Keinginanku begitu sederhana, hanya ingin menyaksikan riuh tawamu lebih lama. Namun, sekali lagi logika menolak luka bertamu untuk kali kedua. Sebab, setiap luka butuh waktu untuk benar-benar sembuh bukan?
Memoar-memoar biru tentang kita biarlah tersusun rapi. Layaknya kolase di lorong sepi yang dulu selalu berdebar saat mata itu menatapku dalam diam.
Memar itu belum benar-benar pudar. Namun, usaha melupakanmu adalah keikhlasan yang sedang aku upayakan, Sayang.
Aku biarkan kau pergi, bersama angan yang dipaksa kandas oleh apiknya konspirasi-konspirasi alam raya.
Sebaiknya, kau benar-benar pergi agar aku mampu menemukan kembali sebagian dari diriku yang sempat lenyap bersama binar matamu yang teduh.
Perihal impian yang pernah aku semogakan pada Tuhan. Telah aku biarkan beku menyatu dalam nyanyian malam yang sendu.
Semoga kau benar-benar bahagia. Setalah pengabaian yang kau lakukan tanpa pernah memikirkan bagaimana kabar hatiku?
Semoga langkahmu setelah ini direstui alam. sehingga kau tak pernah merasakan luka terdalam akibat pengabaian akan rasa yang datang di waktu yang salah.
Pintaku sederhana semoga kelak aku dan kau benar-benar akan menemukan seseorang yang tepat untuk mengusap pipimu ketika air matamu luruh. Yang akan terus percaya meski curiga mengusik tenangnya kepala. Sebab setelah kepergianmu aku belajar kita hanya membutuhkan sosok yang mampu berjuang hingga akhir bukan ia yang selalu lupa esensi akan sebuah ikrar kemudian ingkar.
Aku percaya kau akan baik-baik saja tanpa aku. Teruslah menemukan cara untuk bahagia. Setelahnya kenanglah aku sebagai masa lalu yang pernah mengupayakan kebahagiaanmu. Walau pada nyatanya, aku harus membiarkan luka bersemi di tengah rimbunnya angan tentang kita di masa depan.
Pergilah sayang, kembali bertualang hingga kau menemukan tempatmu pulang yang senantiasa menawarkan kebahagiaan tanpa pernah mencicipi kepedihan akan sebuah kehilangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senar Rasa Lelaki Berhati Matahari
PoesiaKau adalah seribu kata yang belum rampung dirangkum dalam raung, sementara aku adalah bahak luka yang acapkali kau abaikan.