#1 Lucifer Lust

647 80 4
                                    


Jihoon melempar tabletnya ke sembarang arah. Hari ini dia amat lelah, dan sebuah situs berita bodoh malah membuatnya kesal.

"Agensi memintamu datang besok pagi"

Ong Seongwu —manajer Jihoon, masuk ke kamarnya tanpa permisi dan mendapati Artisnya tengah menatap ke luar jendela besar yang ada di kamar itu.

"Hyung, aku lelah, boleh aku keluar mencari mangsa?"

Jihoon berbicara tanpa menatap lawannya.

"Kau sedang dalam pengawasan, Pangeran. Aku tak mungkin membiarkanmu berkeliaran."

"Oh ayolah, malam ini saja biarkan aku keluar. Sebelum semua masalah menjadi semakin besar dan aku semakin sibuk, aku hanya ingin bersenang-senang sebentar"

Seongwu mengernyit, masalah semakin besar?

"Apa maksudmu dengan masalah makin besar?"

Jihoon menoleh, ia berjalan menghampiri Seongwu dan duduk di sofa yang memang ia letakkan di kamarnya.

"Agensi akan membenarkan berita kencan itu, tentu saja untuk mencari keuntungan."

"Lalu dimana point yang kau katakan 'masalah makin besar' itu?"

"Seseorang akan datang. Auranya makin kuat tapi aku tak tau siapa dia. Yang jelas, aku dapat melihat sepasang sayap."

"Iblis lain? Apakah itu Jinyoung?"

"Tidak, bukan, auranya sama sekali berbeda dengan Jinyoung. Aku tak dapat melihatnya gara-gara Raja sialan itu menyegel kekuatanku"

"Dan yang kau bilang Raja Sialan itu adalah Ayahmu Park Jihoon"

Jihoon memandang Seongwu malas. Kesal karena Seongwu selalu memihak ke Ayahnya.

"Kenapa kau selalu memihak ke Ayah?!"

"Karena dia Tuanku!!"

"Tapi aku juga Tuanmu!!"

"Kau Pangeran, dia Raja, jelas aku memihak yang lebih berkuasa"

"Kau— ah terserahmu, pokoknya biarkan aku keluar malam ini"

Jihoon berdiri dan menyambar coat serta ponselnya. Seongwu membiarkannya pergi, toh Jihoon bukan iblis biasa, dia Pangeran yang walau kekuatannya di segel masih bisa mengalahkan beberapa Region iblis.

"Kau sendiri?"

Seongwu memastikan, karena ia tak bisa menemani sang Pangeran malam ini. Sang Raja memanggilnya, dan ia harus datang.

"Aku pergi bersama kekasihku, sampaikan salamku pada Ayah, Astaroth"

.
.
.



"Kau mau kemana Jinyoung?"

Jinyoung menghentikan langkahnya manakala mendengar sang manajer memanggil namanya.

"Minhyun Hyung, Jihoon mengajakku keluar malam ini."

"Oh, apakah kalian sekarang menjadi sepasang kekasih sungguhan?"

"Tutup mulutmu Hyung, aku hanya mengikuti permainan agensi, dan lagi pula Jihoon bilang padaku jika agensi akan meminta kita untuk membenarkan skandal itu."

"Seperti yang diharapkan, Pangeran Gusion memang pandai memprediksi masa depan."

Jinyoung mengangguk setuju tanpa mengalihkan pandangan yang sedari tadi tertuju ke ponselnya.

"Aku berangkat Hyung, bilang pada Ayah aku tak akan macam-macam malam ini."

Jinyoung pun menghilang di balik pintu setelah menyambar kunci mobilnya.

La Vie En Rose [WINKDEEP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang