenti melangkah ketika mendengar ucapan Rizky.

"Gue tetap perjuangin Dinda."

Naufal yang semula sudah meredakan emosinya kini kembali emosi mendengar perkataan Rizky. Ia segera berdiri menghadap Rizky.

"Apa lo bilang?" tanya Naufal basa-basi.

Rizky menatap serius ke arah Naufal, "Gue tetap perjuangin Dinda."

"Lo mau cari mati?" Naufal kembali mencengkram kerah seragam Rizky.

"Gue mau cari dimana letak pintu hati Dinda supaya gue bisa masuk ke sana." jawab Rizky santai.

Naufal tertawa meremehkan, "Lo masih gak paham apa yang gue bilang tadi? Apa perlu gue suruh Dinda ke sini buat bilang kalau dia adalah cewek gue? Supaya lo sadar dan lo bangun dari mimpi lo."

"Gue yakin, selama lo belum mengikat Dinda dalam suatu hubungan yang sah, gue masih ada harapan untuk miliki dia." ucap Rizky.

"Kurang ajar lo!"

Naufal melayangkan tangan kanannya yang ia gepalkan di udara bersiap menonjok Rizky.

"Sayang, jangan!!!"

Dinda segera berlari menghampiri Naufal dan Rizky dan langsung mencegah tangan Naufal yang hampir saja mencapai wajah Rizky.

Naufal dan Rizky secara bersamaan menoleh ke arah Dinda.

"Sayang?"

"Dinda?"

Ucap Naufal dan Rizky bersamaan.

"Kamu ngapain di sini?" tanya Naufal.

"Jangan lakuin ini." ucap Dinda sambil menurunkan tangan Naufal yang masih terarah di hadapan wajah Rizky.

"Aku gak suka sama dia. Dia udah berani nembak kamu, dan sekarang dia malah nantang aku." ucap Naufal.

"Kamu dengerin aku, gak ada gunanya kamu buang-buang tenaga buat nonjok dia, karena aku cintanya sama kamu dan aku gak mungkin milih dia." ucap Dinda.

Rizky menatap dengan raut wajah kecewa.

Naufal terdiam mencoba meredam emosinya.

"Aku udah bilang kalau aku udah punya pacar, dan dia, Naufal, dia adalah pacar aku." ucap Dinda.

Dinda mengatakan itu sambil menatap Rizky.

Rizky hanya diam mendengar ucapan Dinda.

"Dan aku..."

Dinda menjeda kata-katanya dan ia beralih menatap Naufal.

"Aku sangat mencintai lelaki yang ada di hadapan aku ini." Lanjut Dinda tersenyum ke arah Naufal.

Mendengar ucapan dari sang pacar, Naufal tersenyum dan meraih sebelah tangan Dinda dan menggenggamnya.

"Oke, gue tau sekarang emang dia yang lo cintai, tapi asal lo tau, bukan cuma dia yang ada di hadapan lo, tapi juga gue. Dan gak menutup kemungkinan kalau suatu saat lo juga akan jatuh cinta sama gue." Ucap Rizky menatap serius ke arah Dinda.

Dinda yang baru menyadari jika posisinya sebenarnya adalah berada di antara Naufal dan Rizky dan posisinya yang juga berhadapan dengan Rizky.

"Kamu salah, aku emang ada di hadapan kamu, tapi arah mata aku memandang ke arah Naufal, bukan kamu." Sahut Dinda.

Rizky tersenyum kecil, "Mungkin kamu yang akan salah, karena sebelum mata kamu memandang dia, mata kamu lebih dulu memandang aku." ucap Rizky.

"Lo dasar..." Naufal sudah ingin menonjok Rizky namun dengan cepat Dinda mencegahnya.

Rizky hanya tersenyum kecil dan ia segera melangkah pergi.

"Cemen lo!" ucap Naufal.

"Udah udah kamu tenangin diri kamu dulu dan kamu gak usah dengerin kata-kata dia. Kamu percaya kan sama aku?" ucap Dinda.

Naufal menatap mata Dinda, ia mengagguk pelan dan langsung memeluk Dinda.

Dinda balas memeluk Naufal.

Dan ada sedikit senyuman keluar dari bibir Naufal.

Dinda memang selalu bisa menenangkan Naufal yang sedang emosi dan Naufal akan sering memeluk Dinda seolah-olah ia takut jika Dinda di ambil orang lain.

Disaat Dinda dan Naufal sedang larut dalam pelukan mereka, tanpa di ketahui, seseorang sedari tadi menyaksikan kejadian itu secara diam-diam sembunyi di balik dinding.

Ia tersenyum licik dan mendapatkan ide untuk melakukan suatu hal.







[Tbc]

Maaf ya yg udah nungguin aku update cerita ini lagi sibuk sama tugas sekolah yang numpuk bgt aku sempat-sempatin buat lanjutin cerita ini walaupun lama.

Semoga kalian suka :)

-jatuh cinta 040319

JATUH CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang