Hacker (Peretas) Remaja Raup Rp 15,5 Miliar tanpa Melanggar Hukum, jadi ABG Terk

205 10 0
                                    







RemajaArgentina yang baru melakukanperetasan untuk bersenang-senang sejak tiga tahun lalu, dan - tanpa pelatihan resmi - telah mendapatkan US$1,1 juta atau Rp15,5 miliar dengan cara menemukan cacat perangkat lunak sejumlah perusahaan besar dunia.

Santiago Lopez membeli dua mobil, sebuah rumah mewah di pantai dan jam disainer lewat penghasilannya sebagai 'bug bounty hunter' atau pemburu virus besar.

"Saya melakukan peretasan setelah menonton film 'Hacker'. Saya mencintai kode hijau 'garis bersama' sehingga saya mulai mempelajarinya di internet dan saya meneliti cara mendapatkan uang lewat peretasan, tetapi sesuai dengan hukum."

Santiago mengatakan dia ingin menunjukkan kepada dunia bahwaperetas tidak harus seperti stereotip yang mendominasi media.

Dia mengakui dirinya tergoda menggunakan keterampilannya untuk tujuan jahat sebelumnya, tetapi kemudian menemukan sistem 'Bug Bounty' menyelamatkannya dari melakukan kejahatan.

Bug bounty

Program Bug Bounty mendorong peretasan sesuai hukum dengan membayar peretas untuk menguji situs internet besar terkait cacat keamanannya.

Karena pelanggaran data semakin biasa terjadi, perusahaan semakin sering menyisihkan dana pengamanan dalam jumlah besar.

Santiago menggunakan platform 'Bug Bounty' terbesar dunia, - HackerOne.

Selama tiga tahun hal ini digunakan, sekitar 350.000 peretas dibayar US$45 juta atau Rp637 miliar dari berbagai perusahaan, termasuk Yahoo, Spotify, Airbnb, Adobe dan Uber.

Sebagian peretas senior di platform itu, Santi menemukan lebih dari 1.600 bug dan dibayar dari ratusan sampai ribuan dolar per bug, bergantung kepada seberapa serius masalah yang ada.

"Saya membantu banyak organisasi termasuk Twitter, Verizon, pemerintah AS dan sejumlah perusahaan swasta yang tidak bisa saya sebutkan!"

Santiago sekarang menjadi salah satu remaja terkaya di negaranya dengan penghasilan lebih dari 40 kali gaji rata-rata orang tuanya, yang tentu sangat bangga.

Remaja penggemar olahraga yang suka berkegiatan di luar ruangan ini mengatakan dirinya memperlakukannya seperti pekerjaan biasa dan bangga karena telah mengubah cara pandang orang terhadap peretas.

"Adalah penting bagi saya bahwa saya adalah diri saya sendiri, sebagai pribadi tersendiri. Tidak semuaperetas berambut panjang, berkacamata dan melakukan hal-hal buruk. Bagi setiap bug yang kami temukan, internet menjadi sedikit lebih aman."

Ketika dia tidak tinggal di kompleks mewah di pantai Argentina, Santiago tinggal di rumah orang tuanya di Buenos Aires.

Dia bekerja sekitar delapan jam sehari, seperti kebanyakan peretas dia paling produktif saat larut malam.

"Saya kadang-kadang bekerja sampai jam empat pagi, meretas, artinya, saya banyak tidur sepanjang hari. Saya berusaha tidak bekerja lebih dari yang diperlukan karena saya menyukai keseimbangan. Adalah penting untuk keluar dan melakukan berbagai hal seperti berolah raga."

Ia mengatakan meskipun bug bounties semakin populer, selalu terdapat kepekaaan.

Dia berharap mendapatkan US$500.000 atau Rp 7 miliar tahun ini

Ikuti terus
Cerita hacker soory kalo kurang bagus kisah kali ini

kisah hackerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang