~sang puitis~ pt.1

11 3 0
                                    

Senja....
Semburat jingga
Bertabur warna
Tapi menyimpan luka
Indah tapi tak lama
Menggambarkan gejolak yang ada di relung dada

~sang puitis~

Itulah secuil puisi di mading yang di baca oleh Hyejin, puisi yang begitu indah menurutnya.

'Ahh andai saja kakak masih hidup pasti dia juga akan seperti ini'

Ya, dia lah Hyejin, Kim Hyejin nama lengkapnya yeoja ya sekarang duduk di bangku kelas 11 sekolah menengah atas ini, dia yeoja yang cukup pendiam hanya beberapa teman yang ia miliki, tapi itu membuatnya nyaman.

Yeoja=perempuan

Satu teman yang begitu ia percaya Song Sangra namanya, yeoja satu ini dapat membuat hari Hyejin yang putih menjadi berwarna.

"hYEJIN-SSI" beginilah rutinitas pagi yang Hyejin jalani, mendengar teriakan melengking dari Sangra yang membuat telingnya sakit seketika.

"Ih Sangra, jangan teriak-teriak dong malu tau, kan diliatin anak-anak!"

"Hehe biarin aja, gak usah di perduliin"

Oh iya Hyejin baru ingat bahwa temannya yang satu ini tak punya rasa malu sekalipun, tapi itu yang membuat seorang yeoja seperti Sangra beda dari yang lain.

'Mungkin urat malu Sangra sudah putus'-Hyejin

"Iya deh terserah kamu"kata Hyejin sambil membenamkan mukanya pada lipatan tangan yang ad diatas meja

"Hyejin udah liat belum puisi yang ada di mading tadi?" Tanya Sangra sambil menarik bangku sebelah Hyejin.

"Hmmm" Hyejin hanya berdehem saja.

"Wah tadi puisinya bikin meleleh banget sih, Jin kalau aku punya namjachinggu kayak gitu gimana ya? Pasti akau akan jadi orang yang bahagia di dunia" ujar Sangra sambil menatap langit-langit kelasnya tak lupa dengan cengiran-cengiran kecil yang menyertainya.

(Namjachinggu = teman laki-laki)

"....."

"Jin dia siapa ya? aku kok jadi penasaran, dia ganteng gak ya?" Sangra masih terus saja mengoces tentang si puitis yang membuat puisi di mading tadi, sedangkan Hyejin mungkin dia sadang berkelana menuju alam mimipinya.

"Jin?"

"hYEJINNNNNN!"

"Eung mwo-ya?" Sahut Hyejin dengan nyawa yang mesih terkumpul setengah.

(mwo-ya : apa)

"Jadi dari tadi kamu gak dengerin aku ngomong?" Tanya Sangra dengan kesal sembari mengerucutkan bibirnya.

"Heheh" Hyejin hanya bisa menggaruk tengkuknya yang tak gatal

"Ih sebel" bibir Sangra semakin maju layak nya bebek.

"Aigoo tak usah begitu juga, jelek tau udah kayak bebek gitu!"ujar hyejin sembari menarik bibir Sangra

"Thakith thau"

-sakit tau-

"Hahah mian ya habisnya lucu sih" ucap hyejin dengan cengiran tanpa dosanya.

"Bodo aku marah" dan setelah kejadian itu Sangra terus saja mendiamkan Hyejin, diselingi bibir Sangra yang terus mengucapkan sumpah serapahnya pada Hyejin.

"Bodo aku marah" dan setelah kejadian itu Sangra terus saja mendiamkan Hyejin, diselingi bibir Sangra yang terus mengucapkan sumpah serapahnya pada Hyejin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SANG PUITIS | KIM TAEHYUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang